Jika mau jujur, tidak satupun orang yang mau terlibat dengan namanya
hutang. Pada beberapa orang, hutang dapat terselesaikan dengan baik. Namun pada
beberapa lainnya hutang justru membawa mereka ke masalah yang jauh lebih besar.
Tidak ada larangan untuk berhutang asalkan hutang tersebut bukanlah hutang
konsumtif, melainkan hutang produktif. Hutang konsumtif dapat diartikan sebagai
hutang yang anda peruntukkan membeli barang-barang yang mengalami penurunan
nilai di masa yang akan datang. Yang termasuk hutang ini adalah hutang untuk
membeli barang-barang elektronik.
Sedangkan hutang produktif adalah hutang yang anda gunakan untuk membeli barang-barang yang memiliki nilai jual yang terus naik di kemudian hari, hutang yang dapat meningkatkan aset yang anda miliki, serta menghasilkan arus kas. Contoh dari hutang produktif adalah berhutang untuk membeli rumah atau apartemen, serta hutang yang anda gunakan sebagai modal usaha selama usaha tersebut menghasilkan keuntungan yang lebih besar dari bunga hutang itu sendiri. Hutang kendaraan juga dapat diketegorikan hutang produktif, lho. Asalkan kendaraan tersebut anda gunakan untuk berbisnis dan menghasilkan uang.
Sedangkan hutang produktif adalah hutang yang anda gunakan untuk membeli barang-barang yang memiliki nilai jual yang terus naik di kemudian hari, hutang yang dapat meningkatkan aset yang anda miliki, serta menghasilkan arus kas. Contoh dari hutang produktif adalah berhutang untuk membeli rumah atau apartemen, serta hutang yang anda gunakan sebagai modal usaha selama usaha tersebut menghasilkan keuntungan yang lebih besar dari bunga hutang itu sendiri. Hutang kendaraan juga dapat diketegorikan hutang produktif, lho. Asalkan kendaraan tersebut anda gunakan untuk berbisnis dan menghasilkan uang.
Seorang perencana keuangan sekaligus CEO PT. Fokus Finansial, Rina Dewi
Lina mengatakan, ada hal penting yang harus anda perhatikan saat akan berhutang.
Yaitu, anda harus mengenali sejauh mana kemampuan anda dalam membayar
hutang-hutang tersebut. Jangan sampai jumlah hutang anda melebihi kemampuan
anda dalam membayar. Menurut wanita kelahiran Bandung 22 Mei ini, batasan dalam
berhutang adalah tidak melebihi 40% dari penghasilan hutang konsumtif atau hutang
KPR. Semisal jika anda memiliki cicilan motor sebesar Rp. 2.500.000.- per bulan sedangkan pendapatan anda perbulan adalah Rp. 6.000.000.- Maka nilai penghasilan hutang konsumtif anda adalah Rp. 2.500.000.- / Rp. 6.000.000.- = 0,42 atau 42%. Nilai ini melebihi batas maksimal yaitu 40%, sehingga anda diharapkan untuk mengurangi hutang anda.
Masih menurut Rina, anda juga harus mempertimbangkan beberapa hal yang
berkenaan dengan pemilihan lembaga keuangan tempat anda berhutang. Diantara hal yang harus dipertimbangkan adalah prosedur peminjaman, biaya yang muncul, serta besarnya cicilan tiap bulannya. Agar anda tidak tersesat dalam hutang yang bermasalah, libatkan perencana
keuangan. Karena perencana keuangan akan membantu serta memberikan masukan
terbaik bagi anda untuk memperolah pinjaman yang aman.
Nah, sebisa mungkin hindarilah hutang. Namun bila memang terpaksa harus berhutang, cermatilah hal-hal di atas agar hutang anda tidak berubah menjadi bencana.
Nah, sebisa mungkin hindarilah hutang. Namun bila memang terpaksa harus berhutang, cermatilah hal-hal di atas agar hutang anda tidak berubah menjadi bencana.
PT. FOKUS FINANSIAL
Jl. Jend. Sudirman Kav 52-53
Sudirman Central Business District (SCBD)
Email : info@fokusfinansial.co.id
Saya termasuk orang yang takut berhutang..hehe.. Takut nggak bisa bayar.. :D
BalasHapusSama. Ujung-ujungnya, takut lupa dan ditagih di akhirat :( :(
Hapus