Semangat,
adalah salah satu hal yang dapat menjadikan manusia tetap memiliki keinginan untuk
terus menjalani kehidupan. Tanpanya, kecil kemungkinan manusia masih memiliki
keinginan untuk terus mengarungi kehidupan. Berbicara mengenai semangat, saya
banyak belajar dari Tri Wahyuni Zuhri. Ibu 3 anak ini memiliki
segudang semangat dalam menghadapi permasalahan dalam hidup.
Tahun
2013, Mbak Yuni demikian beliau biasa disapa, divonis oleh dokter terkena
kanker tiroid. Tidak hanya itu, ternyata kanker tersebut telah menyebar hingga
ke tulang belakang dan paru. Tak terbayangkan betapa sakit yang dirasakan.
Namun finalis Kartini Next Generation 2015 Kementeriaan Komunikasi dan
Informatika ini tetap bersamangat dalam hidup.
Semangat
yang didapatkan Mbak Yuni tidak lain didapatkan dari keluarga dan orang-orang
terdekatnya. Mereka senantiasa memberikan support, terutama anak-anaknya.
Inilah yang menjadikan penulis buku Kanker Bukan Akhir Dunia ini tak henti-hentinya
bersyukur karena selalu dikekelilingi orang-orang yang senantiasa memberikan
perhatian kepadanya.
“Saya selalu berdoa dan berharap, agar Allah mengijinkan saya bisa mendampingi
anak anak sampai besar dan mandiri,” ujar perempuan yang termasuk dalam 15 Ibu
Hebat 2015 di The Asian Parents ini.
Perjuangan
Mbak Yuni dalam melawan kanker bukannya tanpa hambatan. Pernah beberapa kali
dia merasa terpuruk dan putus asa. Seperti ketika kankernya kembali kambuh dan
membuatnya merasakan nyeri dan kesakitan. Padahal serangkaian pengobatan telah
dijalaninya. Namun rasa sakit itu tak kunjung pergi.
Meski
beberapa kali rasa psimis itu datang, beberapa kali pula Alloh memberikan Mbak
Yuni jalan dan petunjuk untuk dapat terus bangkit kembali. Lagi-lagi, keluarga
dan teman-teman adalah bahan bakarnya untuk bangkit bersemangat kembali. Untuk
kesekian kalinya lulusan Strata 1 Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya
Malang ini menguatkan diri dan kembali berjuang.
“Yang
penting saya selalu berusaha, berikhtiar, dan juga terus berdo’a. Selebihnya,
saya kembalikan hasilnya kepada Alloh,” kata anggota Komunitas Pejuang Tiroid
Pita Tosca ini.
Disela-sela
menjalani aktivitasnya, Mbak Yuni termasuk penulis yang produktif. Baginya
manulis bukan hanya sekedar merangkai kata, namun juga sebagai terapi jiwa dan
terapi kesehatan. Lewat menulis, anggota Cancer Informatian and Support Center
(CISC) ini juga dapat mengalihkan kesedihannya, melupakan rasa sakit dan nyeri
yang dirasakan. Hal ini juga sebagai pembuktian kepada dirinya sendiri bahwa
pasien kanker yang telah divonis stadium lanjut seperti dirinya tetap dapat
bermanfaat, memberikan edukasi dan sharing pengalaman. Secara tidak langsung,
ini merupakan penyemangat hidup bagi dirinya.
Selama
menulis, telah sekitar belasan buku baik solo maupun antologi yang
dilahirkannya. Yang paling fenomenal adalah buku berjudul Kanker Bukan Akhir
Dunia. Bagi pemilik blog http://www.triwahyunizuhri.blogspot.com ini, buku ini
paling berkesan di antara buku lain yang pernah ditulisnya. Buku ini berisi
kiat-kiat cerdas dalam menghadapi kanker. Termasuk di dalamnya tips menghadapi
vonis kanker, mitos seputar kanker, penyebab dan gejala kanker, beberapa jenis kanker, serta berbagai macam pengobatan kanker.
Di
dalam buku ini pula, blogger yang gemar corat coret di http://www.yunirahmat.blogspot.com
ini membagi pengalamannya dalam menghadapi kanker. Diharapkan buku ini dapat
memberikan manfaat yang luas bagi para pembacanya. Melalui edukasi dan
pemahaman kanker dalam buku ini, diharapkan akan lebih banyak masyakarakat yang paham
mengenai kanker. Sehingga mereka lebih waspada, lebih memperhatikan
kesehatan serta menjaga pola hidup dan pola makan sehat.
“Ini
adalah pelajaran berharga. Jangan sampai telat mendeteksi kanker. Kalau pun
sudah terlanjur, janganlah berputus asa. Terus berusaha, berobat dan berdoa.
Bagaimanapun juga tetap Allah juga yang mempunyai kuasa terhadap diri kita,”
pesannya.
Banyak
harapan dan do’a yang terus dipanjatkan oleh Mbak Yuni. Salah satunya adalah
agar terus diberikan kekuatan dan kesehatan oleh Allah hingga bisa terus
berjuang melawan kanker. Di sisi yang lain, Mbak Yuni juga berharap dapat terus
berbagi edukasi mengenai kanker sekaligus bisa saling menguatkan sesama
survivor kanker.
“Tidak
ada yang tidak mungkin bila Allah berkehendak. Termasuk bila memang Allah
mengijinkan saya bisa terus bertahan membesarkan anak-anak hingga mereka
dewasa,” kata Mbak Yuni menutup wawancara.
- Hana Aina -
Baca juga, ya ...
Masya Allah...Barakallahu fiik mbak Yuni...semoga harapan njenengan dikabulkan Allah..aamiin.
BalasHapusSemangat.
Terimaksih mak Hana....pagipenuh semangat dan bersyukur .
Terima kasih mba Rika. Salam kenal dari saya
HapusAmin, Mbak Rika ^^
HapusTetap semangat, Bunda ^^
HapusTerima kasih mba Hana untuk tulisan ini. Sungguh bahagia sekaligus terharu saya membacanya. Peluk
BalasHapusPeluk, Bunda. Sehat selalu, ya ^^
HapusSemoga mbak yuni lekas di berikan kes3mbuhan.... semoga terus diberikan kekuatan dan kesabaran dalam menghadapi setiap ujian yg Allah sedang berikan☺
BalasHapusAmin ^^
Hapusduhh, jadi malu saya...
BalasHapusSemangat, Mbak ^^
HapusMba Yuni tetap semangat ya.. Bangga dengan kiprahnya.
BalasHapusMba Hana artikelnya makin keren aja
Terimakasih, Uti ^^
Hapus