Tapi apapun yang terjadi hari
itu tidak menyurutkan semangat anggota IIDN Solo untuk kopi darat (KopDar) yang ke-7.
Hari Minggu 15 februari 2015 bertempat di Istana Amay, Perumahan Citra Pesona
Indah2 No.22 Gedongan Colomadu, 16 ibu-ibu ... Eh, diralat. Karena ada beberapa
yang masih single ... 16 wanita anggota IIDN Solo berkumpul. Ini termasuk absen
terbanyak lho yang pernah datang ke KopDar IIDN Solo. Selain temu kangen dan
mempererat silaturahim, kali ini anggota IIDN Solo berencana menjenguk
keponakan baru, putra kedua dari Mbak Arinta Adiningtyas bernama baby Agga.
Selain itu, yang tak kalah
pentingnya dari setiap KopDar IIND Solo, adalah sharing ilmu. Kali ini Uti
Astutiana berbagi ilmu dan pengalamannya menembus media, terutama dalam hal
penulisan opini di koran. Ada juga Mbak Fafa Fathurrohmah yang tulisan opininya
pun pernah tembus ke media.
Uti Astutiana mengatakan sebagaimana dikutip dari Materi Pengantar Training Penulisan Opini Mahasiswa dan Guru di universitas Tirtayasa Banten dan Universitas Soedirman Purwakarta bulan Juni 2011, menulis opini berarti menyebar luaskan ide dan gagasan kepada masyarakat umum.
Uti Astutiana mengatakan sebagaimana dikutip dari Materi Pengantar Training Penulisan Opini Mahasiswa dan Guru di universitas Tirtayasa Banten dan Universitas Soedirman Purwakarta bulan Juni 2011, menulis opini berarti menyebar luaskan ide dan gagasan kepada masyarakat umum.
Maksud dari penulisan opini
itu sendiri adalah untuk mempengaruhi pemikiran publik agar gagasan tersebut
diterima atau diperdebatkan. Selain itu, menulis opini adalah bagian dari
rekreasi intelektual, dimana penulis dapat mengasah otak, menajamkan pikiran,
menantang munculnya ide-ide baru, dan juga menantang orang dengan argumentasi
yang siap untuk diperdebatkan.
Karenanya dalam membuat opini,
penulis membutuhkan pengetahuan dalam menulis sesuai dengan bidang dan
keahliannya. Penulis mengumpulkan ide dan gagasan sebanyak mungkin yang
kemudian dapat dipilih yang paling menarik. Penulis juga membutuhkan
argumentasi gagasan. Semakin kuat dan logis argumentasi yang ditampilkan,
semakin memperkuat gagasan. Penulis menuliskan opininya dengan teknik dan
bahasa yang komunikatif, tidak bertele-tele, ringkas, mudah dicerna. Apabila
ada istilah asing, maka diganti padanannya dalam Bahasa Indonesia. Penulis juga
perlu mengetahui tipe dari masing-masing media massa. Dengan begitu penulis
dapat menyesuaikan tulisannya dengan media yang dibidiknya.
Ada beberapa tips yang dapat
diikuti oleh penulis yang ingin menulis opini dan tembus ke media, diantaranya adalah
pemilihan peg / cantolan peristiwa yang tak terduga, peristiwa yang sudah
direncanakan atau event tertentu. Penentuan angel / sudat pandang yang
menarik, unik, dan tidak terpikirkna sebelumnya juga dapat menajamkan opini.
Eksplorasi gagasan dan argumentasi dengan menambahkan data dan contoh
peristiwa. Jangan menuliskan opini yang menggurui. Dan sebelum dikirimkan,
pastikan tulisan dibaca berulang-ulang untuk memantapkan argumen sekaligus
menghindari kesalahan.
Yang unik dari KopDar kali ini
adalah, saat pertama kali masuk ke Istana Amay, kami disambut oleh gerobak
angringan yang ditata apik di belakang, dengan beberapa hidangan yang telah
tersaji. Menjadikan suasana Solo sangat kental sekali di acara KopDar kali ini.
Unik bukan. Kira-kira ada
keunikan apalagi, ya, di KopDar IIDN berikutnya. Tunggu dan jangan ketinggalan
liputannya, ya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih telah berbagi komentar