Bulan lalu Solo ulang tahun, lho. Tepatnya tanggal 17 Februari 2017. Banyak
acara diselenggarakan untuk memperingati hari jadi kota Solo. Nggak
tanggung-tanggung, acaranya sebulan penuh. Mulai dari Solo Great Sale yang
memanjakan penggemar belanja dengan diskon gede-gedean, beberapa pawai dan kirab
di sepanjang jalan utama Slamet Riyadi, hingga aneka festival.
Duh, yang seperti ini nih yang membuat Solo jadi ngangeni, terutama bagi Wong
Solo yang merantau ke luar daerah. Terbayang-bayang terus kenangan semasa
tinggal di Solo. Terus galau, deh. Ingin segera pulang, haha :D :D
Di antara begitu banyak kegiatan yang diselenggarakan, ada satu kegiatan yang
saya tunggu-tunggu. Festival Jenang. Tapi sayangnya, justru saat acara
berlangsung, saya tidak dapat bergabung. Ada tugas yang harus saya selesaikan.
Ah, saya jadi baper. Etapi jangan khawatir, saya masih ada kok liputan tahun lalu. Yuk, intip keseruannya Festival Jenang-nya J J
Sesuai dengan namanya, Festival Jenang menghadirkan aneka macam jenang.
Nggak tanggung-tanggung, jenang yang ditampilkan adalah jenang dengan cita rasa
dari Sabang sampai Merauke.
Ternyata, Indonesia yang kaya akan masakan nusantara juga memiliki aneka
jenang dengan kekhasan daerah masing-masing, termasuk jenang yang ada di Solo.
Manis Gurih
Jenang
Jenang atau yang familiar disebut bubur dalam bahasa Indonesia adalah
makanan yang tidak akan pernah kehilangan penggemarnya, mulai dari anak-anak
sampai dengan orang tua. Jenang sudah ada sejak zaman dahulu. Karenanya jenang
dapat dikategorikan sebagai makanan tradisional. Hingga sekarang jenang masih
tetap eksis, lho.
Di Solo sendiri ada banyak sekali varian dari jenang. Ada yang manis, ada
juga yang gurih. Bukan hanya rasanya yang bervariasi, bahan baku pembuatannya pun
juga beragam. Inilah yang membuat penikmat jenang tidak akan pernah bosan.
Mereka bisa memilih varian jenang sesuai dengan selera. Mau di-mix dalam satu
mangkuk pun bisa. Dan itu tidak akan mengurangi kenikmatan memakan jenang.
Kebanyakan jenang memiliki tekstur yang lebut. Namun ada beberapa yang
memiliki tekstur kenyal. Ini tergantung dari bahan bakunya. Biasanya jenang
terbuat dari tepung beras, tapi ada juga yang terbuat dari tepung kanji, beras
ketan, sagu dan juga singkong.
Di Solo, Anda akan dengan mudah menemukan jenang. Jenang banyak dijajakan baik
oleh pedagang kaki lima maupun pedagang keliling. Biasanya nih yang berjualan keliling
adalah ibu-ibu mengendarai sepeda dengan keranjang dagangan di bagian belakang
sepeda. Mereka berkeliling dari kampung ke kampung. Harganya pun murah meriah.
Untuk 1 mangkuk jenang dihargai 3K saja. Anda bisa memilih satu jenis jenang,
atau mix beberapa rasa dalam 1 mangkuk. Aih, seneng nggak sih bisa makan enak
dengan harga murah ^^
6 Variasi Jenang
Solo yang Paling Diminati
Sebenarnya ada banyak variasi Jenang Solo. Namun di artikel ini saya akan
memperkenalkan kepada Anda beberapa
variasi jenang yang paling banyak diminati.
Kuah juruh terbuat dari gula jawa yang dilarutkan air dan dimasak dengan
kayu manis dan daun pandan sebagai penyedap. Tapi kalau saya pribadi sih lebih
suka makan jenang sumsum dengan kuah juruh yang ditambah sedikit santan. Ini
akan menjadikan rasa kuahnya menjadi tidak begitu manis, tetapi gurih. Tapi ini
sih selera, ya ^^
O iya satu lagi nih. Dalam memasak jenang sumsum terkadang menghasilkan
kerak pada lapisan bawahnya. Ini seperti gosong. Tapi ada beberapa orang,
termasuk saya, justru suka dengan bagian yang ini. Menurut saya sih rasanya
lebih gurih. Jadi, saat membeli jenang, saya akan tanya dulu pada penjualnya ada
keraknya atau tidak. Biarpun agak gosong, tapi lebih enak, hihi ^^
Jenang Grendul. Jenang ini hampir sama dengan jenang sumsum karena memang bahan bakunya
sama, yaitu tepung beras. Hanya saja pada pemasakan jenang grendul
ditambahkan gula jawa. Ini yang membuat warna dari jenang menjadi cokelat.
Yang istimewa dari jenang ini adalah grendul-nya. Ini seperti bulatan-bulatan
bakso yang terbuat dari tepung ketan. Tekstur grendul adalah pulen dan sedikit
lengket. Perpaduan unik dari lembut jenang dan pulennya grendul. Ditambah
lagi dengan siraman kuahnya. Hmm ...
Berbeda dengan jenang sumsum yang menggunakan kuah manis, jenang grendul
menggunakan kuah santan yang gurih.
Jenang Mutiara. Jenang ini terbuat dari sagu mutiara. Pembuatannya cukup unik sih menurut
saya. Sagu mutiara sebagai bahan bakunya harus direndam dulu dalam air sebelum
diolah. Mengolah sagu mutiara ini pun cukup mudah. Hanya dengan memasaknya
dengan air yang ditambahkan gula. Saat matang sagu mutiara akan mengembang
dengan warna bening.
Jenang mutiara bisa dimakan biasa, namun juga bisa dengan disiram kuah
santan yang gurih. Kalau saya pribadi lebih suka memakan jenang mutiara dalam
keadaan dingin. Jadi, sebelum disantap, masukkan dulu jenang mutiara yang sudah
disiram dengan kuah santan ke dalam almari es. Kalau sudah dingin, baru deh
dinikmati. Rasanya akan berbeda. Kalau menurut saya sih lebih enak. Nyummy 😋😋😋.
Jenang Ketan Hitam. Jenang ini terbuat dari beras ketan hitam yang dimasak bersama air dan gula
di atas api kecil hingga mengental dan berasnya melunak. Saat memasaknya harus
terus diaduk agar tidak gosong, ya. Jenang ketan hitam memiliki rasa yang manis. Karenanya akan terasa lebih
nikmat saat diguyur kuah santan nan gurih.
Jenang Pati Telo. Jenang ini menggunakan bahan ketela (yang dalam bahasa jawa disebut
telo) dan tepung kanji yang dimasak dengan gula merah. Ketela yang sudah
dikupas dan dicuci bersih dimasak hingga empuk dengan air dan gula jawa. Baru
deh ditambahkan tepung kanjinya. Tepung kanji mengentalkan bubur. Tekstur bubur
menjadi lembut dan lengket. Warnanya pun menjadi cokelat bening.
Jenang pati telo menjadi salah satu favorit saya. Ini terutama karena rasa
telo yang ada dalam jenang ini. Empuk dan manis. Apalagi makan jenang pati telo
ini menggunakan kuah santan yang gurih. Terkadang makan jenang pati telo ini
butuh perjuangan. Karena teksturnya lengket, jenangnya terkadang menyatu dan
susah dipotong. Alhasil, terkadang kalau satu bagian diangkat, bagain yang lain
ikut terangkat. Melar, deh, haha :D :D
Jenang Lemu. Ini adalah jenang yang sangat mudah ditemui di kota Solo. Hampir di
setiap sudut kampung ada yang menjual jenang ini. Biasanya di pagi hari. Ini
berbeda dengan beberapa jenis jenang di atas yang dimakan sebagai
kudapan. Jenang yang terbuat dari beras yang dimasak dengan santan hingga
kental ini biasa dimakan sebagai pengganti nasi saat sarapan. Pendamping jenang
ini lebih barvariasi. Biasanya sih sayur dan lauk pauk. Beberapa sayur yang
biasa menjadi pilihan adalah terik kuning, sambal tumpang, sambal tolo, pecel,
dll.
Jenang lemu berwarna putih dengan tekstur tidak selembut jejang sumsum. Tapi
lumayan sih sebagai pengganjal perut di pagi hari. Apalagi bagi Anda yang
menginginkan sarapan yang tidak begitu mengenyangkan. Jenang ini
bisa menjadi pilihan.
Wah, ternyata jenang tidak dapat dipisahkan sebagai makanan keseharian, ya.
Terutama Wong Solo. Karenanya bagi Anda yang berkunjung ke Solo, sempatkan menjelajah untuk berburu jenis makanan yang satu ini. Jangan pernah menyesal karena tak pernah mencobanya, ya, haha :D :D
Antara Kulineran
dan Jepretan
Zaman sekarang segala momen perlu diabadikan, ya. Termasuk saat
berpetualang kuliner. Kalau dulu, sebelum makan harus berdo’a dulu. Tapi
sekarang, sebelum makan dijepret dulu, berdo’a, baru deh dimakan, hehe ^^.
Senang kan kalau melihat hasil jepretan yang cantik-cantik. Ternyata,
jepretan cantik bukan hanya karena penataannya yang cantik, namun juga teknik pengambilan
gambar yang tepat. Dan yang tidak kalah penting adalah peralatan untuk
mengambil gambar-gambar tersebut.
Berhubung saya belum kamera canggih, saya lebih banyak memanfaatkan kamera
smartphone. Beberapa merek smartphone telah dilengkapi oleh kamera yang
mendukung pengambilan gambar yang ciamik. Salah satunya adalah ASUS Zenfone
yang telah dilengkapi dengan PixelMaster Camera. Hmm ... Apasih PixelMaster
Camera itu?
PixelMaster adalah teknologi yang dapat membantu menangkap lebih banyak
cahaya pada kamera. Ada beberapa kelebihan dari teknologi ini, diantaranya:
Low Light Mode. Teknologi ini memungkinkan mengambil gambar dalam suasana minim cahaya.
Wah, asyik nih. Nggak perlu galau kalau ingin memotret objek dengan di ruangan
remang-remang.
Sensitivitas Sensor Kamera. Dengan kemampuan sensitivitas sensor kamera yang tinggi
tentu akan meningkatkan kualitas hasil yang baik.
Depth of Field Mode. Ini akan membantu Anda memfokuskan kamera pada gambar yang akan diambil.
Latar belakang gambar juga dapat dikaburkan sehingga objek yang dimaksud
menjadi lebih tajam.
Selfie Mode. Nah, kalau yang ini pasti diincar kebanyakan pengguna smartphone. Ini
adalah kemampuan untuk mendeteksi wajah orang-orang di depan kamera dan
kemudian menghitung mundur sebelum mengambil 3 gambar secara berurutan.
Time Rewind. Ini dapat membatu Anda memilih beberapa hasil jepretan dengan pose terbaik
karena kemampuan mengambil gambar secara berurutan sebelum dan sesudah tombol shutter ditekan.
Nah, ternyata asyik ya kalau kulineran sambil jeprat jepret. Pilih hasil terbaik lalu upload di sosial media. Kalau hasil jepretannya cantik, pasti akan banyak suka. Karenanya dukung petualangan kuliner Anda dengan smartphone yang mendukung. Selamat kulineran, ya 😉😉😉.
Artikel ini diikutsertakan pada Blogging Competition Jepret Kuliner Nusantara dengan Smartphone yang diselenggarakan oleh Gandjel Rel
Solo jenangnya macam2 ya. Jadi pengin sarapan jenang ini.
BalasHapusAyo, Mak, berburu jenang ^^
HapusJenang itu kesukaanku. Mantap
BalasHapusAsyiikk ... Ada penikmat jenang ^^
HapusIhh pengen jenang grenduuulnyaaaaa... Enak banget itu kayaknya �� Solo emang juara deh kulinerannya
BalasHapusMangkanya kita yang tinggal di Solo belum bisa kurus, ya, Mak. Kulineran terus :D :D
HapusAku suka jenang pati telo. Suka jenang ketan item juga. Mutiara juga suka ding.. Aaahhh..aku suka semuanyaaaaa...
BalasHapusTapi kalo pas beli, aku suka lupa bilang jenang. Aku tetep aja bilangnya bubur..haha.. Soalnya di Purworejo, jenang itu kentel, keras kayak dodol gitu deh..
Ntar kalau beli di-mix aja, biar dapat semua rasa :D :D
HapusAku cuma suka jenang ketan hitam... klo jenang yg lain ga suka, ga tau kenapa begitu :D
BalasHapusPenggemar setia, belum bisa move on, haha :D :D
HapusMarai pengen mak........,maknyus
BalasHapusYuk, Mak. Ndang masak jenang ^^
HapusKabeh doyan mak, apalagi jenang sumsum, aku jdi keinget alm. Mbh uyud..
BalasHapusHiks
Jenang sumsum paling favorit, ya ^^
HapusSuka semuanyaa... Enak y tinggal di Solo bisa maen ke festival jenang. Puas deh makan jenang
BalasHapusJadi, kapan mau pindah Solo, Mak? :D :D
Hapuskalo di Kudus itu namanya bubur. Kalau istilah jenang itu untuk makan ringan semacam "dodol".
BalasHapusBeda tempat, beda nama, ya ^^
HapusBubur sumsum mah paling favorit. Ini anakku cemilan siangnya kadang makan bubur sumsum, Mbak. Hihihi.
BalasHapusNgomong2 soal ketan hitam, di rumah ada stok nih. Jadi, pengen buat bubur ketan hitam terus dikasih es, suegeeeerr ya.
Jangan lupa buat bubur kacang hijau juga, Mbak. Ntar aku dikirimin, ya ^^
Hapuspaling suka jenang grendul.. apalagi ditambah santan.. aduh enaknyaa
BalasHapusAsyiikk ... :D :D
HapusSaya sukanya Jenang Mutiara itupun ga boleh sering2
BalasHapusKata orang Jawa, legi..
Iya, Mbak. Tapi kalau sudah ketemu sama kuah santannya, nggak legi lagi ^^
Hapusaku taunya itu bubur yaaaa, kalo kayak gitu mahhh kusuka tapi yg digulung2, aku kurang sukaa hihihihi
BalasHapusDigulung-gulung?! Hmm ...
HapusWah jenang banyak ragamnya ya? baru tahu
BalasHapusMonggo, dicoba satu per satu ^^
HapusJenang beragam jenisnya. Tetapi yang pernah saya makan, terbuat dari tepung ketan dengan gula jawa, rasanya manis dan kenyal..
BalasHapusTepung ketan dan gula jawa?! Hmm ... ^^
HapusYa ampuuun jenang, terakhir makan jenang ki kapan yo, waktu sowan ke mbah koyoke. Kangeeeen
BalasHapusPulang, Mbak. Pulang ^^
HapusJenang grendul favoritku, membuatnya juga tidak terlalu susah
BalasHapusIya, kah?! Wah, jadi pingin buat juga ^^
HapusJenang makanan favorit anak-anak.
BalasHapusAda yang jualan tiap hari keliling kampung, anak-anak suka beli tuh. Kalau dalam seminggu nggak makan jenang,rasanya kurang komplit :D
Betul, Mak ^^
Hapusyang merah itu terbuat dari mutiara ya?betul kah?
BalasHapusenak banget sepertinya, jadi pengen coba...
Iya, yang merah itu terbuat dari mutiara ^^
HapusSemenjak nikah dgn org solo, mudik ke solo itu selalu aku tunggu2 :D. Krn kangeeeen ama semua kuliner2 solo. Pertama kali ngerasain jenang lemu aku jg heran mba. Namanya lucu, buburnya jg unik. Tp lama2 sukaaaa. Ada lg tuh makanan fav ku kalo di solo, brambang asam :D. Kirain dulu bawang rasanya asem, eh taunya sayur dikasih bumbu rujak :D. Tapi sukaaaaak
BalasHapusBrambang asem terbuat dari kankung yang disiram sambal. Ini favorit aku. Apalagi kalau sambalnya pedas plus pakai tempe gembus ^^
Hapusaku sering makan semuanya, tapi baru tau kalau itu termasuk jenang. Biasanya cuma nyebut bubur atau cenil untuk semua varian. :D
BalasHapusKalau cenil beda lagi, Mbak. Bentuknya gilik dan berwarna warni. Makannya pakai parutan kelapa ^^
HapusMakanan favoriiit akuuhhh,
BalasHapusAku pling suka yg jenang pati telo mbk, ajiibbb, :)
Tos!! :D :D
Hapusnasi liwet itu dulunya kupikir jenang lho Mbak
BalasHapusAduh, Bun. Beda jauh ^^
HapusJenang pati telo belum pernah nyoba saya...jadi penasaran.
BalasHapusMonggo dicoba ^^
HapusTernyata banyak sekali yaaaaa modelnyaaa
BalasHapusBenar, Mbak. Aneka rasa ^^
HapusJenang.. Mirip nama sebuah desa di lamongan ... heheh
BalasHapusKalo gak salah sih :D
Ha?! Benar, kah?
Hapuspengen semuaaaa
BalasHapusYuk, cuz, Mbak. Masak ^^
HapusKalau di medan jenang berarti dodol...hehehheee
BalasHapusOh, kalau di sini ada juga namanya jenang dodol. Tapi bentuknya beda. Semacam snak ^^
Hapuswahhh makanan ku waktu kecil, sekarang udh gak pernah makan itu lagi, dan yang jual juga udah jarang ahahah
BalasHapusBikin sendiri ^^
HapusDi Semarang juga ada nih berbagai bubur atau jenang seperti di atas. Biasanya si penjual pake gerobak dan aneka jenis bubur dijajakan, mulai dari bubur sumsum, bubur kacang ijo kupas, bubur telo, bubur mutiara dsb. Enak dan guriiiihhh...
BalasHapusAsyikkk ^^
HapusSolo selain kota batik ternyata banyak juga kulinernya . .
BalasHapusCobalah kulineran di Solo ^^
HapusWaktu MangCara masih bekerja ada teman asal Solo yang setiap pulang kampung pasti bawa oleh oleh Jenang
BalasHapus