Hai, kamu! Iya, kamu!
Yang ngakunya Blogger tapi jarang update blog ...
Duh! Rasanya seperti ditampar-tampar saat membaca
kalimat pembuka itu. Betapa tidak, begitu selesai membaca, saya jadi ingat
dengan blogku. Sudah lama sepertinya saya tidak menulis di blog ini. Tulisan
terakhir dulan Maret lalu saat mulai masuk bulan Ramadhan.
Sebenarnya tidak ada yang mewajibkan untuk update
blog. Ini, sih, kesadaran masing-masing, ya. Kalau mau blognya bagus, ya dirawat.
Salah satu caranya, ya, dengan rajin update tulisan di blog. Apalagi
kalau blognya diniatkan untuk di-monetize. Wah! Butuh effort
lebih, tuh, untuk merawatnya. Namun tentu saja, semua akan ada hasilnya, Insya
Alloh. Dilirik brand atau pihak yang membutuhkan jasa kita sebagai
blogger, misalnya. Lalu mengalirlah gemerincing cuan, haha.
Kesambet apa, ya, saya bisa nulis seperti di atas.
Padahal nyatanya saya sendiri hiatus beberapa lama, hihi. Barangkali
saya baru saja mendapat hidayah. Kemudian mencoba kembali membenahi blogku yang
mulai lumutan karena tidak terurus dengan baik.
Nah, kebetulan banget Kumpulan Emak Blogger (KEB)
mengadakan Blog Challenge untuk memperingati hari Blogger Nasional.
Menurutku ini momen yang pas buatku untuk mulai menulis di blog lagi. Sehari
satu pos, bismillah ...
Jadi, Selama Ini Kemana Aja?
Ada. Ada. Sayanya ada, tapi memang jarang menyentuh
blog ini. Etapi bukan berarti saya sudah tidak suka menulis lagi, ya. Saya
masih tetap menulis, kok. Namun fokusnya agak bergeser sedikit.
Yup! Dua tahun terakhir, saya jeda sebentar dari
nge-blog. Saya sedang fokus belajar menulis fiksi. Saya mengambil beberapa
kelas, baik gratis maupun berbayar, untuk menambah ilmu di dunia kepenulisan
fiksi. Saya juga bergabung dalam beberapa komunitas menulis fiksi dan bertemu
banyak teman baru.
Saya merasa menulis fiksi itu berbeda dengan menulis
non fiksi, termasuk ngeblog. Meski sama-sama butuh riset sebelum menulis, tapi
eksekusinya berbeda.
Sebenarnya ini bukan pertama kalinya saya menulis
fiksi. Selain ngeblog, saya juga sudah terbiasa menulis fiksi sejak lama. Hanya
saja, selama ini saya menulis flasfiction
dan juga cerpen. Tulisan fiksi yang pendek-pendek, yang bisa selesai dibaca
hanya dalam sekali duduk.
Saya ingin mengembangkan kemampuanku dalam menulis
fiksi. Saya sedang belajar menulis novel. Meski sama-sama fiksi, tapi bagiku
menulis novel sedikit berbeda dengan menulis cerpen. Biasanya cerpen ditulis
dalam kurang lebih 5 halaman, sedangkan novel ditulis bisa mencapai 150-200 halaman.
Butuh semangat dan napas panjang saat menulis novel.
Persiapannya pun sedikit butuh effort. Sebelum menulis novel, saya harus
mempersiapkan premis, penokohan, synopsis, dan outline. Hal-hal sepert inilah
yang sedang saya pelajari.
Baca juga >>> Semangat Berbisnis dengan Aplikasi Akun.biz
Ternyata, menulis novel itu tidak sesederhana bayangan
saya dulu. Setelah saya mengikuti beberapa kelas menulis fiksi, terutama novel,
ternyata ada banyak sekali teori dalam menulis novel. Mata dan pikiranku seolah
terbuka dengan banyaknya ilmu yang belum pernah kuketahui. Inilah yang membuatku
semakin semangat untuk terus belajar dan mencoba mempraktekkan teori-teori
tersebut.
Seperti halnya penulis lainnya, terutama Anda para author,
pasti punya naskah-naskah terbengkalai. Naskah-naskah yang sudah dimulai tapi
tak pernah diakhiri. Macam hubungan, digantung, gitu. Hayo, ngaku! Saya pun
punya naskah-naskah ini. Entah sudah berapa tahun ceritanya tidak pernah
selesai. Mengendapnya terlalu lama di laptop. Bukan karena alurnya yang rumit
atau panjang berjilid-jilid, tapi memang tidak pernah disentuh lagi.
Selama belajar menulis novel, saya membuka kembali
folder bertuliskan Bank Naskah di laptop, sub folder Novel. Saya menemukan
banyak cerita tidak tamat di sana. Saya membuka folder satu per satu lalu
mencoba memilih satu diantaranya. Saya merombak naskah novel tersebut, lalu saya
sesuaikan dengan ilmu menulis yang baru saya terima.
Lalu, Apa Hasilnya?
Salah satu cara agar saya tetap bersemangat melakukan
sesuatu adalah bergabung dengan komunitas. Termasuk ketika saya mulai belajar
menulis fiksi. Saya bergabung ke salah satu komunitas penulis fiksi. Syarat
masuk menjadi anggota saat itu, harus mampu menyelesaikan tantangan menulis
novel dalam waktu ± 45 lima hari.
Sebagai pemula, saya ragu bisa menyelesaikannya. Saya
membayangkan, bakal ngos-ngosan nulisnya. Belum lagi pengembangan cerita dan
karakter tokoh. Namun ketika berhasil nanti, hitungannya ini bisa jadi novel
perdanaku. Galau, nih. Lanjut apa nggak?
Kemudian saya ingat, dalam ngeblog pun sering ada
tantangan menulis one day one post yang bisa berlangsung seminggu, atau
bahkan sebulan. Jadi, kurang lebih vibes-nya samalah, ya. Menulis setiap
hari sejumlah minimal 1000 kata.
Pada akhirnya saya menantang diri. Saya menulis novel
perdana, The Sign, dalam 36 chapter. Dalam satu chapter kurang lebih
1000-1500 kata. Saya pernah menuliskan proses penulisan novel The Sign beberapa
waktu lalu. Anda bisa membacanya di artikel Writing Journey 2022 berikut.
Baca juga >>> Mengenal Art Theraphy Sebagai Bagian dari Stress Release
Naskah novel pertamaku dipinang penerbit lalu
diterbitkan pada akhir tahun 2022. Pada tahun berikutnya, saya kembali
ditantang menulis novel. Jika novel The Sign bergenre science fiction – romance,
untuk cerita novel keduaku ini bergenre mysteri – romance.
Naskah novel keduaku ini, Bias, dipinang penerbit
pertengahan tahun 2023 lalu. Sekarang, naskah Bias sedang masuk ke redaksi dan
menunggu pemilihan cover. Nanti kalau kandidat cover sudah jadi, bantu
saya memilih cover-nya, ya, hihi.
Tak henti saya mengucap syukur Alhamdulillah atas
kesempatan yang Alloh berikan padaku. Saya berharap ini bukan akhir. Ini adalah
awal bagiku untuk terus menulis. Saya tidak akan berhenti menulis dan akan
berusaha terus menyelesaikan satu per satu naskah novelku yang sudah mangkrak
bertahun-tahun. Saatnya membongkar dan membacanya ulang, lalu melakukan perbaikan
di sana sini.
Oiya, untuk novel Bias, saya belum menuliskan proses penulisannya.
Rencananya saya akan menuliskannya saat nanti novel keduaku ini sudah launching.
Doakan semoga dimudahkan dan dilancarkan, ya, BESTie.
Setelah menyelesaikan novel kedua, saya mulai
mempersiapkan novel ketiga, Bukan Monster in Law. Saya menuliskan semua novelku
di aplikasi Wattpad. Silakan meluncur untuk membaca cerita-ceritaku. Atau
barang kali ada yang berminat membeli buku fisiknya, bisa langsung pesan di PenerbitCerita Kata.
Lantas, apakah cerita di Wattpad akan sama dengan
versi cetaknya? Oh, tentu tidak!
Ada banyak perbaikan di sana sini pada novel versi
cetak. Tentu saja ini semua dibawah pengawasan editor, ya. Ada juga bonus chapter
tambahan yang membuat cerita versi novelnya lebih komplit.
Mulai Aktif lagi Menjadi Bookstagrammer
Sebuah nasehat untukku. Kalau Anda ingin menulis
sebuah cerpen, makan Anda harus membaca minimal 5 cerpen. Sedangkan kalau Anda
ingin menulis sebuah buku, maka Anda minimal membaca 5 buku.
Itu yang saya lakukan ketika akan menulis novel-novel
ini. Saat akan menulis novel The Sign bergenre Sci-Rom, saya banyak membaca
novel Science fiction dan Romance. Beberapa novel itu di antaranya
Divergent, Insurgent, Allegiant. Karena dalam kisah ini juga dibumbuhi
pertarungan, saya pun membaca beberapa novel yang menghadirkan adegan
pertempuran seperti I am Number Four, Six, dll.
Sedangkan saat proses penulisan novel Bias, saya
banyak membaca novel thriller dan misteri. Ada novelnya Trio Detektif, novel-novel
karya JD Robb, dll. Selain membaca, saya juga nonton film. Keduanya banyak
memberikanku inspirasi saat mempersiapkan sampai proses menulis novel.
Baca juga >>> Kenali Penyakit Kulit Kusta dan Cara Menghindari Kecacatan Akibatnya
Seperti yang sudah-sudah, saya selalu membuat catatan
berupa review setelah membaca sebuah buku. Saya biasa menuliskan mini
review di bookstagram-ku di hanaandbooks. Namun kalau ingin membaca versi
lengkapnya, saya juga menuliskan review beberapa buku tersebut di blog Cerita Hana. Bila berkenan silakan mampir 😊
Tuh, kan! Sebenarnya saya nggak hiatus-hiatus amat. Masih menulis di blog juga, tapi memang tidak di lifestyle blog Coretan Hana ini, melainkan di book blog Cerita Hana. Blog terakhir ini sengaja kubuat untuk mendukung kegiatanku sebagai bookstagrammer, hehe.
Sekarang, saya sudah mulai melirik kembali blog ini lagi.
Namun apa daya, saya masih angot-angotan nulis di sini. Untung saja saya ketemu
momen KEB ini dan langsung bersemangat kembali menulis. Yeah, meski tulisan
perdana ini lebih banyak curhatnya, ya, haha.
Nggak apalah, ya. Namanya juga pemanasan. Harapannya,
sih, saya bisa menyelesaikan challenge ini hingga akhir. Dan setelahnya, saya
tetap bersemangat mengisi blog ini meski sudah tidak setiap hari lagi. Paling
tidak seminggu sekali saya bisa update artikel baru. Ikut mengaminkan,
dong!
~ Hana Aina ~
Baca juga, ya ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih telah berbagi komentar