Bulan Februari ini kota solo memperingati ulang tahun.
Tahun ini bertepatan ulang tahun ke 271. Sebuah kebetulan juga, karena kode
telefon area Solo adalah 0271. Kok ya pas, ya? Hehe ..^^
Banyak festival diselenggarakan untuk memeriahkan ulang
tahun Solo. Salah satunya adalah Festival Jenang Solo. Sebenarnya ini
adalah acara tahunan, dan tahun ini adalah tahun ke 5 diselenggarakannya
Festival Jenang Solo dengan mengambil tema Ragam Jenang Nusantara.
Jenang merupakan salah satu makanan tradisional
Indonesia. Dari Sabang sampai Merauke, jenang tersebar di seluruh wilayah Indonesia.
Meski demikian, ternyata bahan dasar pembuatan jenang bisa berbeda. Termasuk
topping dan makanan pelengkapnya juga beraneka macam. Apalagi rasanya, tak
perlu diragukan lagi. Keanekaragaman citarasa jenang coba dihadirkan di
Festival Jenang Nusantara. Ini sesuai dengan tema yang diambil, Ragam Jenang Nusantara. Diharapkan dengan adanya festival ini dapat mempererat persatuan bangsa dengan menyatukan perbedaan yang diwakili oleh jenang yang ada di beberapa daerah di Indonesia.
Sebenarnya
festival ini diselenggarakan bukan hanya dalam waktu sehari saja. Ini merupakan
rangkaian acara yang diselenggarakan dalam beberapa beberapa hari. Mulai
tanggal 14 hingga 17 Februari 2016. Dimulai dengan acara pembukaan Festival
Jenang pada tanggal 14 Februari 2016 oleh PJ Walikota Surakarta, Budi
Yulistyanto. Ini bertepatan dengan acara mingguan Car Free Day di sepanjang
jalan Slamet Riyadi Solo. Acara pembukaan ini menghadirkan tarian dari berbagai
daerah, seperti Tari Saman, Tari Jaipong, dll. Panggung didirikan di ujung
jalan Ngarsopuro. Tepat di bawah panggung, murid-murid sekolah dasar dari
berbagai sekolah di kota
Solo bersama-sama memarut kelapa. Di Solo, kelapa adalah salah satu bahan
pembuat jenang. Santan yang dihasilkan dari kelapa akan membuat jenang terasa
lebih gurih.
Tak
jauh dari panggung utama, pada kanan dan kiri panggung, beberapa stand kecil
didirikan. Masing-masing stand mewakili beberapa daerah. Uniknya, mereka
bersama-sama memasak jenang. Tentu dengan kekhasan daerah masing. Ada bubur pedas dari
Kalimantan Barat, Papeda dari Papua, bubur dari Aceh, dll. Saat jenang belum
matang, para pengunjung sudah berdesakan mengerubuti stand. Dan begitu jenang
matang, langsung deh, tanpa dikomando, pengunjung langsung menyerbu jenang yang
telah disajikan. Brulll ... Habis, Saudara-saudara ...!!!! :D :D
Team pemasak jenang dari Rumah Sinten |
Team pemasak jenang Kalimantan Barat |
Team pemasak jenang Revolusi Mental |
Sebagai
puncak dari acara ini adalah pembagian 20.000 jenang secara gratis di sepanjang
jalan Ngarsopuro pada tanggal 17 Februari. Di sepanjang koridor jalan
Ngarsopuro, pada sisi kanan dan kiri, dari ujung ke ujung, didirikan
stand-stand kecil berderet. Jumlah jenang yang disajikan pada kesempatan ini
jauh lebih banyak. Ada sekitar 36 jenis jenang
dari berbagai daerah di Indonesia .
Jenang-jenang tersebut di sajikan di atas takir. Takir adalah tempat makan
berbentuk bulat kecil yang terbuat dari daun pisang. Kalau tidak ada piring,
maka takir dapat menjadi alternatif. Tradisional sekali, ya :D :D Meski
baru akan dibagikan pada pukul setengah sembilan, namun kenyataannya banyak
pengunjung yang sudah tak tahan lagi untuk icip-icip jenang yang
disajikan.
Pada
kesempatan ini, sebuah meja besar diletakkan di tengah jalan tepat di depan
panggung utama. Selain diletakan berbagai macam jenis jenang tadi, di situ pula
disiapkan tumpeng sejumlah 271. Ini sesuai dengan angka ulang tahun Solo tahun
ini. Acara pembagian jenang gratis bagi pengunjung diawali dengan pemotongan
tumpeng oleh KGPH Dipokusumo yang dilanjutkan oleh pembagian jenang kepada
tokoh masyarakat. Nah, baru setelah inilah masyarakat boleh memilih jenang apa
saja yang disajikan untuk disantap.
Pengunjung yang hadiir sangat antusias. Bukan hanya masyarakat lokal, wisatawan mancanegara pun ada. Para pengunjung tidak puas hanya dengan mencicipi satu jenis jenang saja. Setelah selesai icip-icip dengan jenang yang ini, jalan lagi untuk mencari jenang yang lain. Saling berdesakan antar pengunjung, saling icip jika satu pengunjung mendapatkan jenis jenang yang berbeda dengan pengunjung yang lain. Huaa ... Seru deh pokoknya :D :D
Bubur Papeda |
Bubur Aceh |
Jenang Revolusi Mental |
Bubur Pedas Kalimantan Barat |
Beberapa
jenang yang dihadirkan diantaranya adalah Bubur Pedas dari Kalimantan Barat.
Jenang ini terbuat dari beras yang disangrai dengan parutan kelapa, lalu
ditambahkan berbagai macam sayuran. Lain lagi dengan jenang dari Papua yang
lebih dikenal dengan nama Pepeda. Papeda terbuat dari sagu yang ditambahkan air
panas dan diaduk hingga bening dan lengket. Biasanya jenang ini disajikan
dengan siraman kuah ikan kuning.
Dari
Solo sendiri, ada beberapa jenang yang sudah familiar yang disajikan di
festival ini. Seperti jenang sumsum, jenang mutiara, jenang ketan hitam,
dan jenang tumpang. Jenang sumsum terbuat dari tepung beras sehingga warnanya
putih. Biasanya jenang ini disajikan dengan siraman kuah gula jawa yang biasa
disebut dengan juruh. Juruh inilah yang akan memberikan rasa manis saat
disantap.
Lain
lagi dengan jenang abang. Jenang ini biasanya disajikan bersama dengan jenang
putih hingga biasa disebut jenang merah putih. Jenang ini memiliki filosofi
lelaki dan perempuan yang saling melengkapi satu sama lain.
Jenang
Tumpang, merupakan perpaduan dari jenang yang terbuat dari beras, lalu disiram
dengan sambal tumpang. sambal tumpang sendiri biasanya terbuat dari tempe yang sudah busuk.
Eit, tapi jangan berpikiran yang macam-macam, ya. Busuk di sini bukan berarti
sudah tidak layaj dimakan dan berbelatung, ya. Tempe
busuk yang dipakai adalah tempe
dengan tekstur yang sudah mulai menghitam. Jadi pembusukannya belum yang begitu
parah. Selain tempe
yang mulai membusuk, yang khas dari sambal tumpang adalah dicampurkannya
kerupuk kulit, atau yang biasa disebut krecek. Penyajian jenang tumpang bisa
ditambah dengan toge sebagai pelengkap. Biasanya jenang ini disajikan saat
sarapan terutama bagi yang kurang ingin terlalu kenyang dipagi hari. Rasanya
manis, gurih, dan pedas ^^
Di
tengah-tengah acara dilakukan kampanye kebersihan, terutama untuk para
pengunjung agar tetap menjada kebersihan dengan tidak membuang sampah
sembarangan. Terutama bekas takir dan sendok plastik. Pada beberapa titik,
panitia sudah menyediakan tempat pembuangan sampah. Hal ini diharapkana agar
samaph tidak berserakan dimana-mana dan acara dapat berjalan dengan nyaman.
Seru
ya acara Festival Jenang nya. Yang belum pernah datang kemari, tenang saja.
Bisa kok diagendakan untuk berkunjung ke Solo tahun depan. Karena setiap
tahunnya, di bulan Februari, dalam rangka memperingati ulang tahun kota Solo, Festival Jenang ini
diselenggarakan.
Salam
jenang ...!!! Lengkeeettt ...!!! :D :D
Belum lama aku bikin berita ino buat program tv ku.. Meriah banget ya acaranya :)
BalasHapusBuat program tv?! Wah, keren..!!
HapusTadinya pengen banget datang pas festival jenang kemarin..apa daya akunya lagi sakit..jadi batal deh :(
BalasHapusBelum rejeki, Mak. Next year kemarilah! Kita kumpul bersama ^^
HapusIndonesia kaya jenang ya Mbak, luar biasa :D
BalasHapuskeluargahamsa(dot)com
Iya. Enak-enak pula, hihi ^^'
Hapuskalo inget jenang jadi inget dirumah...pernah bikin jenang dan bantuin ngaduk adonannya sampai 1 hari :D.... butuh perjuangan :D
BalasHapusTapi terbayar, kan, dengan enak nya jenang yang dihasilkan :D :D
HapusSayang banget, waktu itu aku ke Solo seminggu sebelumnya. Ga tau kalau ada acara macam ini.
BalasHapusBTW, itu tulisan pembukaan festival jenang kayaknya salah ketik tanggal mbak :D
Tahun depan ke Solo lagi :))
Hapus