Kreativitas
adalah milik siapa saja. Tidak peduli dia orang dewasa, remaja, ataupun
anak-anak. Bisa juga lelaki ataupun perempuan. Siapapun dapat memunculkan
kreativitsnya masing-masing. Inilah salah satu yang menjadi dasar
dilaksanakannya KreASSo, Kreasai Anak Sekolah Solo.
Mengambil
tempat di Benteng Vasterburg, KreAsso diselenggarakan selama 3 hari, mulai dari
tanggal 15 hingga 17 September 2016. Ada puluhan tenda putih berjajar di dalam
beteng yang dibuka mulai pukul 9 pagi hingga pukul 9 malam.
Karena
kurangnya publikasi, menjadikan acara ini tidak banyak diketahui oleh khalayak
ramai. Apalagi acara ini diselenggarakan di dalam Benteng dengan mengambil
pintu masuk sebelah timur, menjadikan acara ini tidak banyak ditahui orang,
bahkan orang yang berlalu lalang di depan Benteng Vastenburg itu sendiri. Saya
sendiri mengetahui acara ini karena mengantarkan keponakan saya yang kebetulan
mendapatkan tugas dari sekolah. Tugasnya adalah mengunjungi setiap tenda yang ada
di acara ini lalu meminta tanda tangan dari pihak penjaga tenda.
Pintu
masuk Beteng Vastenburg sebelah timur memang lebih tertutup dari pada sebelah
barat. Pengunjung yang mengendarai sepeda motor ataupun mobil harus masuk ke
dalam terlebih dahulu sebelum tiba di pintu gerbang utama. Suasana pintu masuk
sebelah timur juga tidak seasri dan kurang tertata selayaknya pintu masuk
sebelah barat. Untuk menuju tempat parkir, jalanannya masih berupa tanah berpasir
dengan bongkahan batu dan kerikil. Kanan kiri jalan terkesan gersang dengan
rerumputan kering. Hampir mirip dengan Savana, ya, hehe ^^
Dari
pintu masuk utama, pengunjung akan melewati sebuah jalur yang menghubungkan dengan
tempat acara. Ini semacam terowongan yang terbuat dari bilah bambu. Terowongan
ini tidak tertutup sempurna. Jalinan antar bilah bambu sangat renggang. Namun
bagi saya, ini menarik. Belum lagi hiasan yang menggantung di antara jalinan
bambu. Ada banyak lempeng CD yang digantungkan di sana. Sisi CD yang berwarnna
perak akan berkilauan saat teterpa sinar matahari. Wah, ini kreatif sekali. :D
:D Banyak pengunjung yang tidak mau melewatkan momen berfoto di bawah terowongan
ini, baik selfie maupun welfie.
Saat
akan masuk ke tempat acara, pengunjung lagi-lagi akan melewati dua buah pohon
beringin yang bersebelahan, kemudian setelahnya terdapat gapura. Kebetulan saya
datang ke acara pada siang hari. Jadi, yeaah ... harus bergelut dengan sinar
matahari menyengat. Tapi dengan adanya 2 pohon besar ini, lumayan sih ada
tempat berteduh.
Banyak
pengunjung yang duduk di bawah pohon. Bahkan tidak sedikit di antara mereka
menjadikan akar pohong yang besar, yang muncul dari dalam tanah sebagai tempat
duduk. Sambil menikmati es, mereka ngobrol dan bercengkerama. Kebanyakan dari
mereka adalah pelajar yang telah mengunjungi tenda-tenda acara. Atau juga mereka yang
memang sengaja hanya janjian dengan teman untuk main ke sana.
Begitu
masuk ke arena acara, pengunjung akan disuguhi dengan panggung besar. Di
depannya terdapat deretan kursi penonton. Sayangnya saya datang siang hari,
saat panggung tersebut kosong. Karena acara-acara besar diselenggarakan malam
hari. Jadi, saya hanya berjalan-jalan dari satu tenda ke tenda yang lain, yang
ada di sisi kanan dan kiri panggung utama.
Masing-masing
tenda adalah milik setiap sekolah yang ada di kota Solo. Sekolah yang terlibat
tidak hanya jenjang SMU saja, namun juga SMP dan sekolah dasar. Di sini mereka
mencoba memperkenalkan sekolah mereka berikut dengan hasil kreasi yang telah
dibuat. Kebanyakan dari peserta mengambil tema budaya kearifan lokal. Namun ada
pula yang mengambil tema lain, seperti daur ulang sampah dan juga kreasi siswa
dari sekolah mereka sendiri.
Seperti
yang dihadirkan oleh SMP Negri 23, SMU Negri 2, dan juga SMU Batik 1 ini. SMPN
23 mengetengahkan tema Tatah Sungging
Kulit. Mereka membuat berbagai kerajinan tangan dengan bahan dasar kulit.
Kulit ini diolah, kemudian dijadikan hiasan dinding, gantunagn kunci, dll. Pun
dengan SMUN 3 yang mengambil tema Adiwiyata
Berbasis Lingkungan. Di sini para siswa menghadirkan berbagai macam
kerajinan tangan dengan bahan baku dari barang bekas. Barang yang sudah tidak
terpakai disulap menjadi berbagai hiasan.
Lain lagi dengan apa yang disuguhkan
oleh SMU Batik 1. Sesuai dengan namanya, SMU Batik mengambil tema Batik Pelangi. Mereka memamerkan
berbagai macam motif batik. Bahkan ada yang spesial lho di sini. Mereka
memajang sebuah kostum karnaval bertema batik hasil rancangan mereka sendiri.
Cantik, ya ^^
Di
sisi yang lain, ada beberapa sekolah yang mengetengahkan tema pengolahan sampah
dan barang yang sudah tidak terpakai menjadi sesuatu yang lebih berguna. Seperti
SMPN 8 yang mengambil teman Pemilihan & Pengolahan Sampah. Di sini para
siswa memamerkan sebuah mesin pengolah sampah. Sampah yang dimaksud di sini
berupa dedaunan kering. Dedaunan kering ini pada akhirnya yang akan diolah
menjadi pupuk kompos. Caranya adalah dengan mengumpulkan dedaunan kering
kemudian memasukkannya ke dalam mesin hingga keluar menjadi remahan daun. Remahan
inilah yang nantinya akan dicampur dengan bakteri lalu dibiarkan berfermentasi
hingga menjadi kompos.
SMK Warga menghadirkan inovasi Mesin Industri. Beberapa mesin yang dipamerkan diantaranya adalah mesin pembuat pelet (makanan ikan) dan mesin pengolah limbah rumah tangga. Wah, andai banyak tekonologi pengolahan sampah dan barang tak terpakai ditemukan, lalu diaplikasi dalam kehidupan sehari-hari oleh masyarakat, pasti hasilnya akan luar biasa. Volume sampah yang dihasilkan manusia akan terkurangi karena dapat diolah untuk dimanfaatkan kembali, ya ^^
Tidak
mau kalah dengan peserta yang lain, SMUN 1 juga mengeluarkan hasil karya para
siswanya. Mereka memamerkan hasil kerajinan tangan berupa gerabah dan beberapa
motif kain hasil kreasi siswa.
Pun
demikian dengan SD Muhammadiyah 2. Di stan ini para pengunjung dapat melihat
hasil karya siswa dan siswi berupa kerajinan tangan. Nah, ada yang menarik di
sini. Di tenda SD Muhammadiyah 2 ini, pengunjung diberi kesempatan untuk
praktek langsung membatik. Di sini disediakan peralatan membatik seperti
canting dan wajan. Selain itu juga sudah disediakan kelengkapannya berupa kain
polos yang sudah digambar motif batik dan juga malam.
Beberapa
pengunjung tidak mau melewatkan kesempatan ini. Terutama anak-anak. Mereka terlihat
sangat antusias, mencoba menggambar batik dengan menggoreskan canting yang
telah berisi ciran malam di atas kain.
Wah,
bagus-bagus kreasi mereka, ya. Ini adalah salah satu hal positif yang dapat
dilakukan siswa selain kewajiban mereka untuk belajar tentunya. Dari pada terbawa pada hal-hal yang tidak baik, justru seperti
ini dapat mengasah kreatifitas. Siapa tahu kedepannya dapat membuat mereka
sukses dengan hasil kreatifitasnya sekarang ^^
Mba Hana tuk event ini Uti cm sempat nonton pameran dn beli pohon salam,itu jg krn Utk ikut seminar LKSnya di tawang arum.oya smk solonjd juara umum loh..
BalasHapusSelamat untuk yang juara ^^
Hapuskreatif2 yah. Dulu aku jaman sekolah ga ada ekskul kreatifitas kaya gini. Padahal perlu yah sebenernya. Melatih anak2 berjiwa wirausaha. Banyak kan yg skr jadi eksportir di bidang kerajinan tangan kaya gini.
BalasHapusLiputannya keren, mba hana.
Iyes. Semoga ini menjadai awal mereka untuk terus berkreasi ^^
Hapuswah seru nih acaranya... melihat karya pelajar..indonesia... bangga dengan anak2 indonesia..
BalasHapusIya, Mbak. Siapa tahu di anatar mereka kelak akan penjadi pengusaha atau penemu ^^
HapusSeneng kalau lihat anak sekolahan kreatif begitu. Nggak melulu belajar di kelas, ggak melulu ngegalau di medsos. �� Makasih udah berbagi cerita ini ya.
BalasHapusIya, Bun. Biar refreshing, nggak setress mereka mikir pelajaran terus ^^
HapusSemoga kreaso menjadi wadah yang tepat bagi pelajar untuk terus berkreasi.
BalasHapusTerimakasih dukungannya ^^
HapusKostum karnavalnya Bagus bgt. Kreatif ya para pelajarnya.
BalasHapusSeharusnya demikian. Mereka amsih muda, lebih imajinatif ^^
Hapuswaah, anak-anak Solo emang kreatif. Dulu waktu Jokowi dilantik jadi RI 1, ada pawai dari paguyuban batik Solo di jakarta (salut dan kreatif)
BalasHapusTerimakasih ^^
HapusBudaya kreatif memang harus terus digalakan ya...seru juga membaca antusias anak-anak Solo.
BalasHapusIya, Mbak. Terutama bagi generasi muda. Pikiran mereka masih fresh ^^
HapusRemaja saatnya menyalurkan kelebihan energi untuk hal-hal yang positif demi masa depan dirinya, orang lain, dan negeri ini, serta dunia ini.
BalasHapusDan event-event seperti ini sangat bagus sebagai salah satu sarana menyalurkan energi para remaja untuk hal yang positif.
Terima kasih
Sip! Sepakat! ^^
Hapus