By. Hana Aina
Teruntuk yang tersayang, menatapmu antara
nyata dan impian
Telah ku lantunkan kidung-kidung kesunyian
di antara malam yang merayap dalam keangkuhan
Ia menelan semua aksara dalam diam
agar ku tetap bungkam bersama lara yang terpendam
Ah,
haruskan aku bergegas, berkemas
mengumpulkan nyawaku dalam cawan kerinduan
agar dapat kau nikmati pada akhir perjamuan
semua rasa sebelum sirna
: menelannya
meski pahit menghimpit
terbakar atau pun sakit
Hingga aku terpasung
dalam cinta fana--------------------------------------------------------------------------------------------
NOTE : Satu puisiku di buku antologi TINTA
EMAS
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih telah berbagi komentar