Apapun yang terjadi, hidup harus
terus bergerak maju. Tentu saja kita harus menuju ke arah yang lebih baik,
bukan. Jangan sampai kita termasuk pribadi yang merugi. Hari ini harus lebih
baik dari hari sebelumnya. Termasuk tahun 2025 ini, harus lebih baik dari tahun
2024 bemarin,
Masih aroma tahun baru, nih. Pasti
banyak di antara BESTie yang membuat resolusi di tahun ini. Saya yakin resolusi yang Anda
tulis menuntun Anda menjadi sosok dan situasi yang lebih baik. Pun demikian denganku.
Setiap awal tahun saya akan membuat
target tahunan. Tidak harus muluk-muluk. Target-target kecil sederhana asalkan
memiliki progres yang baik, tentu layak kucoba. Dan untuk tahun ini, saya ingin
fokus untuk upgrade diri dan peningkatan skill.
Yang Saya Notice di Tahun 2024 Kemarin.
Akhir tahun adalah saat yang tepat
untuk melakukan evaluasi. Biasanya dua bulan sebelum tahun berakhir, saya sudah
mukai evaluasi, bersih-bersih hal-hal yang perlu dibereskan, lalu mulai
menyusun perencanaan untuk tahun depan.
Evaluasi saya lakukan dari awal
hingga akhir tahun. Hal-hal yang menjadi perhatianku bukan hanya urusan kantor,
tapi juga pribadi, komunitas, dan juga keluarga. Masing-masing punya catatan
evaluasi tersendiri.
Misalkan tentang urusan kantor. Saya
sempat mendapat beberapa project di akhir tahun 2023 dan itu terus berlangsung
hingga pertengahan tahun 2024. Project
yang harus kulakukan terus menerus dalam waktu lumayan panjang, ditambah lagi
saya menjadi salah satu koordinator project
membuatku mengalami burn out.
Duh! Parah, sih, waktu itu.
Semangatku tiba-tiba hilang. Rasanya nggak semangat berangkat kerja. Untungnya burn
out nya datang setelah semua project
sudah selesai. Jadi saya bisa ambil jeda untuk sedikit rilek dari pekerjaan
rutin.
Contoh yang lainnya adalah reading
slump. Yup! Saya sempat kena reading slump untuk kegiatan
bookstagrammer di pertengahan tahun, disusul dengan writer block untuk
project novel terbaruku.
Huahaha ... Benar benar, tahun 2024 itu rasanya kayak nano-nano.
Baca juga >>> Merengkuh Pencapaian Tertinggi dalam Hidupku
Untungnya ... Kutak Pilih Menyerah!
Begitu penggalan sebuah lagu. Ada
benarnya juga. Meski berat, tetap jalani. Meski lelah, bukan berarti tidak
bisa, kan. Kalau lelah, istirahatlah, bukan menyerah.
Perlahan tapi pasti, saya mulai
bangkit dan memperbaiki keadaan. Dengan kegiatan sebegitu banyak, belum lagi
ditambah project-project yang semakin ke sini
juga semakin banyak, sepertinya saya harus mempersiapkan diri dengan lebih
baik. Saya memiliki beberapa hal yang bisa sangat membantu untuk menghindari
hal-hal di atas terulang lagi. Pinginnya tahun ini segala project berjalan dengan baik
tanpa memberikan efek samping semacam burn out, reading slump,
atau juga writer block.
- Buat skala prioritas
Write what will you do. Do what you
have write. Write what you have done.
Itu salah satu prinsip yang selama ini saya lakukan. Bikin to do list
setiap hari adalah wajib. Bikin jadwal mingguan dan bulanan pun tidak boleh
terlewatkan.
Dari semua yang sudah kutulis, saya
membuat skala prioritas. Mana yang dieksekusi duluan, mana yang bisa dilakukan
belakangan. Kegiatan kecil yang bisa diselesaikan dalam beberapa menit, saya
usahakan dikumpulkan dalam satu waktu dan segera diselesaikan.
Ke depannya, jika ada project besar yang harus
diselesaikan berurutan, saya akan selipkan jeda di antara dua project tersebut. Ini memberiku
waktu untuk bernapas dan menghilangkan tekanan yang ada. Saat jeda itulah, saya bisa melipir untuk me
time. Dan akhirnya, saya bisa kembali dalam kondisi fresh dan siap
mengeksekusi project
berikutnya.
- Disiplin
Nggak ada manfaatnya saya membuat to
do list, menjadwalkan project
sedemikian rupa, kalau ujung-ujungnya saya tidak disiplin. Saya harus mematuhi
jadwal dengan baik. Kapan saya memulai project, kapan saya harus menyelesaikan
detailnya, dan kapan do date nya.
Disiplin menjadi salah satu kunci penting. Kalau ada satu
project yang molor, melebihi do
date nya, itu akan berdampak pada project-project lain setelahnya.
Jadwal project-project itu akan ikutan
mundur. Mau tidak mau saya harus mereschedul project-project itu.
Jangan sampai karena molornya project satu yang pada
akhirnya mempengaruhi project
lain, pada akhirnya
menumpuk pada satu waktu atau tumpang tindih. Dalam satu waktu harus menghandle
beberapa project
sekaligus. Kalau itu project-project kecil, masih bisa
ditolelir. Namun kalau project
besar yang menuntut fokus dan effort yang lebih, tentu ini memberi tekanan
lebih buatku. Ujungnya jadi burn out dan kawan-kawannya.
- No procrastination
Ini penyakit, sih. Menunda-nunda
itu bikin semua rencana berantakan. Yang seharusnya sudah dikerjakan dan selesai,
malah belum dikerjakan sama sekali. Bonusnya, sayanya jadi tertekan karena
hal-hal yang belum terselesaikan selalu membayangi di pikiran. Semacam Zeigarnik
effect. Serius! Ini bikin stress, sih.
Zeigarnik effect
adalah kondisi dimana seseorang cenderung mengingat hal-hal yang belum selesai dilakukan. Ini
adalah salah satu bentuk respon tubuh saat otak mengalami ketegangan. Nah,
supaya tidak tegang, kebiasaan menunda-nunda harus dihilangkan. Ada beberapa
cara yang saya dapatkan dari beberapa sumber untuk menghilangkan bad habit ini.
Saya akan membahasnya di artikel setelah ini, ya.
Keluar dari Zona Nyaman dengan
Belajar Sesuatu
yang Baru.
Saya termasuk orang yang suka
belajar. Belajar di sini tidak hanya dalam artian secara akademis, ya. Namun
juga belajar di luar sekolah. Seperti mengambil kursus atau juga kelas-kelas
kecil baik online maupun offline.
Banyak teman bertanya, di usia yang
sekarang, kenapa masih juga suka belajar?
Bagiku belajar adalah kesenangan.
Ketika mempelajari sesuatu di luar bidangku, bukan berarti saya ingin menjadi
expert. Yeah, bisa jadi iya, tapi ini lebih karena mempelajari hal baru itu
sesuatu yang menyenangkan. Ini juga sebagai selingan dari rutinitas harianku.
Karenanya saya memilih belajar sesuatu yang agak jauh, atau malah tidak ada
hubungan sama sekali dengan pekerjaan utamaku. Saya belajar menulis fiksi,
menggambar ilustrasi, dan masih banyak lagi bidang di luar bidang kesehatan
yang selama ini saya tekuni.
Sejak tiga tahun lalu, saya fokus
belajar menulis novel. Maka untuk tahun ini dan beberapa tahun ke depan, saya
ingin belajar ilustrasi.
Beberapa waktu terakhir, saya
berselancar di instagram untuk menemukan akun-akun yang sering menyelenggarakan
kelas online, terutama ilustrasi. Beberapa di antaranya adalah Sebingkisah dan Berkreartsi. Barangkali
Anda juga ingin belajar ilustrasi, bisa follow dulu akun-akun tadi. Keduanya
sering menginfokan jadwal kelas online dengan berbagai tema. Harganya pun
terjangkau dan bisa diikuti anak-anak dan dewasa.
Sebagai penutup, saya akan berbagi
cara agar tetap semangat mempelajari hal-hal baru di hidup kita. Barangkali ini
bisa mengispirasi Anda yang masih ragu untuk keluar dari zona nyaman dan aman :
- Pilih hal yang Anda senangi.
Akan menyenangkan kalau belajar hal
baru yang menarik perhatian kita. Menjalaninya pun akan lebih mudah, karena
hati kita bahagia.
- Niatkan untuk belajar.
Niat adalah bahan bakar yang mampu
menggerakkanku semangat belajar. Jangan lupa untuk mengosongkan gelas agar ilmu
mudah masuk. Buat jadwal belajar agar tidak mengganggu aktivitas yang lain.
- Metode belajar yang tepat.
Karena sudah tidak muda lagi
ditambah beban hidup sebagai orang dewasa, membuat proses belajarku tidak semudah
saat masih muda. Karenanya, saya mulai belajar dari hal-hal kecil dan dasar.
Mungkin akan butuh waktu lebih lama, tapi nggak masalah. Nikmati saja
prosesnya. Yang penting ada progresnya. Saya juga menerapkan belajar dengan
cara mencatat, mengulang, dan mempraktekkan. Ini membantu memoriku untuk
mengingat segala sesuatunya.
- Cari inspirator.
Di era sosial media ini, sangat
mudah menemukan sumber informasi dan inspirasi. Saya biasanya mencari
orang-orang ahli di bidang yang
sedang saya pelajari di instagram, lalu memfollownya. Dalam hal ini, saya
memfollow para penulis novel dan para ilustrator. Biasanya mereka akan
mengunggah karya, tips, atau juga trik. Bagiku itu menjadi ilmu yang gratis dan
tidak boleh dilewatkan.
- Gabung dalam komunitas.
Belajar akan lebih semangat kalau
bersama-sama. Saling memotivasi, sharing ilmu, dan informasi. Tak jarang mereka pamer
prestasi. Bagiku ini buka sombong, ya. Semacam kompor yang memanas-manasi,
justru hal-hal ini malah memotivasiku untuk terus
belajar. Barangkali suatu hari nanti saya akan bisa
seperti mereka.
Baca juga >>> Kapan, ya, Saya Mudik?
Berada di zona nyaman itu memang
enak. Namun keluar dari zona nyaman itu lebih menantang. Hidup harus senantiasa
bergerak, jangan hanya diam. Karena Tuhan tidak akan mengubah nasib suatu kaum
kecuali kaum itu sendiri ... termasuk saya dan anda.
~ Hana Aina ~
Baca juga, ya ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih telah berbagi komentar