Menu

Kamis, 05 Januari 2017

Batik : Warisan Indonesia, Dicintai Dunia


Hari gini nggak kenal Batik?! Aih, kemana saja sih?! Kain asli Indonesia ini kini tengah naik daun. Tua maupun muda, kini tidak gengsi lagi mengenakan Batik. Dan ternyata, Batik tidak hanya gandrungi di dalam negri, namun juga masyarakat Internasional.
Masih ingat beberapa waktu lalu bos Microsoft, Bill Gate, pernah berkunjung ke Indonesia. Saat menghadiri acara Presidental Lecture di JCC Jakarta, Bill Gate mengganti jas yang dikenakannya dengan baju Batik. Saat itu Bill Gate menggenakan baju Batik bermotif Pisang Bali Manggar. Karena kejadian ini pula, akhirnya Presiden SBY juga ikut-ikutan mengganti jasnya dengan baju Batik. Wah, pasti bangga dong ya orang sekelas Bill Gate lebih memilih menggenakan Batik dari pada setelan jas.

All About Batik
Dahulu kala, Batik hanya dimiliki oleh para bangsawan. Namun sekarang batik menyentuh hampir seluruh lapisan masyarakat. Batik kini hadir dengan berbagai macam motif dan warna sehingga bisa dipadu padankan dengan berbagai model pakaian. Tinggal disesuaikan saja dengan kebutuhan acara, dari acara formal sampai acara non formal.
Batik kini mendunia. Bukan hanya karena UNESCO yang telah menetapkannya sebagai warisan budaya milik Indonesai pada tanggal 2 Oktober 2009 lalu, tapi juga karena tidak sedikit tokoh dunia yang menyukainya. Sebut saja Nelson Mandela yang di dalam beberapa kesempatan terlihat nyaman menggunakan Batik. Atau juga Jessica Alba yang tetap cantik berbaju Batik dengan potongan modern.


Mendunianya Batik juga tidak lepas pula dari peran para perancang busana Indonesia. Mereka membawa karyanya dengan tema Batik dan memamerkannya di beberapa negara. Tercatat beberapa perancang Indonesia seperti Iwan Tirta, Ghea Panggabean, Ramli, dan masih banyak yang lainnya.
Dengan diakuinya Batik sebagai warisan budaya Indonesia, kini tak ada lagi negara lain yang bisa mengklaim bahwa Batik adalah miliknya. Ini sih Indonesia punya ^^


Ragam Motif Batik
Ada banyak sekali motif batik. Setiap motif memiliki makna tersendiri. Contohnya adalah motif parang. Motif ini memiliki makna kebaikan melawan kejahatan. Sedangkan motif sido asih memiliki arti saling mengasihi dan menyayangi. Lain lagi dengan motif sido mukti. Motif ini memberikan arti harapan mendapatkan kebahagiaan lahir batin.

Batik Kawung

Batik Parang

Batik Sido Asih

Batik Sido Multi


Ngomong-ngomong soal motif batik, beberapa waktu lalu saya sempat membaca tulisan seorang teman di blognya. Di dalam blognya dia berkisah tentang sehelai kain batik milik keluarganya. Kain batik tersebut sangat bermakna terutama bagi ibunya. Bagaimana tidak, ibunya sendiri yang membuat kain Batik tersebut. Termasuk menggambar motif dan juga pewarnaannya. Kain Batik tersebut sengaja dibuat khusus untuk anak kesayangannya. Ah, ini adalah salah satu bukti bahwa batik memang dibuat dengan sepenuh hati. 



Pembuatan Batik
Ternyata membuat sebuah kain batik itu tidak mudah, baik itu batik tulis maupun batik cap. Keduanya membutuhkan ketelatenan dan kesabaran dalam membuatnya. Batik biasanya dibuat di atas kain mori. Untuk melukisnya digunakanlah cairan malam. Selama proses pembatikan cairan ini harus terus menerus dipanaskan di dalam wadah berupa wajan kecil. Wajan yang berisi malam diletakkan di atas tungku kecil yang menyala. Alhasil, malam yang jika disuhu ruangan berupa padat, akan meleleh.
Dalam hal pewarnaan, ternyata banyak bahan alam yang bisa digunakan. Siapa sangka bahan-bahan tersebut dapat ditemukan di sekitar kita. Seperti kayu secang yang menghasilkan warna merah, kunyit untuk warna kuning, dan kulit bawang merah menghasilkan warna jingga kecoklatan. 
Mungkin jika dilihat penampakannya, hanya berupa daun atau sayatan kayu kering. Tapi setelah diolah, daun atau kayu tersebut dapat menghasilkan warna-warna yang selama ini mempercantik tampilan kain batik.

Bahan Pembuatan Batik

Bahan Pembuatan Batik

Bahan Pewarna Alami Batik

Bahan Pewarna Alami Batik

Di pasaran sendiri dikenal 2 jenis batik, yaitu batik tulis dan batik cap. Dari namanya tentu sudah dapat ditebak mengapa dinamakan demikian, ya. 
Batik tulis dibuat dengan cara dilukis menggunakan alat bantu canting. Ini semacam sendok cekung dengan bagian atas sedikit tertutup. Pada bagian ujungnya terdapat saluran kecil memanjang yang berfungsi untuk mengeluarkan cairan malam yang terdapat di dalamnya. Kalau diumpamakan, canting ini seperti pulpen dan cairan malam yang ada di dalamnya seumpama tinta pulpen.
Kain mori yang sudah digambari motif kemudian dilukis dengan cairan malam. Dan tahukah Anda, saat melukis dengan malam, tangan kanan pembatik memegang canting dan tangan kirinya menahan kain yang akan dibatik. Kebayang nggak sih betapa panas tangan pembatik terkena cairan malamnya.

Proses Batik Tulis

Jika batik tulis dibuat dengan melukis kain dengan malam, batik cap dibuat dengan menggunakan cap yang dicelup dalam cairan malam. Cap yang digunakan berbentuk persegi panjang dan terbuat dari tembaga. Dipilihnya tembaga karena bahan ini ringan namun kuat. Sehingga saat melakukan pengecapan, cap melekat kuat di kain dan menghasilkan motif yang bagus. Selain itu perawatan cap ini pun mudah. Cukup dengan digantungkan di tempat yang terbuka.
Jika dibandingkan hasilnya, antara motif batik tulis dengan motif batik cap berbeda jauh, ya. Motif batik tulis terlihat natural dengan berbagai kombinasi gambar. Sedangkan batik cap motifnya lebih monoton. Ini sih karena tergantung dari motif yang sudah diukir pada capnya ^^

Proses Batik Cap

Proses Batik Cap

Proses Batik Cap

Secara garis besar, proses pembuatan batik tulis dan batik cap adalah sama. Yang membedakan hanya pada proses awalnya saja. Pada batik tulis, pola digambar pada kain. Proses dilanjutkan dengan penggoreskan malam cair pada pola dengan bantuan canting. Sedangkan pada batik cap, pola di ukir pada cap tembaganya. Cap kemudian dicelupkan pada malam cair, lalu ditekan pada kain. Proses ini dilakukan berulang hingga kain tertutup semua dengan pola. 
Selanjutnya dilakukan proses pewarnaan. Proses ini dilakukan dengan cara mencelupkan kain ke dalam cairan pewarna dan direndam. Proses ini dilanjutkan dengan penghilangan malam. Ini dilakukan dengan cara merebus kain. Wah, ternyata prosesnya panjang juga, ya. Maka tak heran jika harga batik di pasaran tergolong lumayan. Ini sebanding dengan proses untuk mendapatkan kain batik itu sendiri dengan hasil akhir yang cantik.

Batik Gunawan Setiawan
Beberapa waktu lalu saya dan beberapa blogger diundang untuk staycation oleh Hotel Best Western Premier Solo Baru dalam acara Up Close And Personal With Best Western. Salah satu kegiatan dalam acara ini mengunjungi beberapa destinasi wisata di Solo dan sekitarnya.
Salah satu tempat yang kami kunjungi adalah Batik Gunawan Setiawan. Ini adalah salah satu sentra industri batik yang terletak di Kampung Kauman. Di tempat ini tidak hanya menjual kain batik saja, namun juga produk yang terbuat dari kain batik. Seperti pakaian, tas, asesoris, dll.






Batik Gunawan Sebastian terletak di tengah-tengah perkampung. Jika dilihat dari luar, ini seperti rumah kebanyakan di daerah Kauman. Ada tempat parkir di depannya, meski tidak begitu luas. Suasana di depannya pun rindang. Ini karena ada sebuah pohon besar di sana. Jadi pengunjung yang duduk di bangku yang tersedia di depan tempat ini tidak akan kepanasan.
Pertama kali masuk ke Batik Gunawan Setiawan pengunjung akan disuguhi deretan produk pakaian batik. Saat masuk ke ruang tengah terdapat beberapa pernak pernik interior khas Solo. Di ruangan tengah ini pula pengunjung disuguhi minuman beras kencur dan kunir asam. Kedua minuman ini adalah minuman tradisional yang terbuat dari bahan alami dan biasa disebut jamu. Tapi jangan khawatir, kedua jamu ini tidak terasa pahit kok. Malah sebaliknya, keduanya menyegarkan.





Di Batik Guawan Setiawan ini, pengunjung tidak hanya dapat berbelanja namun juga dapat melihat langsung proses pembuatan kain batik. Bahkan kalau mau, pengunjung juga dapat mencoba sendiri bagaimana cara menorehkan malam ke motif batik yang baru digambar.
Di Batik Gunawan, dijual batik tulis maupun batik cap. Masing-masing dari batik tersebut memiliki pangsa pasarnya sendiri. Tentunya, jika dilihat dari harga, batik tulis lebih mahal dari pada batik cap. 
 Batik tulis dibandrol berkisar antara 600K. Hal ini dipengaruhi oleh waktu pengerjaan yang lama yaitu sekitar 6 bulan. Belum lagi proses pembuatannya yang lebih rumit. Keahlian pembatik menggoreskan malam di dua sisi kainnya membuat kualitas batik ini lebih tinggi. 
Batik cap dibandrol dengan harga berkisar antara 200K. Pengerjaan batik ini relatif lebih mudah dan tidak membutuhkan waktu yang lama. Meski hasilnya bagus, namun jika bicara masalah kualitas, batik tulis tetaplah juaranya. 
Selain menawarkan berbagai macam kain batik dan aneka kerajinan dari kain batik, di Batik Gunawan juga membuka tour bagi umum. Dengan biaya 50K untuk dewasa dan 25K untuk anak-anak, pengunjung dapat mencoba untuk belajar membuat batik sendiri. Wah, asyik ini ya untuk mengisi liburan. Sambil berlibur bisa sekalian belajar membatik. Ini juga salah satu cara untuk melestarikan warisan budaya Indonesia, Solo khususnya, kepada generasi muda. Sip!





Etapi tahukah Anda, sekarang banyak beredar batik dengan kualitas tiruan. Apalagi untuk batik tulis. Nah, ada tips nih dari Batik Gunawan cara membedakan antara batik tulis asli dengan batik tulis tiruan. 
Batik tulis yang asli memiliki warna yang mantap, tidak tidak terlihat bladus. Ini dikarenakan pada pelukisan batiknya tidak hanya pada satu sisi kain saja. Namun kedua sisi kain sama-sama dilukis. Ini pula yang menyebabkan pembuatan batik tulis menjadi lama. Namun hasilnyaaaa ... Jangan diragukan keindahannya ^^


Nah, itu tadi sekilas tentang jalan-jalan saya blusukan di Kampung Kauman untuk mengenal batik lebih dekat. Jika Anda belum memiliki destinasi wisata saat liburan nanti, rencanakan saja datang ke Solo. Kenali lebih dekat kain warisan budaya Indonesia ^^



- Hana Aina -


Baca juga, ya ...

23 komentar:

  1. Di fotonya ada aku, hihihi. Nice info kak. Penjelasannya lengkap.

    BalasHapus
  2. saya suka batik, hehehehe..sayang kalau batik tulis harganya mahal, tp worth it banget kalau pakai batik tulis

    BalasHapus
  3. Mba Hana liputannya komplet plet bisa buat referensi pelajaran seni budaya
    Pokoknya top markotop deh

    BalasHapus
  4. Disana kalo mo tour harus kelompok atau perorangan y mbak..aq minat belajar batik

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sepertinya memang rombongan, Mbak. Atau hubungi sana-nya langsung untuk keterangan lebih lanjut ^^

      Hapus
  5. Tulisan Hana Auna ini sabgat lengkap dan foto2nya cetar bngt. Keren.

    BalasHapus
  6. Wah di Solo ya? Jadi pengin maen sekalian belajar batik di batik gunawan. :D

    BalasHapus
  7. makanya batik itu mahal ya kaine wong bikine susah ya
    aku suka pakai batik tiap hari malah (daster)

    BalasHapus
  8. Pantesan ya batik tulis asli perlembarnya mahal, bikinnya ternyata lama ketimbang batik cap.

    BalasHapus
  9. Paling suka motif parang, motif yang paling elegant menurutku mbak..

    BalasHapus
  10. aku suka batik sekarang santai pun bisa pakai batik

    BalasHapus
  11. Saya rasa hampir semua orang suka sama batik sekarang ini, termasuk saya 😊. Informasinya menarik dan detail mba Hana, suka deh 😉

    BalasHapus
  12. Wah, ini kampung batik di Solo yang pernah diceritakan suamiku. Jadi penasaran kepengen kesana mbak, kalau di Madura ada tempat serupa tapi sudah sepi lagi. :(

    BalasHapus
  13. wah, infonya lengkap sekali mbak Hana. jadi pengen ke sana, tapi sepertinya harus rombongan ya...

    BalasHapus
  14. wah mbak batik emang keren sekali ... bangga lah kalau pas di kelas saya ngajar murid murid pakai batik

    BalasHapus
  15. batik..lebih variatif sekarang ya.. klo dulu kalo gak dibikin selendang..yo jarik gendongan..atau acara adat..sekarang dibuat baju dengan gaya kekinian n makin dikenal tentunya..

    BalasHapus
  16. bagus banget ya mbak hana. emg indonesia kaya akan segalanya. ditunggu tulisan selanjutnya mbak

    titip link jg ya kalo ada yg mau nyari tmpt wisata bisa liat di Pariwisata makasih

    BalasHapus
  17. Dulu Batik dianggap kampungan. Sekarang Batik tidak lagi kampungan malah mendunia. Ye ... aku bangga cinta batik.

    BalasHapus
  18. Batik sekarang keren-keren & bagus-bagus, bikin pede makenya

    BalasHapus

Terima kasih telah berbagi komentar