By. Ari Kinoysan Wulandari
1. Outline adalah
kerangka, regangan, garis besar, guratan, sinopsis global, ringkasan
seluruh cerita. Outline merupakan rencana penulisan dengan membuat
garis-garis besar dari suatu karangan yang akan digarap; rangkaian
ide-ide yang disusun secara sistematis, logis, jelas, terstruktur, dan
teratur.
2. Outline sangat penting sebagai pemandu langkah demi langkah dalam proses penulisan. Outline yang bagus ibarat 80 persen materi siap. Tinggal mengetiknya sebagai bentuk naskah lengkap.
3. Outline masing-masing penulis sangat tergantung dari karakter dan
kepribadian penulisnya. Ada yang garis besar saja, ada yang rinci bab
per bab, ada yang lebih detail sampai ke karakter dan adegan. Pilihlah
yang paling mudah bagi anda.
4. Outline yang paling baik adalah
outline yang membuat kita bisa fokus dan terus menulis sampai selesai;
hindari menilai dan mengatakan outline anda tidak bagus. Harus pede
bahkan dari sejak membuat outline.
5. Apakah boleh keluar dari
outline yang sudah dibuat? Tentu saja boleh. Tapi ingatlah, outline
dibuat agar kita tidak keluar jalur. Jadi fokuslah pada yang sudah
dioutlinekan agar tidak semakin bingung dan naskah segera selesai.
6. Bagaimanakah mengatasi keinginan untuk mengubah cerita dari outline
karena ada ide baru? Berhentilah menulis. Tuliskan ide baru itu dalam
kertas/file kerja lainnya. Lalu kembalilah menulis sesuai outline.
7. Saat membuat outline, sebenarnya kita sudah diajak “merancang”
keseluruhan kinerja kita, baik kinerja intrinsik (judul, premis,
opening, isi/konflik, dialog, karakter, setting, suspense, ending, dll)
maupun kinerja ekstrinsik (segmentasi, berapa lama dikerjakan, kemasan
produk, dll).
8. Bagaimana cara mudah membuat outline? Pakai
rumus 5W dan 1H, what: apa ceritanya?; why: mengapa cerita/peristiwa itu
terjadi?; where: di mana cerita berlangsung?; when: kapan cerita
berlangsung?; who: siapa yang menjadi tokoh ceritanya?; how: bagaimana
jalan ceritanya?; jawaban itulah yang menjadi rangkaian
cerita dalam novel.
9. Bolehkah saya menulis tanpa menggunakan outline? Boleh, asal anda
bisa menjaga konsistensi cerita secara keseluruhan. Ingat, dengan
outline anda tak perlu mengingat-ingat keseluruhan cerita (semisal 200
halaman di otak anda), cukup menuliskannya sebagai outline dan bisa
melihatnya kapan saja. Dengan outline kita juga mudah mengetahui
kekurangan dan kelebihan format cerita kita.
10. Kenapa saya
sudah pakai outline tapi tetap macet di tengah penulisan? Jawabannya
macam-macam; bisa bosan, malas, materi kurang, tidak menguasai materi,
dll. Tinggalkan meja kerja. Cari tahu masalah anda, lalu selesaikan.
Kalau bosan, refreshing. Kalau malas, cari motivasi kenapa menulis.
Kalau materi kurang, tambah lagi dengan browsing, baca, cari narasumber.
Kalau tidak menguasai materi, carilah ahli sebagai pendamping.
Happy Writing. Be a Good Writer :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih telah berbagi komentar