By. Ari Kinoysan Wulandari
Menjadi penulis lepas (freelance writer) terlihat sangat menyenangkan,
karena hidupnya santai-santai saja. Yach, begitulah bagi mereka yang
sudah tahu ritme kerjanya. Hidup akan mudah dan banyak hal bisa
dilakukan. Namun tak cukup mudah bagi mereka yang tak punya
disiplin pribadi dan komitmen. Kiranya hal ini dapat jadi pertimbangan,
bagi mereka yang mau total berkarir sebagai freelance writer.
Percayalah, di dalam industri kreatif ada banyak “ruang gelap” yang
tidak seglamour dan seindah yang dipikirkan orang.
1. Milikilah KEMAMPUAN MENULIS yang bagus.
Itu syarat wajib untuk menjadi penulis lepas, tak peduli jenis tulisan apa yang paling anda kuasai.
2. Cari MEDIA tulis yang paling anda sukai.
Ada banyak jenis penulis; ia bisa menjadi penulis di media (koran dan
majalah), buku (penerbitan) dengan berbagai jenisnya, penulis iklan,
penulis script tv dan film, penulis untuk blog dan web; tiap orang punya
spesifikasi dan kesenangan yang berbeda. Tetapkan media anda, dan
totallah di sana. Jangan serakah. Jangan mencoba semuanya dalam waktu
bersamaan, hasilnya tak akan maksimal.
3. REALISTIS dengan dunia penulisan.
Menulis memang menyenangkan, tetapi di balik itu juga ada banyak
masalah; deadline, naskah tak kunjung kelar, writer block, honor tak
kunjung cair, royalti yang dikemplang penerbit, produser yang jail,
revisi berulang-ulang, kebebasan berkarya yang dipangkas habis oleh
industri kapitalis, dll.
4. PROFESIONAL.
Percayalah,
rata-rata penulis memiliki tingkat “ego” yang sangat tinggi. Diperlukan
kebesaran hati untuk menyadari bahwa anda telah masuk industri. Di dunia
industri berarti harus siap kompromi dengan ide yang tidak sejalan,
waktu yang terbatas, menuruti kata klien (PH, penerbit, media, pihak
ketiga) yang sebenarnya tidak cocok dengan kata hati, dll.
Begitu anda menerima pekerjaan, kooperatiflah dan jangan mengedepankan
ego anda. Sering kali pihak ketiga itu sangat “kejam” dan “membantai”
karya yang sudah anda tulis dengan sepenuh hati. Kompromi saja dengan
menyelipkan di berbagai tempat “nilai-nilai” yang anda inginkan.
5. Tahan MENTAL.
Kalau anda tak punya mental baja menghadapi cercaan, kritikan,
permintaan revisi berulang, tengah malam sedang tidur nyenyak digedor
pintu untuk revisi script, dll. sepertinya anda tidak pas untuk jadi
freelance writer. Cari saja pekerjaan lain yang bisa menggaji anda
bulanan, masuk kerja nine to six sabtu minggu libur tiap bulan gajian.
Aman dan tak perlu jungkir balik dengan berbagai situasi pekerjaan yang
sering unpredictable seperti di industri kreatif.
6. Tidak ada bayaran untuk PENELITIAN.
Tulisan tertentu harus dikerjakan dengan riset. Untuk para freelancer,
itu sudah jadi tanggung jawabnya dan tidak ada bayaran lagi. Jadi
pastikan kalau anda menulis yang memerlukan riset, honor yang anda minta
sudah termasuk biaya penelitian. Ini bukan jenis pekerjaan dosen atau
peneliti negara yang penelitian pun dibayar dengan cukup.
7. Perjanjian TERTULIS.
Umumnya tiap kerja sama, ada perjanjiannya, meskipun dengan tulisan
tangan. Pastikan saja semuanya benar dan sesuai. Termasuk pembayaran
yang biasanya sering jadi gegeran di belakang. Pastikan pekerjaan anda
sudah dibayar selesai saat anda menyelesaikan pekerjaan atau sesuai
perjanjian. Untuk berjaga-jaga saja. Saya pribadi, karena sebagian besar
sudah klien lama, jadi sudah tahu sama tahu. Kalau orangnya masih
itu-itu saja, ya biasanya semuanya berjalan lancar dan baik.
8. Masalah HAKI
Dalam penulisan tertentu kita mungkin harus mengambil HAKI milik orang
lain, pastikan jelas pengalihannya dengan perjanjian agar tidak
menimbulkan masalah di kemudian hari. Ada banyak perizinan pengalihan
hak yang cukup dengan surat permohonan tanpa bayar. Tapi ada beberapa
yang bersifat komersial dan harus diganti. Itu semua menjadi urusan
penulis yang mengerjakan proyek, bukan urusan klien yang memberi
pekerjaan.
9. Masalah HONOR
Dalam dunia freelancer tak ada
yang baku soal honor. Bisa saja untuk tulisan dua lembar anda dibayar
200 juta, tapi untuk berlembar-lembar buku anda dibayar 20 juta. Ada
saja cerpen 5 lembar penulis dibayar 2 juta, tapi untuk penulis yang
lain hanya dapat 100 ribu, ada penulis script dibayar 700 juta sekali
film, ada yang baru 10 juta untuk satu script film, dst. Semua
tergantung kualitas penulisan, klien, penulisnya, negosiasi, jenis
deadline, tingkat kesulitan, media, dll.
Jadi luwes sajalah,
kompromi dengan berbagai harga. Penulis yang bawel, itung-itungan,
pasang harga, biasanya sulit dapat job. Fleksibel saja, tidak usah
pasang tarif. Biasanya klien sudah mengerti sendiri berapa seharusnya
membayar. Hanya pastikan semuanya jelas sejak awal agar tidak gegeran di
belakang yang merusak hubungan baik.
10. Menguasai BAHASA INTERNASIONAL
Tak dapat dipungkiri, penulisan adalah industri kreatif yang dibutuhkan
seluruh dunia. Begitu anda memiliki skill menulis, menguasai bahasa
internasional (bahasa Inggris), lebih bagus bila didukung bahasa asing
dominan lain seperti Mandarin, Jepang, dll; maka anda akan menguasai
dunia penulisan dengan mudah. Anda bisa menulis untuk berbagai jaringan
media internasional.
Yach, menjadi freelancer harus kuat,
belajar terus, sekolah terus, memperbaiki kualitas tulisan secara terus
menerus. Kalau mandeg, sesungguhnya anda telah mematikan sumber
penghidupan anda sendiri.
Jadi, jangan hanya puas hanya jadi
penulis. Kalau penulis ya harus penulis yang berkualitas. Seperti
nasihat mantan bos saya, kalau kita menulis dan berkarya dengan
kapasitas terbaik, reward baik uang atau penghargaan akan datang sendiri
tanpa perlu kita kejar.
Happy Writing, be a Good Writer
terima kasih atas artikelnya. bisa kunjungi blog saya di berlibenk.blogspot.com
BalasHapusSama-sama. Semoga bermanfaat.
HapusIya, next time saya jalan ke sana :)