Sebagai
manusia normal tentu kita pernah merasakan marah. Apapun penyebabnya, marah
adalah bagian dari emosi manusia.
Ada
sebagian orang yang melampiaskan amarahnya dengan meledak-ledak. Bisa jadi dia
akan mengomel dengan kecepan tinggi, dengan nada sopran, dan bahkan
melampiaskannya pada benda-benda disekelilingnya. Ada horornya juga ya kalau
seperti ini. Namun sebagian manusia yang lain melalui emosi marahnya dengan
diam. Ditanya apapun dia akan diam. Ditawari apapun dia tetap diam. Kalau pun
mau bereaksi, dia hanya akan menjawab dengan sepatah dua patah kata saja :
nggak, biarin, bodo amat, masalah buat Loe? Benar-benar hemat kata. Etapi kalau
menurut saya sih, yang seperti ini lebih horor dari yang pertama, hihi ^^
Bisa-bisa senggol bacok, nih, huahaha
Saya
pribadi pernah mengalami yang demikian, hehe ^^ Bagaimana respon saya saat itu, sangat
tergantung pada situasi dan juga pemicu marah #PengakuanDosa. Etapi sebenarnya
kita bisa kok mengendalikan diri saat marah kepada orang lain. Inilah beberapa
hal yang biasa saya lakukan saat marah pada orang lain, agar tidak memupuk kebencian pada yang lain namun tetap dapat berdamai dengan diri sendiri.
Jangan Lupa Bernafas
Karena
emosi, banyak manusia lupa bernafas. Bukan, bukan bernafas yang hanya
sekedar menghirup oksigen dan mengeluarkan karbon dioksida. Namun bernafas
dengan sedalam-dalamnya, membiarkannya sesaat, lalu membuangnya perlahan.
Bernafas sepanjang dan dalam mungkin seperti ini akan membantu kita lebih rilek dan
nyaman. Lakukan berulang dan rasakan setiap oksigen yang mengalir ke tubuh dan
otak. Anda akan merasakan lebih segar.
Ambil Jeda
Pergilah
sejenak dari tempat kejadian. Jika itu di kantor, maka keluarlah sebentar hanya
untuk mengirup udara segar, mencari makan siang atau cemilan, melihat
lalu lintas di sekitar kantor. Kalau kejadiannya di rumah, saya biasa masuk
kamar dan menyibukkan diri dengan kegiatan lain. Ini semacam mengalihkan
perhatian pikiran dan perasaan dari hal yang tidak menyenangkan itu.
Evaluasi
Marah
pada orang lain, boleh. Tapi evaluasi diri juga perlu. Belum tentu pemicu
konflik adalah orang lain. Bisa jadi justru kitalah awal mulanya. Mungkin
kitanya yang sedang lelah atau yang perempaun sedang PMS hingga perasaan
menjadi sensitif. Lalu main senggol bacok aja, hehe
Maaf dan memaafkan
Marah
itu benar-benar menguras energi, pikiran, perasaan, dll. Karenanya jangan
lama-lama. Kalau pada akhirnya kesalahan memang bersumber dari diri sendiri,
tidak perlu sungkan untuk minta maaf. Tapi kalau dari orang lain, seiring
dengan meredanya emosi biasanya sudah termaafkan. Bahkan tidak jarang lho, kita
yang hari ini bertengkar, eh, besok sudah ngobrol bareng lagi, ngopi bareng tanpa ada
permintaan maaf resmi. Pernah nggak sih seperti ini? Tiba-tiba akur aja, seolah
tidak terjadi apa-apa, haha
Kondisikan keadaan
Biasanya,
setelah mengalihkan perhatian ke kegiatan lain, saya bisa sedikit melupakan
amarah. Hanya perlu waktu lebih lama untuk menghilangkannya. Tapi nggak
lama-lama juga. Sejauh fokus saya sudah bisa ke hal lain, biasanya amarah itu
akan hilang dengan sendirinya. Tapiii ... tetap harus dicatat, ya. Konflik bisa
diredakan, amarah bisa dimaafkan, namun kesalahan tetap harus diperbaiki.
Amarah adalah salah satu bentuk emosi yang ada dalam diri. Namun saat dia muncul dan kita dapat mengendalikannya dengan baik, tentu ini akan lebih membuat tenang perasaan. Marah sih boleh. Namun berdamai setelahnya pun perlu.
aku juga akhir2 ni pas hamil ke 3 ini jadi suka bete sendiri mbak...artikel ini sgt menenangkan...bener lebih baik memaafkan...soalnya udah pernah praktek juga
BalasHapusAlhamdulillah ^^
HapusAda seorang kenalan saya yg kalau marah pasti akan meledak2. Setelah meledak2 begitu biasanya dia akan merasa lega dan setelah itu dia akan bersikap biasa lagi. Jadi dia hanya butuh 'meledak'untik melampiaskan beban di hatinya. Namun kadang terlupa sih bahwa orang yg terkena 'ledakannya' itu apakah merasa sakit hati atau tdk
BalasHapusNah, itu. Imbas ledakannya itu lho yang bikin orang sekitar menghindar ^^
HapusSetuju, marah itu menguras energi dan pikiran. Saya dulu kalau sudah marah, bisa sampai sakit mbak. Maag kambuh, radang tenggorokan, wis to, ngumpul semua penyakit :-(
BalasHapusIya, marah punya dampak ke mana-mana ^^
Hapusmakasih sharingnya, semua rang punya cara tersendiri untuk menuntaskan amarahnya ya
BalasHapusBetul, Bun ^^
HapusSaya sedang menjalani diet ketat, jadi pagi-pagi kalau laper, emosi suka gak stabil. Artikel ini sungguh berguna, terima kasih.
BalasHapusSesama member WB juga nih, salam kenal ya. Kalau ada waktu, silakan main ke blog saya =)
Siap, terimakasih ^^
Hapusbermanfaat banget nih, saya juga kalau sudah marah menakutkan hiks, tapi biasanya orang mudah marah itu mudah juga memaafkan lalu berdamai dengan diri sendiri :)
BalasHapusNah, itu juga baik ^^
HapusSaya masih susaaah banget buat mengontrol amarah dan emosi masih sering labil :(
BalasHapusWah, semoga dimudahkan, ya, Bun ^^
Hapus