Pernah
nggak sih Anda berada di situasi riweh, pikiran penuh, dan rasanya ingin lari
ke suatu tempat yang sepi dan tenang? Hmm ... Saya pernah. Dan disaat itu
terjadi, berarti sinyal untuk saya segera piknik, haha :D
Di
tengah semangat saya dalam bekerja, terkadang saya ingin milipir ke suatu tempat
dimana saya bisa melepaskan sejenak segala urusan pekerjaan dan segala
keruwetan hidup. Untungnya saya tinggal di Solo dengan segala macam hiburan,
mulai dari yang modern hingga yang tradisional. Jika ingin kesenangan yang
lain, maka saya akan pergi piknik ke luar kota namun tetap tidak begitu jauh
dari Solo. Salah satunya adalah pergi ke Karanganyar yang terkenal dengan
beberapa wisata alamnya. Salah satunya adalah Cadi Cetho.
Candi
Cetho adalah salah satu candi yang berada di Kabupaten Karanganyar. Lokasinya
hanya 2 jam perjalanan dari Solo. Candi ini terletak di puncak Gunung Lawu,
tepatnya di Dusun Ceto, Desa Gumeng, Kecamatan Jenawi, Kabupaten Karanganyar.
Karena
posisinya yang terletak di dataran tinggi, bahkan terkadang Anda dapat melihat
awan dengan posisi lebih rendah dari candi ini. Pun dengan udara yang dingin
hingga ke tulang. Bagi saya yang tak tahan dingin, bahkan sampai bersin-bersin,
hihi 😀.
Jalan
berliku untuk mencapainya
Meski
berjarak hanya 2 jam perjalanan dari kota Solo namun ternyata untuk mencapai
tempat ini butuh perjuangan. Jalannya sih mulus. Tapi berkelok dengan
kemiringan yang aduhai. Tegang? Pasti. Dan pastikan juga ya kalau kemari, orang
yang dibelakang setir adalah orang yang telah lihai. Bukan kenapa-napa sih. Demi
keamanan saja, hehe ^^ Oiya, selain skill mengemudi, pastikan juga kendaraan
yang digunakan dalam kondisi prima. Nggak asyikkan kalau tiba-tiba mobil mundur
karena tak kuat berada di tanjakan yang curam.
Etapi jangan khawatir. Semua itu akan terbayar dengan keindahan alam yang ditawarkan Candi Cetho. Sepanjang perjalanan menuju ke sana, Anda akan disuguhi perkebunan teh yang terhampar hijau bak permadani. Bukan hanya itu saja. Berikut adalah pesona lain yang dapat Anda temukan setelah sampai di Candi Cetho.
Etapi jangan khawatir. Semua itu akan terbayar dengan keindahan alam yang ditawarkan Candi Cetho. Sepanjang perjalanan menuju ke sana, Anda akan disuguhi perkebunan teh yang terhampar hijau bak permadani. Bukan hanya itu saja. Berikut adalah pesona lain yang dapat Anda temukan setelah sampai di Candi Cetho.
Suasana
Bali Ada di Sana
Saat menginjakkan kaki di tempat ini, Anda akan menemukan banyak hal yang mengingatkan pada Pulau Dewata, Bali. Saat akan masuk ke area Candi Cetho, semua pengunjung diwajibkan mengenakan selembar kain bermotif kotak dengan warna hitam dan putih berselang. Kain ini adalah jenis kain yang sama yang dapat Anda temukan di Bali. Orang di sini menyebutnya sebagai kain kampuh.
Selain keberadaan kain ini, suasana Bali juga dapat Anda temukan pada beberapa gapura candi yang menjulan tinggi. Saat menaiki candi yang memiliki banyak tingkatan ini, Anda akan melewati gapura-gapura tersebut. Lihatlah! Betapa miripnya dengan yang di Bali, ya 😊
Banyak peninggalan berupa archa dan relief
Candi Cetho adalah salah satu candi bercorak Hindu di Indonesia. Anda akan menemukan beberapa arca dan relief berupa pahatan di batu candi. Beberapa diantaranya berwujud manusia, namun ada juga yang berbentuk hewan. Relief-relief ini seperti menggambarkan sebuah cerita di masa lalu.
Salah satu bagian yang menyita banyak perhatian dari candi ini adalah keberadaan arca phallus yang berupa rangkaian bebatuan membentuk alat kelamin lelaki. Arca ini berhadapan dengan arca lain yang diumpamakan sebagai kelamin perempuan. Keduanya merupakan lambang dari kesuburan. Selain kedua arca tersebut, ada lagi nih. Yaitu hamparan bebatuan membentuk burung garuda yang membentangkan sayapnya. Pada bagian punggung garuda terdapat jajaran batu yang mirip kura-kura. Dan tentunya, rangkaian bebatuan ini akan menjadi objek foto yang menarik, ya
Masih
Aktif Untuk Beribadah
Candi Cetho adalah salah satu candi yang masih aktif digunakan untuk beribadah. Saat berada di candi ini, tidak jarang Anda akan menemukan beberapa rumah-rumah kecil yang di dalamnya terdapat sesajian. Biasanya sesajian itu berupa kelopak bunga dan juga dupa yang diletakkan di dekat arca. Pada hari-hari tertentu, tempat ini juga akan ramai dikunjungi warga karena adanya upacara keagamaan.
Beberapa
Hal Saat Berada di Sana
Karena candi ini masih difungsikan sebagai tempat ibadah, maka yang paling penting adalah menjaga perilaku dan sopan santun. Tentu saja, meski Anda datang berombongan dan ingin berwisata bukan berarti dengan suasana gaduh, kan. Selain itu, jaga kebersihan, ya. Jangan sampai tempat yang indah ini menjadi tak sedap lagi dipandang karena sampah dimana-mana.
Nah, itu tadi beberapa hal yang menjadi catatan perjalanan saya saat mengunjungi Candi Cetho. Masih ada banyak tempat wisata lainnya saat Anda berkunjung di Solo Raya. Jangan lupa mampir, ya. Dan jangan lupa, selamatkan anak bangsa dari kurang piknik 😆.
Aku belum masuk di situ, soalnya kalau hanya jalan dengan thole bakalan nggendong (huuuu huuu)
BalasHapusThole suruh jalan sendiri aja, Bu. Biar menjelajah sendiri di sana, haha ^^
HapusIni paling keren pas sunset kalo cuaca cerah hlo..
BalasHapusPengen ke sini lagi tapi belum sempet ni....
Betooolll ...
HapusBerarti musti disempatkan ke sini lagi ^^
Terakhir setahun yg lalu aku ke sini, Ken nangis kejer lihat aku pakai kampuh hihi. Eh btw, ada typo dikit mak, yg paragraf 3 "2 jam perjalanan, yg bawahe lagi "1 jam perjslanan"
BalasHapusKen nya dipakaiin sekalian kain Kampuhnya, haha ...
HapusOkay, Mak. Terimakasih koreksinya ^^
Demi apa, saya hampir 7 tahun di Solo tapi belom pernah masuk kesini. Hahaha...
BalasHapusDulu pas naik ke Lawu itu, rencana pulangnya mau mampir. Etapi keburu malam, yaudah nggak jadi. Lihat kondisi jalan yang super ekstrim itu, juga kadang ngeri-ngeri ngilu kalau mau kesana :D
Berarti musti diagendakan tahun ini, haha ^^
Hapuscantik yaaa mba. Terakhir ke Solo ngga mampir sini..semoga soon bisa :)
BalasHapusAamiin. Semoga segera terlaksana ^^
Hapus