Kegalauan orang tua zaman now ternyata bukan sebatas anak
mogok sekolah, atau anak nggak doyan makan dan memilih jajan. Ada hal yang
lebih menjadi perhatian orang tua. Salah satunya adalah kejahatan yang
mengintai anak-anak mereka. Terutama kejahatan seksual.
Pedofilia. Salah satu kata yang akhir-akhir ini sering muncul
di tengah-tengah masyarakat. Entah itu lewat berita televisi, atau pun media
sosial. Ini adalah salah satu kejahatan seksual yang menyasar anak-anak sebagai
korban. Entah itu anak perempuan ataupun lelaki.
Pedofilia sendiri digolongkan sebagai kelainan
psikoseksual, dimana orang dewasa baik lelaki maupun perempuan yang memiliki
kecenderungan seksual kepada anak-anak, terutama anak-anak usia praremaja.
Kecenderungan seksual ini bukan hanya dalam bentuk tindakan, namun fantasinya
pun sudah menyasar ke sana. Ini adalah cara para pedofilia mendapatkan kepuasan
seksual.
Secara pergaulan, pelaku pedofilia tidaklah menyeramkan.
Justru sebaliknya. Mereka adalah orang-orang yang memiliki kemampuan komunikasi
yang baik kepada anak-anak. Mereka dengan mudah menarik perhatian anak-anak,
baik dengan cara bercerita, bergaul, memberikan perhatian, ataupun kebaikan dengan
memberikan barang-barang. Karena sikap para pedofilia yang “baik” inilah,
membuat anak-anak mudah percaya kepada mereka.
Cegah Anak
Jadi Korban Pedofil
Anak-anak korban pedofil akan mengalami trauma
berkepanjangan. Mereka akan mengalami gangguan baik fisik maupun mental.
Padahal, pelaku pedofilia bisa ada dimana-mana. Bisa jadi bahkan disekitar kita.
Tidak jarang pula, ternyata, mereka adalah orang yang tinggal dekat dengan
kita, orang terdekat kita, atau bahkan keluarga sendiri. Duh, ngeri ☹
Salah satu hal yang bisa kita lakukan agar anak tidak
menjadi korban fedofilia adalah dengan cara pencegahan. Pencegahan di sini
adalah dengan cara memberikan bekal pengetahuan kepada anak akan beberapa hal
yang sekiranya menjurus ke sana. Tentu saja ini berhubungan dengan sikap dan
perlakuan yang diterima anak yang sudah di luar kewajaran.
1.
Sentuhan Boleh dan Tidak Boleh
Jelaskan kepada anak bahwa ada beberapa bagian tubuhnya
yang tidak boleh disentuh oleh sembarang orang. Termasuk bagian tubuh yang
ditutup oleh pakaian dalam. Kalau pun terpaksa harus disentuh, misal sedang
diperiksa karena sakit, harus ada pendampingan dari orang tua.
Jelaskan pula jika ada sentuhan yang membuatnya tidak nyaman,
misal ciuman di pipi, mereka berhak untuk menolak. Ini adalah salah satu
pelajaran untuk menghargai privasi anak.
2.
Ajarkan Cara Menghadapi Situasi Bahaya
Beri pengertian pada anak agar tidak mudah diajak oleh
orang asing. Tidak ada salahnya pula mengajarkan anak untuk berteriak “tolong”
saat mereka merasa terancam. Teriakan tersebut diharapkan dapat menarik
perhatian orang-orang di sekeliling. Jika perlu, ajarkan pula anak beberapa
gerakan bela diri sebagai bekal membela diri jika terjadi sesuatu yang tidak
diinginkan.
3.
Kenalkan Alat Reproduksi dan Organ Seksualnya
Membiasakan anak berpakaian dengan baik –menggunakan pakaian
dalam dan pakaian luar- dapat diterapkan sejak dini. Ini juga salah satu cara
untuk mengajarkan anak agar tidak memperlihatkan area pribadinya.
Beri pengertian pada anak bahwa alat reproduksi lelaki
dan perempuan berbeda. Lelaki memiliki penis, dan perempuan memiliki vagina. Mereka
harus menjaga alat reproduksinya dengan baik. Jangan biarkan sembarang orang
menyentuhnya.
4.
Jadilah Pendengar yang Baik
Jadilah pendengar yang baik bagi anak Anda. Saat anak
bercerita tentang pengalamannya di sekolah maupun di rumah, dengarkan dengan
seksama. Sisihkan waktu untuk mereka bercerita. Dengarkan dan jangan dipotong,
respon saja sewajarnya. Ini akan membuka komunikasi antara orangtua dan anak
yang membuat anak merasa nyaman. Biasanya dari cerita-cerita inilah banyak
terungkap hal-hal tak terduga, termasuk pelecehan seksual.
Jika Anda mendapati hal-hal seperti ini, jangan langsung
marah karena akan membuat anak menjadi takut bercerita, bahkan berbohong karena
takut dimarahi. Katakan padanya kalau Anda sebagai orang tua akan
menyelesaikannya dengan baik. Jadilah figur sebagai orang dewasa yang dapat
dipercaya sekaligus tempat berlindung baginya.
5.
Tingkatkan Keharmonisan Keluarga
Anak dari keluarga yang kurang harmonis -orang tua yang
sering cek sok, kurang peduli terhadap anak-anaknya- memiliki kecenderungan
untuk murung, suka menyendiri. Anak-anak tipikal seperti inilah yang menjadi
sasaran empuk para pedofil. Mereka sangat mudah dipengaruhi, dibujuk rayu,
hingga akhirnya terpedaya oleh pelaku pedofilia. Karenanya, perkuat benteng
keluarga dengan perhatian dan kasih sayang terhadap anak.
Pelaku pedofilia tidak dapat dideteksi secara mudah.
Karenanya kita sebagai orang tualah yang harus senantiasa waspada akan
keselamatan anak-anak kita. Memberikan pengetahuan dan pembekalan yang cukup
adalah salah satu caranya. Diharapkan mereka akan terbiasa menjaga dirinya
terutama saat tanpa pengawasan orang dewasa.
Duh, semoga pedofilia jauh2 deh ya dari anak2 kita :(
BalasHapusAamiin ^^
HapusBener-bener galau jadi orang tua jaman sekarang. Bahaya bukan hanya mengintai di luar rumah, tetapi juga di dalam rumah. Ngeri kalau membaca berita, pelaku pedofil ternyata orang dekat korban. :(
BalasHapusBisa jadi, Bun :(
Hapusharus lebih dekat sama keluarga dan ada edukasi juga biar anak tau mana yang mengincar mereka (pedofil) sama mana yang emang murni mau berteman
BalasHapusSepakat ^^
HapusPelaku pedofilia memang biasanya kelihatannya ramah, friendly, makanya anak gampang dekat. Ternyata psikisnya terganggu. Naudzubillah
BalasHapusSemoga keluarga kita dijauhkan dari hal demikian, ya, Bun ^^
HapusNgerinya pelaku pedofilia ya itu mbak dia kelihatan baik. Kadang membuat orang tua percaya dan menepis firasat buruknya. Semoga dijauhkan dari orang-orang seperti ini
BalasHapusAamiin ^^
HapusSemoga kita semua dijauhkan dari hal-hal semacam ini ya Mba?
BalasHapusAamiin :)
HapusNgeri... semoga dijauhkan dari pelaku pedofil...
BalasHapussaya tuh ngeri kalau anak main ke tetangga, entah saking parno ngeliat berita akhir0akhir ini atau gimana :(
Nah, terkadang saya juga begitu, Bun :(
Hapusmenjadi pendengar yang baik ini lho yang terkadang masih diabaikan orang tua. dan saya kerap sekali menemui orang tua yang seperti ini. sebagai self remember bagi saya juga.
BalasHapusBenar, Mbak ^^
HapusPara pelaku pedofil ini tidak dapat terdeteksi secara mudah. Ya Allah jaga dan lindungi anak-anak kami. T_T
BalasHapusAamiin ^^
HapusMenyertai dengan doa dan keberanian mengambil langkah. Info yg sangat lengkap mbak, terima kasih..
BalasHapusSemoga bermanfat ^^
Hapusngeri banget auy kalau baca dan lihat berita-berita para pedofil ini. semoga aja nanti aku bisa melindungi anak-anakku dari mereka
BalasHapusAamiin ^^
HapusSedih sekaligus serem ya liat kejahatan seksual , pengen rasanya ngintilin anak ke manapun untuk mastiin dia baik-baik saja.
BalasHapusAndai saja bisa, ya, Mbak. Tapi terkadang tuh anak-anak suka main sendiri sama teman-temannya :(
HapusJaman makin edan, jadi si tersangka gak akan mandnag korban. Anak atau nenek-nenek sekalipun ��
BalasHapusBetul :(
HapusFedofilia bikin takut bgt y mba. Sebagai orang tua memang harus ekstra
BalasHapusSepakat :)
HapusPara pelaku kadang adalah orang2 yg sdh sangat dipercaya oleh ortu seperti guru atau guru ngaji😯
BalasHapusDuh, duh ... :(
HapusSerem ya sekarang.
BalasHapusJadi parno kalo ada orang baik yang suka ngajak main dan beliin jajan buat anak ku. Meski aku udah kenal baik sama orang tersebut. Semoga anak-anak kita dijauhkan dari orang-orang jahat. Amin.
Aamiin :)
HapusSerem mba, pelaku terkadang adalah orang yg tak disangka sangka karena mereka pinter berinteraksi dengan anak anak. Semoga anak keturunan kita selalu dilindungi
BalasHapusAamiin :)
Hapus