“Mbak Han, ada yang nyari blogger buku di group X,”
“Terimakasih infonya, meluncur!!!”
------------
“Mak, sudah pasang GA terbaru? Ajari, dong!”
“Okay, ketemu kapan?”
-------------
“Mak, Mak, sudah cek rekening belum? Sudah ada yang
cair, lho!”
“Asyikk!!!”
-------------
Terdengar familiar kan dengan obrolan di atas. Yup!
Itu adalah sekelumit obrolan saya dengan beberapa teman di komunitas blogger.
Bagiku, komunitas adalah salah satu support system terbaik
saat melakukan sesuatu kegemaran. Dalam satu kelompok, terdiri banyak orang yang memiliki
kegemaran yang sama. Enak, ya, kalau bisa begitu. Salah satunya adalah
blogging.
Saya ingat betul saat pertama kali merintis komunitas
Emak Blogger cabang Solo bersama Mak Ety. Saat itu Mak Ety curhat tentang
keinginannya mengajukan Emak Blogger Solo ke KEB pusat. Setelah ngobrol
beberapa lama dan mempertimbangkan banyak hal, akhirnya Mak Ety memberanikan
diri mengajukan ke pusat. Alhamdulillah, respon pusat sangat bagus dan
mendukung hal tersebut. Alhasil, Mak Ety dan saya membuat sebuah acara yang mengumpulkan
para blogger perempuan se-Solo Raya.
Acara pertama KEB Solo diadakan di lantai 2 di sebuah restoran
cepat saji. Itu adalah pertama kalinya saya bertemu dengan banyak
wajah baru. Ternyata tidak sedikit para perempuan yang suka menulis dan blogging.
Saya dapat banyak teman baru dan ilmu baru yang saat itu disampaikan oleh Mak
Injul. Setelah acara perdana itu, beberapa kali kami membuat acara lainnya
sebagai tindak lanjut kegiatan KEB Solo.
Wah, menulis kisah di atas membuatku bernostalgia. Pembentukan
KEB Solo disambut positif oleh banyak pihak. Meski saya sudah tidak lagi berada
dalam kepengurusan KEB Solo lagi, dan juga jarang ikut dalam kegiatan, tapi senang
rasanya bisa melihat perkembangan KEB Solo hingga seperti sekarang. Keren, deh,
pokoknya!
Manfaat Berkomunitas
Saya senang berkomunitas. Kebetulan saya bergabung
dalam beberapa komunitas untuk beberapa kegiatan. Selain blogging dan menulis,
saya juga bergabung dalam komunitas membaca, bookstagramer, menggambar,
ilustrasi, dll.
Baca juga >>> Pengalaman Menginap di Best Western The Hive Cawang Jakarta Timur
Selama bergabung dalam komunitas-komunitas tersebut,
ada banyak manfaat yang saya rasakan. Dan ini adalah hal yang positif yang
membawaku level up. Serius, nggak ada ruginya berkumpul dengan orang-orang
yang memiliki kegemaran yang sama. Segala sesuatunya bisa nyambung karena saya
dan mereka satu frekuensi.
Saya spill, nih, manfaat apa saja yang saya rasakan
selama berkomunitas :
- Tambah teman.
Tidak dapat dipungkiri, berkomunitas membuatku mendapat banyak teman baru. Ini membuatku
senang karena saya merasa tidak sendiri menjalani kegiatan dan hobi yang
sekarang. Yakin! Saat melakukan sesuatu rame-rame tuh rasanya beda. Lebih fun!
Misal, nih, seperti yang saya lakukan dengan teman-teman komunitas menulis.
Kami bertemu dalam suatu waktu di suatu tempat, di saat itu pula kami menulis
bersama. Tentu saja yang kami tulis berbeda-beda sesuai dengan proyek yang digarap masing-masing. Pun demikian dengan komunitas membaca. Dalam satu waktu kami
membaca bersama. Semua khusyuk dengan buku masing-masing. Tak jarang kami berdiskusi
tentang buku yang kami baca.
- Tambah ilmu.
Saat berkumpul dengan teman-teman komunitas, ada saja yang bisa kudapatkan.
Biasanya adalah ilmu baru, perspektif baru. Bukan hanya ilmu yang bertebaran,
tapi juga berbagai cerita dan pengalaman. Ingat! Pengalaman adalah guru terbaik.
Untuk mendapatkannya saya tidak harus mengalaminya sendiri. Saya bisa mengambil
pelajaran dari orang lain. Saya juga bisa mendapat masukan dan nasehat dari
teman lain atau malah para senior. Tentu saja semuanya saya terima untuk
perbaikan ke depan. Bagaimana saya tidak menjadi senang berkomunitas kalau
begini, hihi.
- Tambah skill.
Terkadang, tanpa saya sadari ada kemampuan yang lain yang secara tidak langsung juga ikut berkembang. Misal kemampuan berkomunikasi. Menurutku,
komunitas ini adalah perkumpulan orang skala kecil. Di dalamnya, selain belajar
menjalin pertemanan, saya juga bisa belajar menyampaikan pendapat, berdiskusi
dalam kelompok kecil, sampai menjadi panitisa acara-acara yang diselenggarakan
oleh komunitas. Ini terjadi terus menerus hingga tanpa terasa kemampuan komunikasi
saya berkembang.
- Memperluas koneksi. Dengan bertemu banyak orang di komunias, saya bisa mengambangkan networking.
Bagaimana tidak, meski memiliki kegemaran yang sama, teman-teman komunitas
memiliki latar belakang yang berbeda. Baik berbeda profesi, latar belakang pendidikan,
datang dari berbagai macam suku, dll. Ini membuka banyak peluang bagiku ke
berbagai bidang, baik itu berhubungan dengan komunitas atau berbagai hal di
luar itu. Tidak jarang pula ini membuka jalan bagiku ke komunitas baru. Saya juga mendapat mentor dari komunitas. Dari mentor tersebut saya
mendapatkan banyak informasi baik ilmu gratis, kelas berbayar, dan juga mengenal
senior-senior lainnya.
- Inspirasi dan motivasi. Saat saya bertemu banyak orang dengan berbagai latar
belakang dan pengalaman, bisa jadi ini membuka perspektif baru dari pemikiran
berbeda. Seperti para senior yang sudah punya banyak pengalaman dan prestasi, mereka
sharing kepada anggota komunitas sehingga menginspirasi saya dan
teman-teman untuk mengikuti jejak mereka. Kalau sudah begini, saya jadi
lebih bersemangat.
- Me time.
Saat-saat bertemu dengan teman-teman komunitas adalah salah satu waktu me time saya. Ini
seolah menjadi waktu bagiku untuk break dari berbagai kesibukan harian, baik dari
kegiatan di rumah maupun kantor. Saya senang bertemu dengan banyak orang.
Apalagi teman-teman baru dan teman-teman yang selama ini hanya bisa ngobrol via
whatsapp maupun social media saja. Meski hanya satu dua jam saja, tapi rasanya
seperti hilang kepenatan dan beban di pundak. Terkadang tidak perlu diskusi
yang berat-berat, cukup ngobrol ringan ngalor ngidul, ketawa ketiwi begitu saja
sudah membuatku senang.
- Dapat cuan.
Ini, nih. Kayaknya nggak cuma saya yang akan sumringah kalau berhubungan dengan
transferan, haha. Tidak sedikit pekerjaan, kontrak, atau juga proyek yang
diberikan lewat komunitas. Bisa jadi semua itu berasal dari komunitas, langsung
klien, bisa jadi juga personal. Tidak jarang juga saya direkomendasi teman saat
ada pihak lain yang membutuhkan jasaku. Atau sebaliknya, bisa juga malah saya merekomendasikan
teman lain saat ada klien butuh jasa yang saya kurang menguasainya. Intinya, saya
dan teman-teman bisa saling bekerjasama dengan baik.
Emang Boleh Seakrab dan Sekompak
itu?
Ada beberapa komunitas yang sudah lama saya ikuti. Bahkan
saya mengenal berapa anggotanya mulai dari saat mereka masih single atau ibu
anak satu hingga sekarang sudah punya beberapa anak.
Dalam komunitas blogging, komunikasiku dengan teman-teman tidak berhenti setelah acara blogger selesai. Komunikasi kami tetap berjalan
hanya pindah tempat saja. Seperti kebanyakan komunitas lainnya, saya pun
bergabung dalam whatsapp group. Memang saya tipikal anggota yang tidak begitu
aktif di dalam w.a.g tapi saya tetap memantau obrolan di dalamnya.
Beberapa kali saya bertemu dengan teman dalam suatu komunitas,
lalu bertemu dengannya lagi di komunitas yang berbeda. Tidak jarang pula saya
ngobrol dengan beberapa teman di luar kepentingan komunitas. Entah
sekedar ngobrol biasa, ngegosipin sesuatu, atau diskusi secara
personal.
Terkadang beberapa teman komunitas menghubungiku untuk
konsultasi tentang kesehatan. Beberapa hari kemudian saya kembali bertanya
kabar dan mengharap kondisinya membaik. Sesekali saya juga berbisnis dengan
mereka. Bisa jadi saya memesan produk mereka atau malah sebaliknya, merekalah
yang memesan produk yang saya jual. Hal-hal sederhana inilah yang membuat saya
dan teman-teman komunitas menjadi lebih dekat.
Saya juga beberapa kali menghubungi teman komunitas
jika ingin berdiskusi atau meminta saran terhadap sesuatu. Misal, saat saya
sedang melakukan pemotretan produk. Saya akan meminta pendapat teman-teman yang punya
keahlian lebih tentang fotografi. Saat saya punya masalah kulit dan perlu
membeli produk skincare baru, saya akan bertanya pada teman komunitas
yang sering me-review skincare baik di sosial media maupun
blognya.
Kebetulan ada juga teman komunitas yang memiliki
profesi yang sama denganku sebagai tenaga kesehatan. Kami sering bertukar
infromasi tentang dunia profesi kami, bahkan pergi bersama saat ada kegiatan
organisasi profesi.
Jadi hubungan saya dengan teman-teman bukan hanya di
dalam komunitas saja, tapi bisa juga secara personal. Kami yang awalnya tidak
saling kenal, kini sudah semakin dekat hingga sudah seperti keluarga. Iya,
keluarga besar komunitas. Asyik, ya, punya banyak saudara seperti ini. Dan ini
adalah salah satu hal yang harus disyukuri, Alhamdulillah.
~ Hana Aina ~
Baca juga, ya ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih telah berbagi komentar