Judul :
The Undomestic Goddess
Penulis :
Sophie Kinsella
Penerbit Indonesia : Gramedia Pustaka Utama
Tebal :
559 halaman
Cetakan :
November 2005
ISBN :
978 - 979 - 22 - 8501 - 7
REVIEW
Pertama kali melihat buku ini adalah saat saya
sedang mencari-cari novel di salah satu rak di sebuah penyewaan buku. Saya
biasa mendaftar setiap novel yang telah diterbitkan oleh penulis favorit saya,
salah satunya adalah Shopie Kinsella. Namun judul novel ini belum terdaftar dalam
list. Setelah melihat tahun terbitnya termasuk keluaran lama, saya menjadi
kurang yakin bisa memburunya. Untuk penulis favorit, saya lebih suka membeli
bukunya dari pada meminjam. Saya hanya bisa berharap dapat menemukannya di
antara tumpukan novel yang dijual murah di Gramedia saat cuci gudang di
basement. Harapan saya terkabul dan novel ini terbeli dengan harga Rp. 30.000.-
saja. Horrraaaaaaiiii ... \(^_^)/
Novel ini berkisah tentang Samantha Sweeting seorang
pengacara muda yang cerdas dan sukses. Dia hampir mendapatkan apa yang selama
ini diimpikannya, yaitu menjadi rekanan dari Carter Spink, sebuah biro hukum ternama di
London. Namun karena sebuah kesalahan yang diarahkan kepadanya, semuanya
menjadi berantakan. Samantha tidak mampu lagi mewujudkan mimpinya, bahkan dia merasa
harus melarikan diri dari kesalahan yang sebenarnya tidak dilakukannya.
Kesalahan itu terus menghantuinya. Hingga dia memutuskan pergi ke sebuah desa
kecil dengan menggunakan identitas baru, dan juga pekerjaan baru. Tidak ada
lagi Samantha yang seorang pengacara. Yang ada adalah Samantha yang seorang
asisten rumah tangga.
Celakanya, Samantha tidak tahu sama sekali tentang
tugas asisten rumah tangga. Biasanya, dialah yang menyewa asisten rumah tangga
untuk memenuhi segala keperluannya. Bahkan Samantha tidak tahu bagaimana cara
mencuci, mensetelika, bahkan menghidupkan oven.
Bagi saya, tokoh Samantha menginspirasi pada
beberapa hal. Dia seorang pekerja keras, tangguh, dan tegas. Dia juga disiplin
dengan perhitungan penggunaan waktu yang sangat cermat. Tidak boleh lebih dari
enam menit untuk menyelesaikan sebuah pekerjaan. Mungkin kami memiliki kesamaan
pemikiran tentang itu. Semakin cepat kita menyelesaikan pekerjaan, semakin
banyak pula pekerjaan yang bisa kita selesaikan. Cepat disini tentu mengarah pada
positif, lho, ya. Cepat yang bertanggung jawab, yaitu cepat yang benar dan
tepat, tidak asal-asalan. Samantha hampir selalu menyelesaikan pekerjaannya
dengan memuaskan, meski untuk mendapatkan kepuasan itu dia harus jungkir balik
untuk memberikan yang terbaik. Seperti ketika dia harus menghidangkan beberapa
makanan untuk majikannya yang dia sendiri belum pernah membuatnya. Namun karena
merasa bertanggung jawab dengan tugasnya, dia memesan pada sebuah restoran.
Demikian pula saat dia tanpa sengaja merusak baju majikannya, dia langsung
menggantinya dengan yang baru.
Tokoh Samantha juga seorang yang mau belajar dan
pentang menyerah. Dia rela menghabiskan setiap akhir pekannya untuk belajar
memasak dan juga pekerjaan rumah tangga lainnya demi menunjang profesionalitasnya
meski hanya sebagai asisten rumah tangga.
Dua adegan dalam novel ini yang membuat saya
terenyuh adalah saat Samantha berulang tahun dan saat Samantha belajar urusan
rumah tangga. Kedua adegan ini sangat kontras meski sama-sama melibatkan sosok
seorang ibu. Ibu kandung Samantha, Tennyson, adalah seorang pengacara terkenal.
Namun karena kesibukannya, dia jarang bertemu dengan anak-anaknya. Termasuk
saat Samantha berulang tahun. Dia lebih memilih untuk bersama kliennya
ketimbang merayakan ulang tahun anaknya. Dan itu membuat Samantha sakit hati.
Di sisi lain ada Iris, Ibu dari Nathaniel -lelaki yang awalnya hanya dikenal sebagai tukang
kebun di rumah majikannya namun ternyata adalah seorang sarjana lulusan universitas terkenal-. Dia
adalah wanita yang mengajarkan Samantha pekerjaan rumah. Meski tidak ada
hubungan keluarga, namun dia sangat menyayangi Samantha seperti anaknya
sendiri.
Kisah cinta Samantha dengan Nathaniel tidak kalah
rumitnya. Nathaniel tidak tahu kalau Samantha adalah seorang pengacara handal. Yang Nathaniel tahu, Samantha adalah seorang asisten rumah tangga. Tapi justru hal itulah yang membuat posisi Samantha aman dengan kisah cintanya, karena ternyata Nathaniel sangat membenci pengacara. Baginya pengacara adalah pihak yang harus bertanggung jawab atas perubahan hidupnya sekarang dan peristiwa masa lalu, terutama yang menyangkut ayah yang kini telah tiada dan kekayaan keluarganya yang satu per satu lenyap.
Pada bagian awal, saya merasa sedikit bosan karena
banyak menggunakan istilah hukum dan perbankan yang terus terang saya kurang
paham. Bahasanya sedikit berat menurut saya. Namun saat mulai klimak, masalah
mulai muncul dan Samantha melarikan diri dengan identitas barunya, barulah
cerita mulai mengalir ringan. Eh, tapi buku ini tidak diperuntukkan untuk 25 tahun ke bawah lho, ya :D
RATING
Empat dari lima bintang untuk cerita yang
mengingatkan saya bahwa di dunia ini bukan hanya melulu tentang uang, karir dan
pekerjaan, tapi ada hal lain yang perlu dipikirkan, termasuk hubungan antar
anggota keluarga, dengan teman dan sahabat, dan juga cinta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih telah berbagi komentar