Hai, BESTie. Long time no see. Kangen saya,
nggak? #PelukSatuSatu.
Rasanya sudah seabad, ya, nggak bersua. Rada lebay,
sih, ini, hihi. Setahun lebih saya tidak menulis di blog ini. Tepatnya lima
belas bulan lamanya sejak terakhir saya menulis di blog ini di bulan Oktober
2023. Selama kutinggal, kalian masih suka main ke sini, nggak?
Sepertinya, hal pertama yang harus saya lakukan adalah
bersih-bersih blog. Duh, itu rumah laba-laba ada di mana-mana. Debu berterbangan
tertiup angin. Helai daun berguguran seolah musim semi. Hmm … Kok malah nulis
puisi, ya.
Meski setahun lebih saya tidak menyambangi blog ini,
tapi bukan berarti saya tidak menulis. Saya tetap menulis, kok. Meski tempat
saya menulis beberapa waktu belakangan ini tidak di blog ini, tapi di platform
lain. Lebih tepatnya platform menulis fiksi. Yup! Untuk sementara saya tidak menulis
non fiksi dan lebih fokus menulis fiksi.
Jadi Begini …
Untuk sementara waktu, saya memutuskan untuk vakum di
blog Coretan Hana ini. Namun saya masih aktif menulis di blog Cerita Hana.
Keduanya adalah blog milikku tapi berbeda niche. Blog Coretan Hana ini memiliki
niche life style blog, sedangkan blog Cerita Hana saya peruntukkan membahas seputar
buku dan bookstagram.
Seperti keputusan saya beberapa waktu lalu, tiga tahun
ini saya putuskan untuk fokus belajar menulis fiksi. Saya yang biasanya hanya
sebatas menulis cerpen dan fiksi mini, kini memberanikan diri menulis yang
lebih panjang, yaitu novel.
Saya mengawali keputusan ini di tahun 2022. Hingga
saat ini, saya menulis novel dibeberapa platform kepenulisan, salah satunya adalah
Wattpad. Silakan mampir ke akun Wattpad saya Hana Aina untuk membaca novel-novel saya.
Ada beberapa novel yang sudah selesai dan ada beberapa juga yang masih on
going.
Semenjak tahun 2022, saya telah menyelesaikan 3 novel
dengan genre berbeda. Satu novel science fiction, satu novel misteri criminal,
dan satu lagi novel bergenre romansa. Dua dari ketiga novel tersebut sudah diterbitkan
oleh penerbit. Satu novel lainnya saya ikutkan lomba di awal tahun 2024 dan
berhasil menjadi juara ketiga. Salah satu reward yang akan saya dapatkan dari
kemenangan ini adalah novel ini akan dicetak oleh penerbit meski harus antri dulu
dengan pemenang yang lainnya.
Saya sudah membuat cacatan perjalanan setiap novel
yang kutulis di blog Cerita Hana. Silakan singgah ke Writing Journey 2022 untuk
membaca di balik penulisan novel The Sign. Atau mampir ke Novel yang
Terinspirasi dari Mimpi untuk membaca cerita di balik penulisan novel Bias. Untuk
novel ketiga, saya sengaja belum mempublikasikan cerita di balik penulisannya,
menunggu novel itu benar-benar naik cetak dulu.
Saya cukup bersyukur, keputusan saya menepi sebentar
untuk fokus menulis fiksi mendapatkan hasil. Saya mencurahkan waktu dan tenaga
untuk kembali belajar dari awal tentang menulis fiksi. Saya mengambil beberapa
kelas, kursus, dan juga pelatihan. Saya benar-benar mengosongkan gelas agar
dapat menampung ilmu baru lebih banyak.
Selayaknya seorang murid yang sedang belajar, saya
juga menyediakan sebuat buku catatan untuk merangkum semua pelajaran yang diberikan
mentor. Saya menulis ulang setiap slide dan materi yang diberikan meski sudah
ada soft filenya. Ini memang cara belajar saya, yaitu dengan menulis ulang
sambil mendengarkan record kelasnya.
Untuk tahun
2025 ini, saya tetap akan aktif menulis fiksi meski mungkin tidak sesering
tahun-tahun sebelumnya. Ini saya lakukan karena saya ingin kembali menulis non
fiski juga. Bagi saya, baik menulis fiksi maupun non fiksi sama pentingnya.
Apalagi akhir-akhir ini saya lagi overthinking. Butuh pelampiasan uneg-uneg di
kepala, hehe.
Sependek pengalamanku, menulis adalah salah satu cara
untuk melawan overthinking. Ini tuh semacam terapi, gitu. Saya bisa menumpahkan
segala pikiran dan prasangka yang ada di kepala kedalam tulisan. Lumayan, bisa
mengurangi beban kepala biar nggak migren, hihi.
Saya berharap, ini tidak mengurangi semangatku tetap
aktif menulis di blog. Pun demikian dengan semangatku untuk melahirkan
novel-novelku yang lain. Tantangannya, saya harus bisa membagi waktu, kapan
saya menulis fiksi, kapan saya menulis non fiksi. Biar balance. Di blog
ini misalnya. Kan sayang juga, ya, blognya sudah pakai domain berbayar, lalu
dianggurin. Nggak balik cuan, dong, wkwk.
Baca juga >>> One Day One Post - Salah Satu Penyemangat Saat Malas Ngeblog
Finally, I’m Back …
Sebagai pemanasan, saya akan menulis di blog ini
dengan tema-tema ringan. Curhatan ini, misalnya. Seperti yang sudah saya tulisan
sebelumnya, saya sedang overthinking. Lagi butuh curhat. Ops! Jadi, Pembaca,
jangan ilfill ya kalau nanti kalian menemukan banyak tulisan curhatanku.
Bagiku, kembali menulis di blog akan menjadi awal yang
baik untuk mengawali tahun 2025 ini. Semacam bagian dari resolusi tahun baru,
gitu. Namun jangan sampai, ya, semangat ini hanya ada di awal saja, pertengahan
tahun mulai melempem, akhir tahun menghilang lagi. Heuheu … Jangan, ya, Dek,
ya. Jangan!
Saya akui, menjaga semangat menulis itu sedikit sulit.
Semangat dan disiplin di awal, bisa jadi stuck di tengah hingga akhir.
Saya tidak harus menulis setiap hari juga, sih. Paling tidak, saya berharap
bisa menulis seminggu sekali. Karenanya, saya butuh memotivasi diri sendiri
agar tetap semangat. Setelah membaca beberapa buku dan artikel, saya mendapat beberapa
insight yang bisa saya lakukan untuk merawat semangat agar tetap
menyala.
- Punya niat dan tekad yang kuat.
Ini harus ada, sih, menurutku. Kalau nggak ada niat yang kuat dan tekad yang bulat, saya nggak akan tergerak untuk membuka laptop lalu mulai mengetik naskah untuk konten blog. Bahkan pernah dengar, nggak, sih, kalau niat dan tekad itu seumpama bahan bakar yang akan melejitkan semangat hingga menggerakkan diri kita untuk melakukan apa saja yang sudah direncanakan.
- Ada tujuan dan alasan menulis.
Biar nggak kehilangan arah, sepertinya saya juga harus
tahu tujuan dan alasanku menulis. Apapun itu, dan tidak harus satu atau dua hal
saja. Banyak pun juga nggak masalah. Sepertinya untuk hal yang satu ini, saya
punya beberapa alasan untuk terus menulis.
Yang pertama,
untuk mengaktifkan kembali blog ini. Sebenarnya bukan hanya blog ini saja, tapi
juga platform penulisan lainnya juga. Blog Cerita Hana dan Wattpad yang selama
ini aktif pun tetap akan aktif. Ditambah beberapa platform lainnya. Namun
sekali lagi, nggak perlu ngoyo. Nulisnya santai aja, nikmati prosesnya.
Kedua,
untuk menumpahkan uneg-uneg. Bukan hanya uneg-uneg yang ada di kepala, tapi juga
di hati. Dari pada gondog, kan, ya, BESTie. Mending dimuntahkan. Lumayan, kan.
Mending nulis dari pada ngomel-ngomel. Biar nggak berisik.
Ketiga,
buat curhat colongan, hihi. Sadar nggak, sih, kalau di beberapa tulisanku tuh
terselip curhatan. Selain itu tidak jarang juga tulisanku adalah responku
terhadap situasi yang kuhadapi saat itu. Ada juga tanggapanku atas masalah
orang lain yang nggak bisa kuungkapkan kepada yang bersangkutan. Tentu saja,
saya tidak memention orang di tulisanku. Segala sesuatunya kusamarkan,
mengolahnya menjadi artikel.
- Siapkan konten.
Saya punya bank ide. Ini tuh penting banget karena ide
bisa datang kapan saja dimana saja. Bisa jadi kedatangannya pun nggak bertahan
lama. Karenanya, ide yang muncul begitu saja harus segera ditangkap dan
diperangkap. Saat saya butuh ide untuk tulisan terbaru, saya butuh membongkar
bank ideku. Dari sinilah, saya bisa memilih beberapa tema yang bisa saya olah
menjadi bahan tulisan. Setelahnya, saya perlu brainstorming, membreakdown ide
menjadi sub tema sebelum berselancar untuk mencari sumber bacaan yang sesuai
dengan tema. Tentu saja sumber-sumber bacaan ini akan membantuku mengembangkan
ide menjadi tulisan panjang.
- Buat jadwal menulis.
Untuk ke depannya, ini menjadi urgent banget. Agar
segalanya berjalan lancar dan terkendali, saya harus membuat jadwal menulis.
Jadwal ini bukan hanya tentang kapan saya menulis, dimana saya akan menulis,
tapi jadwal ini juga berhubungan dengan kegitan saya yang lain di luar menulis.
Termasuk jam-jam biologis dimana saya merasa fresh untuk menulis. Biar
menulisnya lancar, tanpa gangguan dan hambatan. Jangan sampai kegiatan satu
dengan kegiatan yang lain saling tumpang tindih, atau malah saling meniadakan.
Jangan, ya, Dek. Bisa ambyar to do list harianku.
- Set target.
Target di sini bisa kuartikan sebagai deadline
tulisan. Kapan sebuah tulisan harus selesai kutulis. Ini masih berhubungan
dengan jadwal menulis sebelumnya. Kuncinya disiplin dan jangan prokas. Dua hal
ini bisa membuat jadwal ambyar, tumpang tindih, bahkan bisa membuat semangat
drop. Jangan sampai ini terjadi, sih. Bukankah dari awal niatnya saya mau rajin
menulis, ya.
Baca juga >>> Sebuah Curhatan Tentang Resolusi
So, inilah tulisan pembukaku di blog ini. Sekalian
menjadi tulisan awal di tahun baru. Semoga ini bisa menjadi awal yang baik, ya.
Para BESTie, boleh banget, lho, sharing di sini juga tentang pengalaman ngeblog
kalian. Kalian pernah vakum juga nggak, sih, selama ini? Kira-kira apa
penyebabnya? Atau selama ini kalian baik-baik saja, lancar jaya? Share di kolom
komentar, ya.
~ Hana Aina ~
Baca juga, ya ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih telah berbagi komentar