Menu

Kamis, 15 Februari 2018

Kenali dan Cegah Pedofilia Terhadap Anak


Kegalauan orang tua zaman now ternyata bukan sebatas anak mogok sekolah, atau anak nggak doyan makan dan memilih jajan. Ada hal yang lebih menjadi perhatian orang tua. Salah satunya adalah kejahatan yang mengintai anak-anak mereka. Terutama kejahatan seksual.

Pedofilia. Salah satu kata yang akhir-akhir ini sering muncul di tengah-tengah masyarakat. Entah itu lewat berita televisi, atau pun media sosial. Ini adalah salah satu kejahatan seksual yang menyasar anak-anak sebagai korban. Entah itu anak perempuan ataupun lelaki.

Pedofilia sendiri digolongkan sebagai kelainan psikoseksual, dimana orang dewasa baik lelaki maupun perempuan yang memiliki kecenderungan seksual kepada anak-anak, terutama anak-anak usia praremaja. Kecenderungan seksual ini bukan hanya dalam bentuk tindakan, namun fantasinya pun sudah menyasar ke sana. Ini adalah cara para pedofilia mendapatkan kepuasan seksual.

Secara pergaulan, pelaku pedofilia tidaklah menyeramkan. Justru sebaliknya. Mereka adalah orang-orang yang memiliki kemampuan komunikasi yang baik kepada anak-anak. Mereka dengan mudah menarik perhatian anak-anak, baik dengan cara bercerita, bergaul, memberikan perhatian, ataupun kebaikan dengan memberikan barang-barang. Karena sikap para pedofilia yang “baik” inilah, membuat anak-anak mudah percaya kepada mereka.



Cegah Anak Jadi Korban Pedofil

Anak-anak korban pedofil akan mengalami trauma berkepanjangan. Mereka akan mengalami gangguan baik fisik maupun mental. Padahal, pelaku pedofilia bisa ada dimana-mana. Bisa jadi bahkan disekitar kita. Tidak jarang pula, ternyata, mereka adalah orang yang tinggal dekat dengan kita, orang terdekat kita, atau bahkan keluarga sendiri. Duh, ngeri

Salah satu hal yang bisa kita lakukan agar anak tidak menjadi korban fedofilia adalah dengan cara pencegahan. Pencegahan di sini adalah dengan cara memberikan bekal pengetahuan kepada anak akan beberapa hal yang sekiranya menjurus ke sana. Tentu saja ini berhubungan dengan sikap dan perlakuan yang diterima anak yang sudah di luar kewajaran.

1.        Sentuhan Boleh dan Tidak Boleh

Jelaskan kepada anak bahwa ada beberapa bagian tubuhnya yang tidak boleh disentuh oleh sembarang orang. Termasuk bagian tubuh yang ditutup oleh pakaian dalam. Kalau pun terpaksa harus disentuh, misal sedang diperiksa karena sakit, harus ada pendampingan dari orang tua.

Jelaskan pula jika ada sentuhan yang membuatnya tidak nyaman, misal ciuman di pipi, mereka berhak untuk menolak. Ini adalah salah satu pelajaran untuk menghargai privasi anak.

2.        Ajarkan Cara Menghadapi Situasi Bahaya

Beri pengertian pada anak agar tidak mudah diajak oleh orang asing. Tidak ada salahnya pula mengajarkan anak untuk berteriak “tolong” saat mereka merasa terancam. Teriakan tersebut diharapkan dapat menarik perhatian orang-orang di sekeliling. Jika perlu, ajarkan pula anak beberapa gerakan bela diri sebagai bekal membela diri jika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan.

3.        Kenalkan Alat Reproduksi dan Organ Seksualnya

Membiasakan anak berpakaian dengan baik –menggunakan pakaian dalam dan pakaian luar- dapat diterapkan sejak dini. Ini juga salah satu cara untuk mengajarkan anak agar tidak memperlihatkan area pribadinya.

Beri pengertian pada anak bahwa alat reproduksi lelaki dan perempuan berbeda. Lelaki memiliki penis, dan perempuan memiliki vagina. Mereka harus menjaga alat reproduksinya dengan baik. Jangan biarkan sembarang orang menyentuhnya.


4.        Jadilah Pendengar yang Baik

Jadilah pendengar yang baik bagi anak Anda. Saat anak bercerita tentang pengalamannya di sekolah maupun di rumah, dengarkan dengan seksama. Sisihkan waktu untuk mereka bercerita. Dengarkan dan jangan dipotong, respon saja sewajarnya. Ini akan membuka komunikasi antara orangtua dan anak yang membuat anak merasa nyaman. Biasanya dari cerita-cerita inilah banyak terungkap hal-hal tak terduga, termasuk pelecehan seksual.

Jika Anda mendapati hal-hal seperti ini, jangan langsung marah karena akan membuat anak menjadi takut bercerita, bahkan berbohong karena takut dimarahi. Katakan padanya kalau Anda sebagai orang tua akan menyelesaikannya dengan baik. Jadilah figur sebagai orang dewasa yang dapat dipercaya sekaligus tempat berlindung baginya.

5.        Tingkatkan Keharmonisan Keluarga

Anak dari keluarga yang kurang harmonis -orang tua yang sering cek sok, kurang peduli terhadap anak-anaknya- memiliki kecenderungan untuk murung, suka menyendiri. Anak-anak tipikal seperti inilah yang menjadi sasaran empuk para pedofil. Mereka sangat mudah dipengaruhi, dibujuk rayu, hingga akhirnya terpedaya oleh pelaku pedofilia. Karenanya, perkuat benteng keluarga dengan perhatian dan kasih sayang terhadap anak.


Pelaku pedofilia tidak dapat dideteksi secara mudah. Karenanya kita sebagai orang tualah yang harus senantiasa waspada akan keselamatan anak-anak kita. Memberikan pengetahuan dan pembekalan yang cukup adalah salah satu caranya. Diharapkan mereka akan terbiasa menjaga dirinya terutama saat tanpa pengawasan orang dewasa.

34 komentar:

  1. Duh, semoga pedofilia jauh2 deh ya dari anak2 kita :(

    BalasHapus
  2. Bener-bener galau jadi orang tua jaman sekarang. Bahaya bukan hanya mengintai di luar rumah, tetapi juga di dalam rumah. Ngeri kalau membaca berita, pelaku pedofil ternyata orang dekat korban. :(

    BalasHapus
  3. harus lebih dekat sama keluarga dan ada edukasi juga biar anak tau mana yang mengincar mereka (pedofil) sama mana yang emang murni mau berteman

    BalasHapus
  4. Pelaku pedofilia memang biasanya kelihatannya ramah, friendly, makanya anak gampang dekat. Ternyata psikisnya terganggu. Naudzubillah

    BalasHapus
    Balasan
    1. Semoga keluarga kita dijauhkan dari hal demikian, ya, Bun ^^

      Hapus
  5. Ngerinya pelaku pedofilia ya itu mbak dia kelihatan baik. Kadang membuat orang tua percaya dan menepis firasat buruknya. Semoga dijauhkan dari orang-orang seperti ini

    BalasHapus
  6. Semoga kita semua dijauhkan dari hal-hal semacam ini ya Mba?

    BalasHapus
  7. Ngeri... semoga dijauhkan dari pelaku pedofil...

    saya tuh ngeri kalau anak main ke tetangga, entah saking parno ngeliat berita akhir0akhir ini atau gimana :(

    BalasHapus
  8. menjadi pendengar yang baik ini lho yang terkadang masih diabaikan orang tua. dan saya kerap sekali menemui orang tua yang seperti ini. sebagai self remember bagi saya juga.

    BalasHapus
  9. Para pelaku pedofil ini tidak dapat terdeteksi secara mudah. Ya Allah jaga dan lindungi anak-anak kami. T_T

    BalasHapus
  10. Menyertai dengan doa dan keberanian mengambil langkah. Info yg sangat lengkap mbak, terima kasih..

    BalasHapus
  11. ngeri banget auy kalau baca dan lihat berita-berita para pedofil ini. semoga aja nanti aku bisa melindungi anak-anakku dari mereka

    BalasHapus
  12. Sedih sekaligus serem ya liat kejahatan seksual , pengen rasanya ngintilin anak ke manapun untuk mastiin dia baik-baik saja.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Andai saja bisa, ya, Mbak. Tapi terkadang tuh anak-anak suka main sendiri sama teman-temannya :(

      Hapus
  13. Jaman makin edan, jadi si tersangka gak akan mandnag korban. Anak atau nenek-nenek sekalipun ��

    BalasHapus
  14. Fedofilia bikin takut bgt y mba. Sebagai orang tua memang harus ekstra

    BalasHapus
  15. Para pelaku kadang adalah orang2 yg sdh sangat dipercaya oleh ortu seperti guru atau guru ngaji😯

    BalasHapus
  16. Serem ya sekarang.
    Jadi parno kalo ada orang baik yang suka ngajak main dan beliin jajan buat anak ku. Meski aku udah kenal baik sama orang tersebut. Semoga anak-anak kita dijauhkan dari orang-orang jahat. Amin.

    BalasHapus
  17. Serem mba, pelaku terkadang adalah orang yg tak disangka sangka karena mereka pinter berinteraksi dengan anak anak. Semoga anak keturunan kita selalu dilindungi

    BalasHapus

Terima kasih telah berbagi komentar