Menu

Senin, 22 Januari 2018

Ini Dia! Seputar Reward and Punishment yang Musti Ayah dan Bunda Ketahui


Seperti halnya manusia dewasa pada umumnya yang terkadang melakukan kesalahan namun terkadang pula melakukan kebaikan, pun demikian dengan anak-anak. Terkadang tingkah polah mereka menggemaskan, namun terkadang pula membuat orang tua jengkel. Ops, sabar, ya, Bun ^^.

Ada beberapa sikap yang biasa diambil orang tua saat anak melakukan kesalahan. Sebagian orang tua lebih memilih menasehati, sebagian yang lain memilih memarahi. Bahkan ada juga lho yang memberikan hukuman. Itu sih tergantung dari tingkat kesalahan yang dilakukan anak, ya. Harapannya hukuman adalah alternatif terakhir, ya. Bukan pilihan utama.

Demikian pula saat anak melakukan kebaikan. Yang paling sering dilakukan adalah memuji. Namun tak sedikit pula anak mendapatan hadiah atas kebaikan yang telah dilakukannya. Entah kebaikan itu berupa sikap baik, sopan santun, membantu sesama, atau peningkatan prestasi. 

Reward and punishment adalah salah satu metode yang banyak digunakan orang tua untuk mendidik anaknya, terutama untuk memperkenalkan hal-hal baik dalam keseharian. Namun dalam penerapannya, ada beberapa hal harus menjadi perhatikan agar metode ini tidak menjadi salah kaprah dan salah sasaran.

Reward and punishment harus diterapkan dengan tepat. Jangan sampai anak menjadi bingung atas punishment yang didapat karena sikap buruknya, atau sebaliknya. Anak malah menjadi pribadi yang kurang termotivasi karena selalu tergantung dengan reward untuk mendapatkan sesuatu yang lebih baik.

Sumber foto : https://www.freepik.com

Reward and punishment bersifat sementara. 

Reward and punishment, kalau saya pribadi lebih suka menggunakan istilah penghargaan dan konsekuensi, bukan hadiah dan hukuman. Ini adalah salah satu cara untuk menanamkan sikap baik kepada anak. Jika anak melakukan kebaikan maka dia akan mendapatkan penghargaan dari orang tua. Namun jika dia melakukan hal buruk, dia akan mendapatkan konsekuensi dari perbuatannya.

Dengan menerapkan metode reward and punishment, diharapkan anak dapat terbiasa melakukan hal-hal baik dan meminimalkan keburukan yang ada. Jika anak terus menerus melakukan kebaikan, lambat laun dia akan mulai terbiasa. Karenanya menerapan metode ini hanyalah sementara. Semua berjalan alami seiring pemahaman anak kenapa dia harus terus melakukan kebaikan-kebaikan tersebut.

Sumber foto : https://www.freepik.com

Reward bukanlah sogokan

Saat anak melakukan hal-hal baik atau berprestasi, orang tua dapat memberikan reward pada anak. Etapi jangan sampai reward yang diberikan berubah menjadi sogokan, ya. Emang beda?!

Reward adalah saat anak melakukan kebaikan atas kemauannya sendiri. Sebagai penghargaan orang tua memberinya reward. Namun reward dapat menjadi sogokan ketika orang tua meminta anak melakukan suatu kebaikan dengan syarat adanya reward tersebut. Jadi, kebaikan ini bukan karena kesadaran sendiri dari anak. 

Sogokan diberikan sebagai syarat kebaikan itu dilakukan. Pada akhirnya anak tergantung pada reward. Dia tidak mau melakukan kebaikan tanpa adanya reward. Karenanya, reward di sini tidak melulu tentang barang, ya. Reward orang tua kepada anaknya dapat berupa pujian, pelukan hangat, waktu luang untuk berkumpul bersama, dll. Tapi sesekali bolehlah hadiah berupa barang untuk memotivasi. Namun  hadiah yang berupa barang tersebut dapat dikurangi secara berkala, seiring anak diberikan pemahaman dan motivasi kenapa dia harus terus melakukan kebaikan.

Sumber foto : https://www.freepik.com

Memberikan punishment yang masuk akal dan berhubungan dengan kesalahan.

Seringkali punishment yang diberikan orang tua kepada anak tidak ada hubungannya sama sekali dengan kesalahan yang dilakukan. Pada tingkatan kesalahan tertentu, punishment tidaklah diperuntukkan untuk menghukum. Namun memberitahukan konsekuensi yang harus didapat saat anak melakukannya. Ini sekaligus memberikan pembelajaran bagi anak akan arti tanggung jawab.

Sebagai contoh, saat anak menumpahkan jus buah dari gelasnya, orang tua akan ngomel panjang dan lebar memarahinya, lalu melarangnya bermain di luar rumah. Tidak ada hubungannya kan menumpahkan jus buah dengan bermain di luar rumah? Bukankah lebih baik jika orang tua memintanya untuk mengambil kain pel lalu membersihkan tumpahan jus tersebut. 

Dengan mengomel, tidak ada jaminan kok kalau kejadian tersebut tidak terulang lagi. Namun dengan arahan yang diberikan orang tua, yaitu dengan membersihkan tumpahan sebagai konsekuansinya jika kejadian tersebut terulang lagi, anak lebih tahu apa yang dilakukan. Dan itu menjadi bagian dari tanggung jawabnya untuk membersihkan karena sudah menumpahkan jus buah tersebut. 

O iya. Satu lagi nih. Alangkah baiknya jika orang tua tidak memarahi anak di depan teman-temannya. Atau juga menceritakan kesalahan yang dilakukan anak pada orang lain. Apalagi kalau ngomongnya pas ada anaknya. Duh, jangan sampai, ya. Meski masih anak-anak, namun mereka juga punya harga diri. Pasti mereka akan malu. Dan ini akan melukai hatinya 😐.

Sumber foto : https://www.freepik.com

Konsisten dalam menjalankan program ini

Dalam menjalankan reward and punishment alangkah baiknya jika ayah dan bunda kompak. Buatlah kesepakatan di antara kedua orang tua. Tidak ada dualisme. Ayah bilang boleh, tapi bunda melarang. Ayah memarahi, tapi bunda melindungi. Ini akan membingungkan anak, ya.

Sumber foto : https://www.freepik.com

Adakah evaluasi berkala efek dari reward and punishmen yang selama ini telah berjalan.

Lakukan evaluasi secara berkala. Apakah reward and punishmen yang selama ini diterapkan memberikan perubahan terhadap sikap dan tingkah laku anak. Perubahan yang dimaksud tentu saja ke arah lebih baik, ya. Karena memang itu adalah tujuan dari metode ini. Membiasakan kebaikan dan meminimalkan keburukan.

Seiring berjalannya waktu, orang tua harus memberikan pemahaman dan pengertian akan kebaikan dan keburukan yang ada. Hingga akhirnya, anak akan terus melakukan kebaikan tanpa harus menunggu adanya reward and punishment

Sumber foto : https://www.freepik.com

Ternyata, kalau ngomongin tentang reward and pinishment bagi anak, banyak hal yang musti diperhatikan, ya, Ayah, Bunda. Awalnya mungkin akan sulit dalam menerapkannya. Namun lambat laun anak akan mulai terbiasa dengan kebaikan dan juga belajar mengenai tanggung jawab. Semua ini demi pembelajaran anak ke arah yang lebih baik. Semoga sukses dalam menerapkannya, ya 😊

- Hana Aina -

Baca juga, ya ...

4 komentar:

Terima kasih telah berbagi komentar