Bagi saya, ngobrolin diri sendiri itu sesuatu yang susah susah gampang. Ada rasa malu gimana gitu. Takutnya para pembaca jadi lebih mengenalku. Terus, saya jadi terkenal, haha #MulaiHalu
Etapi bukan berarti saya lebih gampang ngobrolin orang lain juga. Nggak
gitu juga konsepnya. Bukan berarti juga saya tidak mengenal diri sendiri. Hanya
saja saya susah untuk mengungkapkannya, hihi
Ternyata sesulit itu ya mengungkapkan fakta tentang diri sendiri. Sampai-sampai
terkadang, saya meminta bantuan beberapa teman untuk mengungkapkan sosok
seperti apa sih saya ini. Sah sah saja, sih. Asal jawaban mereka tidak ditelan
mentah-mentah, terus jadi kepikiran, kemudian malah mempertanyakan diri sendiri,
haduh haduh!
Jangan sampai, ya. Bisa jadi, penilaian mereka salah karena mereka
melihat saya dari luar saja. Namun bisa jadi mereka benar. Sayanya saja yang
kurang memperhatikan diri sendiri #Egimana
Manfaat Mengenali Diri Sendiri.
Mengenal diri sendiri itu penting. Banyak sakali manfaat jika kita bisa
mengenal lebih dekat dengan diri sendiri. Nggak percaya? Coba deh renungkan beberapa
hal berikut ini …
- Mengetahui Kelebihan dan Kekurangan.
Dengan mengenal diri sendiri, saya bisa mengetahui kelebihan dan
kekurangan diri. Kalau perlu buat saja daftar kelebihan dan kekurangan. Buat saya
sih ini perlu. Saya jadi tahu apa saja kelebihanku. Dengan begitu saya bisa
mengelola kelebihan untuk kehidupanku yang lebih baik. Saya juga dapat mengasahnya
agar lebih baik lagi.
Demikian pula dengan kekuranganku. Jangan pernah malu dengan kekurangan
diri, ini sih menurutku. Karena tidak ada manusia yang sempurna. Percayalah!
Tidak ada manusia yang sempurna. Setiap manusia pasti punya kekurangan. Bukan
hanya saya saja, kok.
Sambil terus mengasah kelebihan diri, sedikti demi sedikit mulailah meminimalkan
kekurangan diri dengan cara terus belajar. Misal saya punya kekurangan dalam
sesuatu hal, maka saya akan berusaha belajar agar
bisa mengubah kekurangan itu menjadi kelebihan. Atau paling tidak, sampai hal tersebut tidak lagi menjadi kekurangan.
- Membantu Bersosialisasi.
Dengan mengenali diri sendiri dapat membantu saya dalam bersosialisasi,
baik dengan teman, rekan kerja, maupun masyarakat pada umumnya. Manusia
memiliki kepribadian yang berbeda-beda. Saya dapat menyesuaikan diri dengan
orang yang saya hadapi saat itu. Saya bisa berlama-lama dengannya, berinteraksi
secukupnya, atau malah menghindar darinya. Ini juga dapat membantu saya
mengurangi konflik jika suatu saat ada masalah.
- Mempermudah Membuat Keputusan.
Lagi-lagi, mengenali diri sendiri dapat membantu membuat keputusan. Selalu
ada banyak pertimbangan saat akan memutuskan sesuatu. Salah satunya adalah kemampuanku
melaksanakan keputusanku. Jangan sampai keputusan yang sudah kubuat malah
mempersulit diri sendiri.
Baca juga >>> Pengalaman Menginap di Best Western Premier The Hive Cawang Jakarta Timur
Inilah 7 Fakta tentang Diriku
Karena mengenal diri sendiri sama pentingnya mengenal orang lain, saya berusaha mengungkap sekelumit fakta tentang diriku. Duh, bahasanya, haha.
Inilah 7 fakta tentangku …
- Tidak memasang foto pribadi di profil sosmed.
Dari awal punya sosmed, saya tidak pernah memasang foto pribadi sebagai
foto profil. Awalnya saya iseng mencoba melakukan eksperimen karena saya
melihat sebagian orang di sosmed melihat foto profil sebagai salah satu pertimbangan
untuk berteman. Kemudian saya berpikir, bagaimana kalau saya tidak pernah
menampakkan fotoku sama sekali. Apakah tidak ada yang akan berteman denganku?
Ternyata tetap ada kok yang meng-add akunku meski peningkatan
jumlah pertemanannya lambat. Kami tetap berteman dan ngobrol, bahkan beberapa
di antara mereka menjadi sahabat hingga kini. Semua terjadi tanpa saya
memperlihatkan foto diri. Dari sini saya melihat pertemanan mereka tulus.
Berawal dari itulah, hingga kini saya tidak memasang fotoku di foto profil.
Meski sesekali, saya masih up load foto bersama teman-teman atau
keluarga saat ada acara tertentu. Biar teman-temanku di sosmed tidak terlalu
penasaran. Sebab, ada lho beberapa teman yang sempat protes karena saya tidak
pernah up load foto. Yeah, sesekali bolehlah, asal bukan sebagai foto
profil aja, haha.
- Tidak terlalu suka sesuatu yang manis.
Penikmat kopi hitam tanpa gula, hayuk merapat! Haha. Menurutku, rasa itu
soal selera, ya. Namun saya pribadi kurang suka rasa manis. Kalau pun harus
memasukkan gula sebatas syarat kalau ada rasa manisnya. Tidak harus yang benar-benar
terasa manisnya.
Etapi itu semua tadi tidak berlaku saat saya memasak atau membuat
kudapan untuk orang lain, ya. Kalau ini sih musti enak. Saat bikin dissert misal,
ya harus terasa manisnya. Kan disajikan untuk orang lain. Meski saya belum
tentu menikmati hidangan tersebut, yang penting orang lain suka.
- Suka membaca.
Saya suka membaca sedari kecil. Saya berusaha tetap menjaga kegiatan
yang satu ini hingga sekarang hingga saya melibatkan diri ke dunia bookstagram.
Saya tidak membatasi jenis buku yang saya baca, tapi saya lebih suka tentang
psikologi umum, biografi, dan juga motivasi.
Untuk buku-buku fiksi, saya menyukai genre thriller, suspen,
dan juga romance. Untuk yang terakhir ini, saya suka kisah romance
yang tokoh utamanya perempuan yang harus memperjuangkan cintanya hingga membuat
pembaca menguras air mata. Ibarat kata, hingga berdarah-darah gitu. Alur cerita
seperti ini tuh biasanya membekas di hati.
- Melankolis.
Menurut beberapa sumber, seseorang dengan kepribadian melankolis
cenderung teratur, terencana, dan memperhatikan sesuatu hingga detail kecilnya.
Itu juga yang saya lakukan dalam keseharian. Contoh yang paling kecil adalah, saya
memiliki to do list yang memuat perencanaan kegiatanku setiap harinya,
lengkap dengan jam dan keperluanku di sana. Semua kucatat rapi agar tidak lupa
dan tentu saja menghemat waktu. Kalau semua to do list itu terlaksana,
rasanya tuh puas dan bangga banget. Itu sebabnya saya kurang suka kalau ada
acara dadakan karena itu akan membuat to do list saya ambyar! Kalau saya
bisa segera menata ulang to do list dengan menyisipkan acara dadakan, it’s
okay, tapi kalau tidak alamat saya langsung bad mood.
- Koleris.
Masih dari beberapa sumber, seseorang dengan karakter korelis itu suka
mengatur, tegas, tidak mudah menyerah, dan tidak mudah mengalah. Banyak temanku
bilang, saya tipikal yang begini. Bahkan saya pernah mendapat julukan bossy
girl. Hmmm … Sebenarnya nggak gitu juga, sih. Hanya saja sepanjang hidup di
dunia ini, saya sering mendapatkan tanggung jawab dimana saya sering
mengorganisir banyak hal, termasuk manusia. Ini terjadi terus menerus, termasuk
saat saya sekolah, kuliah, maupun bekerja.
Saya terbiasa memimpin, mengoirganisir, memecahkan masalah, dan juga membuat
keputusan. Bahkan pernah suatu ketika bekerja, saya memimpin sebuah divisi
dimana semua bawahanku adalah lelaki dan berumur lebih dewasa dariku. Yup!
Hanya saya yang perempuan. #TerusAkuKuduPiye ☹ Meskipun saya tipikal korelis, tapi saya nggak semenakutkan itu, kok.
Saya tetap ramah, baik hati, dan tidak sombong. Ini juga fakta, lho.
- Ambivert.
Dulu saya tidak mengenal istilah ambivert. Yang saya tahu hanya
introvert dan ekstrovert. Namun terkadang saya berpikir, saya tidak masuk pada salah
satu kepribadian tersebut tapi justru berada diantara keduanya. Saya bisa menikmati
suasana apapun. Sendiri, oke! Rame-rame, hayuk! Saya bisa menikmati keduanya.
Barulah akhir-akhir ini saya tahu ada kepribadian ketiga, yaitu ambivert.
- Suka aroma citrus.
Alih-alih menyukai aroma lavender atau rose, saya lebih suka aroma
citrus. Dari minyak wangi, essensial oil, pengharum ruangan, hingga
sabun mandi, saya memilih yang beraroma citrus. Bagi saya aroma citrus itu
energizing. Bukan hanya mengembalikan semangat tapi juga mood. Aroma citrus
juga membantuku menghilangkan stress dan juga membantu berkonsentrasi. Duh,
pokoknya citrus nomor satu buatku!
Baca juga >>> Semangat berbisnis dengan Aplikasi Akun.biz
Nah, itu tadi beberapa fakta tentang diriku. Nggak ada yang special,
sih. Yeah, Cuma gitu gitu aja, hihi. Kalau Anda, seperti apa sih fakta
tentangmu?
~ Hana Aina ~
Baca juga, ya ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih telah berbagi komentar