Sabtu, 04 Januari 2025

Alasan Saya Kembali Menulis di Blog Ini


Hai, BESTie. Long time no see. Kangen saya, nggak? #PelukSatuSatu.

Rasanya sudah seabad, ya, nggak bersua. Rada lebay, sih, ini, hihi. Setahun lebih saya tidak menulis di blog ini. Tepatnya lima belas bulan lamanya sejak terakhir saya menulis di blog ini di bulan Oktober 2023. Selama kutinggal, kalian masih suka main ke sini, nggak?

Sepertinya, hal pertama yang harus saya lakukan adalah bersih-bersih blog. Duh, itu rumah laba-laba ada di mana-mana. Debu berterbangan tertiup angin. Helai daun berguguran seolah musim semi. Hmm … Kok malah nulis puisi, ya.

Meski setahun lebih saya tidak menyambangi blog ini, tapi bukan berarti saya tidak menulis. Saya tetap menulis, kok. Meski tempat saya menulis beberapa waktu belakangan ini tidak di blog ini, tapi di platform lain. Lebih tepatnya platform menulis fiksi. Yup! Untuk sementara saya tidak menulis non fiksi dan lebih fokus menulis fiksi.


 Baca juga >>> Agar Resolusi Tidak Hanya Sekedar Mimpi


Jadi Begini …

Untuk sementara waktu, saya memutuskan untuk vakum di blog Coretan Hana ini. Namun saya masih aktif menulis di blog Cerita Hana. Keduanya adalah blog milikku tapi berbeda niche. Blog Coretan Hana ini memiliki niche life style blog, sedangkan blog Cerita Hana saya peruntukkan membahas seputar buku dan bookstagram.

Seperti keputusan saya beberapa waktu lalu, tiga tahun ini saya putuskan untuk fokus belajar menulis fiksi. Saya yang biasanya hanya sebatas menulis cerpen dan fiksi mini, kini memberanikan diri menulis yang lebih panjang, yaitu novel.

Saya mengawali keputusan ini di tahun 2022. Hingga saat ini, saya menulis novel dibeberapa platform kepenulisan, salah satunya adalah Wattpad. Silakan mampir ke akun Wattpad saya Hana Aina untuk membaca novel-novel saya. Ada beberapa novel yang sudah selesai dan ada beberapa juga yang masih on going.

Semenjak tahun 2022, saya telah menyelesaikan 3 novel dengan genre berbeda. Satu novel science fiction, satu novel misteri criminal, dan satu lagi novel bergenre romansa. Dua dari ketiga novel tersebut sudah diterbitkan oleh penerbit. Satu novel lainnya saya ikutkan lomba di awal tahun 2024 dan berhasil menjadi juara ketiga. Salah satu reward yang akan saya dapatkan dari kemenangan ini adalah novel ini akan dicetak oleh penerbit meski harus antri dulu dengan pemenang yang lainnya.

Saya sudah membuat cacatan perjalanan setiap novel yang kutulis di blog Cerita Hana. Silakan singgah ke Writing Journey 2022 untuk membaca di balik penulisan novel The Sign. Atau mampir ke Novel yang Terinspirasi dari Mimpi untuk membaca cerita di balik penulisan novel Bias. Untuk novel ketiga, saya sengaja belum mempublikasikan cerita di balik penulisannya, menunggu novel itu benar-benar naik cetak dulu.

Saya cukup bersyukur, keputusan saya menepi sebentar untuk fokus menulis fiksi mendapatkan hasil. Saya mencurahkan waktu dan tenaga untuk kembali belajar dari awal tentang menulis fiksi. Saya mengambil beberapa kelas, kursus, dan juga pelatihan. Saya benar-benar mengosongkan gelas agar dapat menampung ilmu baru lebih banyak.

Selayaknya seorang murid yang sedang belajar, saya juga menyediakan sebuat buku catatan untuk merangkum semua pelajaran yang diberikan mentor. Saya menulis ulang setiap slide dan materi yang diberikan meski sudah ada soft filenya. Ini memang cara belajar saya, yaitu dengan menulis ulang sambil mendengarkan record kelasnya.

 Untuk tahun 2025 ini, saya tetap akan aktif menulis fiksi meski mungkin tidak sesering tahun-tahun sebelumnya. Ini saya lakukan karena saya ingin kembali menulis non fiski juga. Bagi saya, baik menulis fiksi maupun non fiksi sama pentingnya. Apalagi akhir-akhir ini saya lagi overthinking. Butuh pelampiasan uneg-uneg di kepala, hehe.

Sependek pengalamanku, menulis adalah salah satu cara untuk melawan overthinking. Ini tuh semacam terapi, gitu. Saya bisa menumpahkan segala pikiran dan prasangka yang ada di kepala kedalam tulisan. Lumayan, bisa mengurangi beban kepala biar nggak migren, hihi.

Saya berharap, ini tidak mengurangi semangatku tetap aktif menulis di blog. Pun demikian dengan semangatku untuk melahirkan novel-novelku yang lain. Tantangannya, saya harus bisa membagi waktu, kapan saya menulis fiksi, kapan saya menulis non fiksi. Biar balance. Di blog ini misalnya. Kan sayang juga, ya, blognya sudah pakai domain berbayar, lalu dianggurin. Nggak balik cuan, dong, wkwk.



 
Baca juga >>> One Day One Post - Salah Satu Penyemangat Saat Malas Ngeblog


Finally, I’m Back …

Sebagai pemanasan, saya akan menulis di blog ini dengan tema-tema ringan. Curhatan ini, misalnya. Seperti yang sudah saya tulisan sebelumnya, saya sedang overthinking. Lagi butuh curhat. Ops! Jadi, Pembaca, jangan ilfill ya kalau nanti kalian menemukan banyak tulisan curhatanku.

Bagiku, kembali menulis di blog akan menjadi awal yang baik untuk mengawali tahun 2025 ini. Semacam bagian dari resolusi tahun baru, gitu. Namun jangan sampai, ya, semangat ini hanya ada di awal saja, pertengahan tahun mulai melempem, akhir tahun menghilang lagi. Heuheu … Jangan, ya, Dek, ya. Jangan!

Saya akui, menjaga semangat menulis itu sedikit sulit. Semangat dan disiplin di awal, bisa jadi stuck di tengah hingga akhir. Saya tidak harus menulis setiap hari juga, sih. Paling tidak, saya berharap bisa menulis seminggu sekali. Karenanya, saya butuh memotivasi diri sendiri agar tetap semangat. Setelah membaca beberapa buku dan artikel, saya mendapat beberapa insight yang bisa saya lakukan untuk merawat semangat agar tetap menyala.

  • Punya niat dan tekad yang kuat

Ini harus ada, sih, menurutku. Kalau nggak ada niat yang kuat dan tekad yang bulat, saya nggak akan tergerak untuk membuka laptop lalu mulai mengetik naskah untuk konten blog. Bahkan pernah dengar, nggak, sih, kalau niat dan tekad itu seumpama bahan bakar yang akan melejitkan semangat hingga menggerakkan diri kita untuk melakukan apa saja yang sudah direncanakan. 

  • Ada tujuan dan alasan menulis

Biar nggak kehilangan arah, sepertinya saya juga harus tahu tujuan dan alasanku menulis. Apapun itu, dan tidak harus satu atau dua hal saja. Banyak pun juga nggak masalah. Sepertinya untuk hal yang satu ini, saya punya beberapa alasan untuk terus menulis.

Yang pertama, untuk mengaktifkan kembali blog ini. Sebenarnya bukan hanya blog ini saja, tapi juga platform penulisan lainnya juga. Blog Cerita Hana dan Wattpad yang selama ini aktif pun tetap akan aktif. Ditambah beberapa platform lainnya. Namun sekali lagi, nggak perlu ngoyo. Nulisnya santai aja, nikmati prosesnya.

Kedua, untuk menumpahkan uneg-uneg. Bukan hanya uneg-uneg yang ada di kepala, tapi juga di hati. Dari pada gondog, kan, ya, BESTie. Mending dimuntahkan. Lumayan, kan. Mending nulis dari pada ngomel-ngomel. Biar nggak berisik. 

Ketiga, buat curhat colongan, hihi. Sadar nggak, sih, kalau di beberapa tulisanku tuh terselip curhatan. Selain itu tidak jarang juga tulisanku adalah responku terhadap situasi yang kuhadapi saat itu. Ada juga tanggapanku atas masalah orang lain yang nggak bisa kuungkapkan kepada yang bersangkutan. Tentu saja, saya tidak memention orang di tulisanku. Segala sesuatunya kusamarkan, mengolahnya menjadi artikel.

  • Siapkan konten

Saya punya bank ide. Ini tuh penting banget karena ide bisa datang kapan saja dimana saja. Bisa jadi kedatangannya pun nggak bertahan lama. Karenanya, ide yang muncul begitu saja harus segera ditangkap dan diperangkap. Saat saya butuh ide untuk tulisan terbaru, saya butuh membongkar bank ideku. Dari sinilah, saya bisa memilih beberapa tema yang bisa saya olah menjadi bahan tulisan. Setelahnya, saya perlu brainstorming, membreakdown ide menjadi sub tema sebelum berselancar untuk mencari sumber bacaan yang sesuai dengan tema. Tentu saja sumber-sumber bacaan ini akan membantuku mengembangkan ide menjadi tulisan panjang.

  • Buat jadwal menulis

Untuk ke depannya, ini menjadi urgent banget. Agar segalanya berjalan lancar dan terkendali, saya harus membuat jadwal menulis. Jadwal ini bukan hanya tentang kapan saya menulis, dimana saya akan menulis, tapi jadwal ini juga berhubungan dengan kegitan saya yang lain di luar menulis. Termasuk jam-jam biologis dimana saya merasa fresh untuk menulis. Biar menulisnya lancar, tanpa gangguan dan hambatan. Jangan sampai kegiatan satu dengan kegiatan yang lain saling tumpang tindih, atau malah saling meniadakan. Jangan, ya, Dek. Bisa ambyar to do list harianku.

  • Set target

Target di sini bisa kuartikan sebagai deadline tulisan. Kapan sebuah tulisan harus selesai kutulis. Ini masih berhubungan dengan jadwal menulis sebelumnya. Kuncinya disiplin dan jangan prokas. Dua hal ini bisa membuat jadwal ambyar, tumpang tindih, bahkan bisa membuat semangat drop. Jangan sampai ini terjadi, sih. Bukankah dari awal niatnya saya mau rajin menulis, ya.



Baca juga >>> Sebuah Curhatan Tentang Resolusi


So, inilah tulisan pembukaku di blog ini. Sekalian menjadi tulisan awal di tahun baru. Semoga ini bisa menjadi awal yang baik, ya. Para BESTie, boleh banget, lho, sharing di sini juga tentang pengalaman ngeblog kalian. Kalian pernah vakum juga nggak, sih, selama ini? Kira-kira apa penyebabnya? Atau selama ini kalian baik-baik saja, lancar jaya? Share di kolom komentar, ya.

 

~ Hana Aina ~

 

 

Baca juga, ya ...





Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih telah berbagi komentar