Hari
gini nggak kenal Batik?! Aih, kemana saja sih?! Kain asli Indonesia ini kini tengah naik
daun. Tua maupun muda, kini tidak gengsi lagi
mengenakan Batik. Dan ternyata, Batik tidak hanya gandrungi di dalam negri,
namun juga masyarakat Internasional.
Masih
ingat beberapa waktu lalu bos Microsoft, Bill Gate, pernah berkunjung ke
Indonesia. Saat menghadiri acara Presidental Lecture di JCC Jakarta, Bill Gate
mengganti jas yang dikenakannya dengan baju Batik. Saat itu Bill Gate
menggenakan baju Batik bermotif Pisang Bali Manggar. Karena kejadian ini pula,
akhirnya Presiden SBY juga ikut-ikutan mengganti jasnya dengan baju Batik. Wah,
pasti bangga dong ya orang sekelas Bill Gate lebih memilih menggenakan Batik
dari pada setelan jas.
All About Batik
Dahulu
kala, Batik hanya dimiliki oleh para bangsawan. Namun sekarang batik menyentuh
hampir seluruh lapisan masyarakat. Batik kini hadir dengan berbagai macam motif dan warna
sehingga bisa dipadu padankan dengan berbagai model pakaian. Tinggal
disesuaikan saja dengan kebutuhan acara, dari acara formal sampai acara non
formal.
Batik
kini mendunia. Bukan hanya karena UNESCO yang telah
menetapkannya sebagai warisan budaya milik
Indonesai pada tanggal 2 Oktober 2009 lalu, tapi juga karena tidak sedikit tokoh dunia yang
menyukainya. Sebut saja Nelson Mandela yang
di dalam beberapa kesempatan terlihat nyaman menggunakan Batik. Atau juga
Jessica Alba yang tetap cantik berbaju Batik dengan potongan modern.
Mendunianya
Batik juga tidak lepas pula dari peran para perancang busana Indonesia. Mereka
membawa karyanya dengan tema Batik dan memamerkannya di beberapa negara.
Tercatat beberapa perancang Indonesia seperti Iwan Tirta, Ghea Panggabean,
Ramli, dan masih banyak yang lainnya.
Dengan
diakuinya Batik sebagai warisan budaya Indonesia, kini tak ada lagi negara lain
yang bisa mengklaim bahwa Batik adalah miliknya. Ini sih Indonesia punya ^^
Ragam Motif Batik
Batik Kawung |
Batik Parang |
Batik Sido Asih |
Batik Sido Multi |
Ngomong-ngomong soal motif
batik, beberapa waktu lalu saya sempat membaca tulisan seorang teman di
blognya. Di dalam blognya dia berkisah
tentang sehelai kain batik milik keluarganya. Kain batik tersebut sangat bermakna
terutama bagi ibunya. Bagaimana tidak, ibunya sendiri yang membuat kain Batik
tersebut. Termasuk menggambar motif dan juga pewarnaannya. Kain Batik tersebut
sengaja dibuat khusus untuk anak kesayangannya. Ah, ini
adalah salah satu bukti bahwa batik memang dibuat dengan sepenuh hati.
Pembuatan Batik
Ternyata membuat sebuah
kain batik itu tidak mudah, baik itu batik tulis maupun batik cap. Keduanya
membutuhkan ketelatenan dan kesabaran dalam membuatnya. Batik biasanya dibuat
di atas kain mori. Untuk melukisnya digunakanlah cairan malam. Selama proses
pembatikan cairan ini harus terus menerus dipanaskan di dalam
wadah berupa wajan kecil. Wajan yang berisi malam diletakkan di atas tungku
kecil yang menyala. Alhasil, malam yang jika disuhu ruangan berupa padat, akan
meleleh.
Dalam hal pewarnaan,
ternyata banyak bahan alam yang bisa digunakan. Siapa sangka bahan-bahan tersebut
dapat ditemukan di sekitar kita. Seperti
kayu secang yang menghasilkan warna merah, kunyit untuk
warna kuning, dan kulit bawang merah menghasilkan warna jingga kecoklatan.
Mungkin jika dilihat penampakannya, hanya berupa daun atau sayatan kayu kering. Tapi setelah diolah, daun atau kayu tersebut dapat menghasilkan warna-warna yang selama ini mempercantik tampilan kain batik.
Bahan Pembuatan Batik |
Bahan Pembuatan Batik |
Bahan Pewarna Alami Batik |
Bahan Pewarna Alami Batik |
Di pasaran sendiri dikenal 2 jenis batik, yaitu batik
tulis dan batik cap. Dari namanya tentu sudah dapat ditebak mengapa dinamakan
demikian, ya.
Batik tulis dibuat dengan
cara dilukis menggunakan alat bantu canting. Ini semacam sendok cekung dengan
bagian atas sedikit tertutup. Pada bagian ujungnya terdapat saluran kecil
memanjang yang berfungsi untuk mengeluarkan cairan malam yang terdapat di
dalamnya. Kalau diumpamakan, canting ini seperti pulpen dan cairan malam yang
ada di dalamnya seumpama tinta pulpen.
Kain mori yang sudah
digambari motif kemudian dilukis dengan cairan malam. Dan tahukah Anda, saat
melukis dengan malam, tangan kanan pembatik memegang canting dan tangan kirinya
menahan kain yang akan dibatik. Kebayang nggak sih betapa panas tangan pembatik
terkena cairan malamnya.
Proses Batik Tulis |
Jika batik tulis dibuat
dengan melukis kain dengan malam, batik cap dibuat dengan menggunakan cap yang
dicelup dalam cairan malam. Cap yang digunakan berbentuk persegi panjang dan
terbuat dari tembaga. Dipilihnya tembaga karena bahan ini ringan namun kuat.
Sehingga saat melakukan pengecapan, cap melekat kuat di kain dan menghasilkan
motif yang bagus. Selain itu perawatan cap ini pun mudah. Cukup dengan
digantungkan di tempat yang terbuka.
Jika dibandingkan hasilnya,
antara motif batik tulis dengan motif batik cap berbeda jauh, ya. Motif batik
tulis terlihat natural dengan berbagai kombinasi gambar. Sedangkan batik cap
motifnya lebih monoton. Ini sih karena tergantung dari motif yang sudah diukir
pada capnya ^^
Proses Batik Cap |
Proses Batik Cap |
Proses Batik Cap |
Secara garis besar, proses
pembuatan batik tulis dan batik cap adalah sama. Yang membedakan hanya pada
proses awalnya saja. Pada batik tulis, pola digambar pada kain. Proses
dilanjutkan dengan penggoreskan malam cair pada pola dengan bantuan canting.
Sedangkan pada batik cap, pola di ukir pada cap tembaganya. Cap kemudian
dicelupkan pada malam cair, lalu ditekan pada kain. Proses ini dilakukan
berulang hingga kain tertutup semua dengan pola.
Selanjutnya dilakukan
proses pewarnaan. Proses ini dilakukan dengan cara mencelupkan kain ke dalam
cairan pewarna dan direndam.
Proses ini dilanjutkan dengan penghilangan malam. Ini dilakukan dengan cara merebus kain. Wah,
ternyata prosesnya panjang juga, ya. Maka tak heran jika harga batik di pasaran
tergolong lumayan. Ini sebanding dengan proses untuk mendapatkan kain batik itu
sendiri dengan hasil akhir yang cantik.
Batik Gunawan Setiawan
Beberapa waktu lalu saya
dan beberapa blogger diundang untuk staycation oleh Hotel Best Western Premier
Solo Baru dalam acara Up Close And Personal With Best Western. Salah satu kegiatan dalam acara ini mengunjungi
beberapa destinasi wisata di Solo dan sekitarnya.
Salah satu tempat yang kami
kunjungi adalah Batik Gunawan Setiawan. Ini adalah salah satu sentra industri
batik yang terletak di Kampung Kauman. Di tempat ini tidak hanya menjual kain
batik saja, namun juga produk yang terbuat dari kain batik. Seperti pakaian,
tas, asesoris, dll.
Batik Gunawan Sebastian
terletak di tengah-tengah perkampung.
Jika dilihat dari luar, ini seperti rumah kebanyakan di daerah Kauman. Ada tempat parkir di
depannya, meski tidak begitu luas. Suasana di depannya pun rindang. Ini karena
ada sebuah pohon besar di sana .
Jadi pengunjung yang duduk di bangku yang tersedia di depan tempat ini tidak
akan kepanasan.
Pertama kali masuk ke Batik
Gunawan Setiawan pengunjung akan disuguhi deretan produk pakaian batik. Saat
masuk ke ruang tengah terdapat beberapa pernak pernik interior khas Solo. Di
ruangan tengah ini pula pengunjung disuguhi minuman beras kencur dan kunir
asam. Kedua minuman ini adalah minuman tradisional yang terbuat dari bahan
alami dan biasa disebut jamu. Tapi jangan khawatir, kedua jamu ini tidak terasa
pahit kok. Malah sebaliknya, keduanya menyegarkan.
Di Batik Guawan Setiawan
ini, pengunjung tidak hanya dapat berbelanja namun juga dapat melihat langsung
proses pembuatan kain batik. Bahkan kalau mau, pengunjung juga dapat mencoba
sendiri bagaimana cara menorehkan malam ke motif batik yang baru digambar.
Di Batik Gunawan, dijual batik tulis maupun batik cap. Masing-masing dari batik tersebut memiliki
pangsa pasarnya sendiri. Tentunya, jika dilihat dari harga, batik tulis lebih
mahal dari pada batik cap.
Batik tulis dibandrol berkisar
antara 600K. Hal ini dipengaruhi oleh waktu pengerjaan yang lama yaitu sekitar
6 bulan. Belum lagi proses pembuatannya yang
lebih rumit. Keahlian pembatik menggoreskan malam di dua sisi kainnya membuat
kualitas batik ini lebih tinggi.
Batik cap dibandrol dengan
harga berkisar antara 200K. Pengerjaan batik ini relatif lebih mudah dan tidak
membutuhkan waktu yang lama. Meski hasilnya bagus, namun jika bicara masalah
kualitas, batik tulis tetaplah juaranya.
Selain menawarkan berbagai
macam kain batik dan aneka kerajinan dari kain batik, di Batik Gunawan juga
membuka tour bagi umum. Dengan biaya 50K untuk dewasa dan 25K untuk anak-anak,
pengunjung dapat mencoba untuk belajar membuat batik sendiri. Wah, asyik ini ya
untuk mengisi liburan. Sambil berlibur bisa sekalian belajar membatik. Ini juga
salah satu cara untuk melestarikan warisan budaya Indonesia , Solo khususnya, kepada
generasi muda. Sip!
Etapi tahukah Anda,
sekarang banyak beredar batik dengan kualitas tiruan. Apalagi untuk batik
tulis. Nah, ada tips nih dari Batik Gunawan cara membedakan antara batik tulis
asli dengan batik tulis tiruan.
Batik tulis yang asli
memiliki warna yang mantap, tidak tidak terlihat bladus. Ini dikarenakan pada
pelukisan batiknya tidak hanya
pada satu sisi kain saja. Namun kedua sisi kain sama-sama dilukis. Ini pula
yang menyebabkan pembuatan batik tulis menjadi lama. Namun hasilnyaaaa ...
Jangan diragukan keindahannya ^^
Nah,
itu tadi sekilas tentang jalan-jalan saya blusukan di Kampung Kauman untuk
mengenal batik lebih dekat. Jika Anda belum memiliki destinasi wisata saat
liburan nanti, rencanakan saja datang ke Solo. Kenali lebih dekat kain warisan
budaya Indonesia ^^
- Hana Aina -
Baca juga, ya ...
Di fotonya ada aku, hihihi. Nice info kak. Penjelasannya lengkap.
BalasHapusIyes. Kan perginya juga sama kamu ^^
Hapussaya suka batik, hehehehe..sayang kalau batik tulis harganya mahal, tp worth it banget kalau pakai batik tulis
BalasHapusKan proses pembuatannya juga rumit, Mbak ^^
HapusMba Hana liputannya komplet plet bisa buat referensi pelajaran seni budaya
BalasHapusPokoknya top markotop deh
Terimakasih, Uti ^^
HapusDisana kalo mo tour harus kelompok atau perorangan y mbak..aq minat belajar batik
BalasHapusSepertinya memang rombongan, Mbak. Atau hubungi sana-nya langsung untuk keterangan lebih lanjut ^^
HapusTulisan Hana Auna ini sabgat lengkap dan foto2nya cetar bngt. Keren.
BalasHapusTerimakasih, Bunda ^^
HapusWah di Solo ya? Jadi pengin maen sekalian belajar batik di batik gunawan. :D
BalasHapusmakanya batik itu mahal ya kaine wong bikine susah ya
BalasHapusaku suka pakai batik tiap hari malah (daster)
Pantesan ya batik tulis asli perlembarnya mahal, bikinnya ternyata lama ketimbang batik cap.
BalasHapusPaling suka motif parang, motif yang paling elegant menurutku mbak..
BalasHapusaku suka batik sekarang santai pun bisa pakai batik
BalasHapusSaya rasa hampir semua orang suka sama batik sekarang ini, termasuk saya 😊. Informasinya menarik dan detail mba Hana, suka deh 😉
BalasHapusWah, ini kampung batik di Solo yang pernah diceritakan suamiku. Jadi penasaran kepengen kesana mbak, kalau di Madura ada tempat serupa tapi sudah sepi lagi. :(
BalasHapuswah, infonya lengkap sekali mbak Hana. jadi pengen ke sana, tapi sepertinya harus rombongan ya...
BalasHapuswah mbak batik emang keren sekali ... bangga lah kalau pas di kelas saya ngajar murid murid pakai batik
BalasHapusbatik..lebih variatif sekarang ya.. klo dulu kalo gak dibikin selendang..yo jarik gendongan..atau acara adat..sekarang dibuat baju dengan gaya kekinian n makin dikenal tentunya..
BalasHapusbagus banget ya mbak hana. emg indonesia kaya akan segalanya. ditunggu tulisan selanjutnya mbak
BalasHapustitip link jg ya kalo ada yg mau nyari tmpt wisata bisa liat di Pariwisata makasih
Dulu Batik dianggap kampungan. Sekarang Batik tidak lagi kampungan malah mendunia. Ye ... aku bangga cinta batik.
BalasHapusBatik sekarang keren-keren & bagus-bagus, bikin pede makenya
BalasHapus