Setiap orang pasti mempunyai pencapaian dalam hidup. Semua itu ibarat bahan bakar yang membuat hidup manusia menjadi lebih bergairah dan bersemangat. Namun terkadang, pencapaian yang mampu diraih seseorang justru bukan hal yang selama ini diimpikan maupun ditargetkan.
Tahun 2018-2019 adalah tahun terkelam dalam hidupku.
Di tahun-tahun ini, saya banyak kehilangan orang yang kucintai. Bermula dari
kepulangan bapak karena sakit pada April 2018. Kemudian disusul Bude meninggal di
Januari 2019. Disusul adik lelakiku empat bulan kemudian. Dalam setahun saya kehilangan
3 anggota keluarga.
Perubahan besar terjadi dalam hidupku dan juga
keluargaku. Dalam kartu keluarga pun, yang awalnya banyak nama yang tercantum
di sana, kini tinggal dua saja: saya dan ibu. Rumahku yang biasanya ramai dengan
hiruk pikuk aktivitas manusia, kini sepi. Tak ada lagi canda tawa di meja
makan. Tak ada lagi keseruan nonton film bersama di ruang keluarga.
Hari demi hari menjadi perenungan panjang bagi saya
dan ibu. Sering kami bernostalgia dengan barang-barang peninggalan almarhum dan
almarhumah. Tak jarang pula ibu menangis di sela-sela rindu yang tiba-tiba datang. Namun bagaimana lagi.
Semua telah pergi.
Satu-satunya hal yang bisa kami lakukan adalah
mengikhlaskan. Tentu saja, tak lupa kami selalu mendoakan agar mereka yang
mendahului kami diterima semua amal ibadah dan diampuni dosanya. Kami pun
berharap diberi kesabaran dan tetap semangat melanjutkan hidup.
Suatu hari, ibu mengajak saya umroh. Ibu mengatakan
butuh melakukan perjalanan religi. Semacam mendekatkan diri pada-Nya. Ibu
butuh menenangkan diri. Saya pun menyetujuinya. Masalahnya adalah, sangat tidak
mungkin saya membiarkan ibu berangkat sendiri tanpa mahram.
Mau tidak mau, saya harus menemani ibu. Masalah pun muncul, yaitu soal biaya. Dari awal bekerja, saya berusaha membagi gaji
ke dalam beberapa pos. Alhamdulillah, sampai hari ini metode ini masih
berjalan. Ini saya lakukan agar semua kebutuhan dan kepentingan dapat terpenuhi
dengan baik. Hanya saja, saya belum mengalokasikan dana umroh. Bahkan saya
belum kepikiran untuk melakukan perjalanan seperti ini suatu hari nanti.
Mau tidak mau saya harus memikir otak. Ibu sudah
mendaftar. Keberangkatan ke tanah suci tinggal beberapa bulan. Saya harus
segera mendapatkan dana untuk mendaftar juga.
Dalam kebimbangan, saya mendapatkan nasehat dari
seseorang. Beliau mengatakan untuk menggunakan salah satu dana tabungan yang
saya miliki.
Awalnya saya bilang tidak bisa. Semua pos sudah ada rencana
penggunaannya sendiri-sendiri. Saya
tidak mungkin menggunakan salah satu pos di luar tujuan awal. Kemudian beliau
mengatakan untuk menggunakan uang tersebut sebagai biaya ke tanah suci. Bukankah
nantinya saat di tanah suci, saya bisa berdoa meminta apapun yang saya inginkan.
Termasuk meminta terlaksananya semua hajat dan keinginanku. Bagaimanapun juga, bukankah
tanah suci adalah salah satu tempat dimana banyak doa diijabah.
Kalimat itulah yang kemudian membuka hati dan
pikiranku. Saya mantap mendaftar umroh menggunakan salah satu pos dana yang
kumiliki. Alhamdulillah, satu masalah selesai. Namun kemudian muncullah masalah
lain.
Menjelang Perjalanan ke Tanah Suci
Sebagai perempuan, pasti ingin perjalanan ibadahnya lancar
tanpa gangguan. Yang paling membuat was-was adalah datang bulan. Bayangkan saat
menjalankan umroh, tiba-tiba datang bulan. Kan sedih.
Jauh hari sebelum keberangkatan, saya berkonsultasi ke
dokter kandungan. Beliau sudah membuatkan jadwal kapan saya harus minum obat
dan obat apa saja yang harus saya minum. Namun lagi-lagi, manusia hanya bisa
berencana, Tuhan-lah yang menentukan segalanya.
Dua minggu sebelum keberangkatan, saya datang bulan. Awalnya
saya pikir masih ada waktu sampai berhenti datang bulan, tapi saya salah. Seminggu
berlalu, datang bulan saya justru semakin deras. Bahkan ini sampai membuat Hb-ku
drop. Saya opname di rumah sakit untuk menghentikan perdarahan yang terjadi sekaligus
memantau kadar Hb-ku.
Tiga hari sebelum keberangkatan, saya mulai was-was.
Belum ada perubahan berarti dari kondisi kesehatanku. Saya mulai cemas dan menangis.
Segala macam pikiran negatif berkecamuk dalam diriku kalau-kalau nanti sampai hari keberangkatan, saya tidak bisa melaksanakan ibadah di sana.
Ikhtiyar sudah saya lakukan, tinggal banyak berdoa
lalu tawakal. Manusia hanya berencana. Bukankah Alloh yang memutuskan
segalanya. Itu pula yang saya lakukan, banyak berdoa pada Alloh agar diberikan
kemudahan dan kelancaran.
Sehari sebelum keberangkatan, datang bulanku berhenti.
Benar-benar bersih. Kadar Hb-ku juga sudah membaik meski belum sampai pada
angka normal, yaitu 12. Kondisi tubuhku lebih enakan. Ini seperti keajaiban
untukku.
Syukur tak henti-hentinya kuucapkan. Apa yang menjadi
ketakutan dan kegundahanku akhirnya dijawab oleh Alloh dengan sesuatu yang baik.
Saya menjadi lebih bersemangat untuk berangkat ke tanah suci.
Baca juga >>> 7 Cara Meningkatkan Kualitas Tidur
Kenapa Ini Menjadi Pencapaian Tertinggi dalam Hidupku
saat Ini?
Mungkin, bagi sebagian orang, berangkat ke tanah suci adalah
sesuatu yang biasa. Buktinya, tidak sedikit orang yang sudah pernah ke sana
hingga beberapa kali. Masya Allloh, Tabarokalloh.
Namun bagiku, perjalan pertamaku ke tanah suci ini
adalah sesuatu yang luar biasa dan spesial. Diawali dengan berbagai kejadian
yang benar-benar membuatku dan keluargaku berada dalam situasi berduka dan kehilangan.
Hingga akhirnya kami berusaha menguatkan diri dan kembali menatap hari-hari ke
depan dengan penuh optimisme.
Yeah, hingga hari ini, ini bisa menjadi pencapaian
tertinggi dalam hidupku. Perjalanan ke tanah suci bukan hanya sebatas
perjalanan religi dan upayaku mendekatkan diri pada Sang Pemilik Alam Semesta, tapi
juga proses belajar bagiku untuk ikhlas dengan jalan hidup dan takdir yang
terjadi. Dan dalam perjalanan ini pula, ada beberapa hal yang akan selalu
kuingat.
- Ini pertama kalinya saya naik pesawat.
Please, jangan tertawa membaca ini! 😝Saya memang tidak
punya keberanian naik pesawat 😆. Kalau harus ke luar kota, dan masih ada alternatif
transportasi lain selain pesawat, saya akan memilih transportasi itu. Namun
dalam hal ini, saya harus membuat pengecualian.
Selain perjalanan religi pertama, ini juga menjadi pengalaman
pertama saya naik pesawat. Dan sekalinya naik pesawat, saya harus berada di
dalamnya selama 10 jam.
Saat pesawat mulai take off, saya mulai berdoa.
Saat berada di udara, saya mulai pasrah. Apalagi saat pesawat mengalami
guncangan, atau berkali-kali harus naik dan turun
ketinggian karena menghindari awan besar. Duh! Rasanya jantungku mau copot,
haha. Belum lagi saat akan landing, kebetulan saat itu Madinah sedang
berangin, beberapa kali pesawat bermanufer, berputar dan sukses membuatku terus
beristighfar. Ya Alloh, gini amat ya rasanya naik pesawat, nano nano, wkwkwk.
- Manusia berencana, Tuhan berkehendak.
Sebuah pelajaran berharga buatku. Sebaik apapun
manusia mempersiapkan sesuatu, Tuhan bisa mengubah rencanamu kapan saja.
Sesuatu yang sudah saya rencanakan bisa tidak terjadi, lalu digantikan sesuatu
yang lebih baik.
Namun bukan berarti, lantas kita tidak membuat rancana
apapun. Pasrah begitu saja. Apapun, rencana dan usaha itu perlu. Setelahnya,
baru kita serahkan pada Sang pencipta. Bagaimapapun Dia yang Maha Tahu yang
kita butuhkan, yang terbaik untuk kita.
- Terkadang, kesempatan tak datang dua kali.
Manfaat kesempatan yang datang dengan baik. Apalagi
jika itu sesuatu hal yang baik pula. Awalnya saya ragu apakah akan ikut ibu
umroh. Kemudian saya berpikir selain untuk menemani ibu, ini juga kesempatan
yang belum tentu terulang lagi di kemudian hari. Karenanya, saya memantapkan
diri berangkat umroh.
Namun di balik itu semua, saya selalu berdoa suatu
hari bisa kembali ke tanah suci sebagai tamu Alloh. Entah itu sendiri, bersama
pasangan, atau ramai-ramai bersama keluarga. Aamiin.
Baca juga >>> Ingatlah Hari Ini ...
Nah, itu tadi sekelumit cerita tentang pencapaian
tertinggi dalam hidupku untuk saat ini. Setiap orang tentu juga pernah
mencapainya, bukan? Bisa jadi untuk sesuatu hal yang berbeda. Termasuk Anda. Share,
yuk!
Baca juga, ya ...
Mba Hanaaaa masyaALLAH TabarokALLAH, aku merindiing baca cerita ini
BalasHapusSungguh Maha Besar, Maha Berkuasa ALLAH ya mbaaa... Kun Fayakun-NYA benar2 bisa kita rasakan dalam hidup
Ya Allah mbak, memang ya manusia berencana, Allah yang menggerakkan semesta untuk mewujudkan, menunda ataupun tak mewujudkannya. Sepakat, kesempatan itu kadang tak datang dua kali, jadi kalau kesempatan itu datang, janganlah dilepaskan
BalasHapusPengen banget bisa kayak mba cuma pos-posnya pasti balik lagi ada aja kebutuhan keluarga tapi insyaAllah semoga Allah mudahkan rencana aku dan keluarga bisa ke Tanah Suci aamiin..btw aku pasti merasakan yang mba rasakan paniklah dengan kondisi datang bulan yang deras begitu tapi alhamdulilah ya mba semuanya bisa lancar
BalasHapusmaasyaallah kalo baca tentang hal menyangkut perjalanan haji aku coba bisa meng aamiini dan memohon sama allah semoga dimudahkan bisa ke sana
BalasHapusMasya Allah, Mba..memang kita berencana Allah sang penentu hasil akhirnya ya.. Enggak disangka di balik kesulitan kemudahan pun beruntun menghampiri. Sehat selalu untuk Mbak dan Ibunda semoga doa dan harap dikabulkan-Nya
BalasHapusMba Hana masya Allah kehilangan beberapa kali dalam setahun. Tapi Allah selalu memberi yg terbaik ya mba. Wah ke tanah suci, semoga aku dan keluarga bisa ke sana juga. Amiin.
BalasHapusBisa naik pertama kali dan itu pergi ke tanah suci, ibadah.. istimewa mbaaa
Masyaallah menginspirasi sekali, mbak. Berangkat ke tanah suci juga salah satu impian kami sekeluarga, semoga bisa terlaksana. Aaamiiin
BalasHapusAku itu sampe setua ini juga belum pernah naik pesawat, wkwkkk. Belum juga ke tanah suci. Semoga bisa ketularan Mbak Aina Hana.
BalasHapusMeski sudah cukup lama berlalu, saya ucapkan selamat ya...Bisa menuliskan pengalaman itu sekarang, pasti karena perasaan yang sangat mendalam.
BalasHapusMengapresiasi pencapaian pribadi adalah penting. Karena kalau fokus pada apresiasi orang lain, malah bisa jadi merasa kurang melulu.
Alhamdulillah sudah ke tanah suci buat umroh. Semoga kita bisa ke sana buat haji, karena panggilan Tuhan
BalasHapusPasti gak mudah ya ditinggalkan berturut-turut dalam setahun
Masya Allah. Bener ya, Mbak. Kalau gak selamanya manusia berada dalam kesedihan. Kita harus berusaha untuk sabar. Suatu saat akan ada pencapaian terbesar :)
BalasHapusTerimakasih mba sudah berbagi, aku suka banget baca tulisan seperti ini secara ngga langsung jadi memotivasi diri rasanya.
BalasHapusSubanallah, inspiratif banget ceritanya mbak...
BalasHapusaku mau meniru cara atur keuangannya, bisa sebagus itu
aku masih blm bisa bagi ke dalam pos pos seperti itu
Masya Allah, Mba Hana. Semoga aku juga termotivasi nih. Karena selama ini menabungnya masih morat marit emggak karuan.
BalasHapusSemoga kelak kita bisa naik haji ya, Mbak. Insya Allah segala sesuatunya dimudahkan.. aamiin aamiin.
Masya Allah, terharu bacanya, semoga Mbak Hana dan keluarga diberi kekuatan dan kesabaran. Alhamdulillah bisa umrah bareng ibu ya bahagianya..
BalasHapusBener banget aku terharu banget bacanya karena kita semua pasti punya rencana terkadang memang yang kita jalanin nggak sesuai yang kita harapkan gitu
BalasHapusMenurutku semua orang itu memiliki pencapaian dan kebahagiaannya sendiri dan gak bisa dipukul rata. Aku pun ikutan senang ini bacanya, apalagi bisa pergi ke tanah suci ya mbak. Aku pun memasukkan ke tanah suci sebagai pencapaian yang tertinggi loh.
BalasHapusGak ditertawakan kok, smeua orang punya pengalaman pertam naik pesawat, Alhandulillah pengalaman pertamanya naik pesawat meunju rumah Allah. Ikut senang sebelum berangkat haidnya berhenti
BalasHapusBanyak sekali turning point seseorang dalam hidup yaa, kak.
BalasHapusDan dengan kejadian ini, hikmah yang tak terlupakan bisa dipetik yakni tetap berikhtiar sebagai manusia dan biarlah Allah yang membukakan jalan terbaikNya.
MashaAllah~
Tabarakallahu.
MasyaAllah bener2 keajaiban ya soalmasalah menstruasinya. Memang kadang ada aja ujiannya, Tuhan melihat kesabaran hamba-Nya ya?
BalasHapusSenangnya mbak sudah menginjak tanah suci, semoga aku jg bisa ke sana kelak saat masih muda dan sehat :D
Wah mba.. Luar biasa banget. Mmg Allah sll bersama org2 yg sabar ya. Semoga kelak aku jg jd org yg gigih dlk berikhtiar. Plus bs ke tanah suci kyk mba..
BalasHapusMba Hana makasih banyak mengingatkan diri ini juga pertama kali naik pesawat pas mau jadi TKW ke Hongkong. Ya Allah moga aku bisa menyusul juga bisa ke tanah Suci aamiin
BalasHapusMbk Hana, bikin terharu baca ceritanya. Alhamdulillah ya mbk, akhirnya sampai juga berkunjung ke Baitullah.. Fi'akan saya semoga segera umroh, aamiin
BalasHapusMasya Allah tabarakallah, luar biasa sekali mbak terharu banget aku tuh, semoga saya bisa segera menyusul bisa injakkan kaki ke tanah haram untuk umroh dan berhaji, aaamiin yaa RAbb.
BalasHapus