Rabu, 05 Maret 2025

Tentang Prokastinasi


Pernah nggak sih, Anda enggan mengerjakan tugas meski tahu deadline semakin dekat?

Saat deadline datang, Anda baru mengerjakan tugas dengan tergesa hingga hasilnya kurang memuaskan. Bahkan Anda gagal menyelesaikannya hingga lewat deadline?

Hmmm ... Saya pernah dan setelahnya ... menyesal.

Prokrastinasi, alias suka menunda, salah satu sikap negatif yang harus dihindari. Namun kenyatannya, ini banyak dilakukan. Meski awalnya dianggap sepela, tapi jika terus menerus bisa jadi kebiasaan buruk. Ini seperti penyakit, sih, yang diam-diam mengerogoti semangat dan berakhir dengan hasil yang buruk. Bisa jadi kalau Anda pelajar, nilai-nilai jeblok, dan Anda yang pekerja hal ini bisa menjadi nilai buruk dalam kinerja. Anda bisa dianggap kurang profesional dan berdampak pada kenaikan jabatan yang tertunda.


 Baca juga >>> Selamat Hari Blogger Nasional

 

Penyebab Prokrastinasi

Sebenarnya saya termasuk orang yang orginize. Saya selalu merencanakan segala seuatu. Baik itu kegiatan pribadi hingga proyek-proyek yang berhubungan dengan pekerjaan. Sebelum tidur saya selalu membuat to do list esok hari. Ini sangat membantuku agar terarah, fokus, dan tahu apa yang harus dilakukan hari itu. 

Untuk urusan kerjaan, Saya membuat jadwal tugas dan proyek. Untuk hal besar, Saya akan membreakdownnya menjadi hal-hal kecil. Hal-hal kecil ini akan menjadi semacam langkah kecil yang harus kujalani untuk menyelesaikan hal-hal besar. Ini sangat membantuku menyelesaikan projek satu ke proyek yang lain.

Meski saya orang orginize, tapi ada saat dimana saya prokras. Berkaca dari pengalaman, ada beberapa yang membuatku mendadak nggak mood hingga akhirnya memilih prokas.

  • Kewalahan dalam pekerjaan.

Ada kalanya tugas ataupun proyek datang bersamaan. Kalau saja ini adalah tugas ataupun proyek kecil, saya tidak masalah karena terkadang saya multitasking juga. Namun jika ini adalah sesuatu yang besar dan butuh fokus yang lebih, saya akan merasa kewalahan. Terlebih jika saya tidak punya sumber daya yang memadahi. Seperti ketika saya harus bekerja sendiri. Atau saat orang-orang yang menjadi timku kurang memiliki kemampuan di bidang sedang dikerjakan. Termasuk saat tugas yang kudapat tidak linier dengan bidangku.

Situasi ini bisa menjelma menjadi beban kerja bagiku. Stress tiba-tiba datang hingga menyebabkan demotivasi. Akhirnya, saya menunda mengerjakan hingga perasaan terbebani itu hilang. Tapi sampai kapan?

  • Perfeksionis dan takut gagal. 

Saya terbiasa mempersiapkan segala sesuatu. Sebelum memulai projek, saya akan branstrorming dan mencatat langkah apa saja yang harus saya lakukan, siapa saja yang terlibat di dalamnya lengkap dengan pos mana saja mereka bertugas, dan masih banyak hal lain yang harus disiapkan. Ini keliharan ribet, tapi yakinlah, ribet di depan seperti ini akan mempermudah saat eksekusi nanti. Masalahnya adalah, sebagai perfeksionis, terkadang saya merasa ragu untuk memulai ketika persiapan belum sempurna. Kalau persiapan belum matang Saya akan menunda mengerjakanya. Salah satu alasannya karena saya takut gagal. Saya menyadari, ini sesuatu yang kurang baik karena pada akhirnya saya nggak mulai mulai. Akhirnya, prokres lagi.

  • Tidak tertarik dengan pekerjaan.

Biasanya ini datang saat saya merasa sudah pernah mengerjakan tugas yang sama atau setipe, dan bukan sekali, tapi berkali kali. Ini membuat saya bosan. Seperti kurang tantangan. Ini malah jadi demotivasi buatku hingga akhirnya saya prokras.



 
Baca juga >>> Bloggerhood - Nggak Ada Lo Nggak Ramai

 

Dampak Prokrastinasi

Meski terlihat sepele, tapi prokras itu memberikan dampak yang tidak main-main di dalam hidup seseorang. Meski saya pernah beberapakali prokras, tapi untungnya nggak sampi separah ini. Naudzubillah, deh, pokoknya.

Lalu, apa saja akibat negatif dari sikap suka menunda ini ...

  • Kualitas kerja menurun.

Saat deadline masih jauh, nggak dikerjakan. Saat sudah dekat deadline, gedebukan menyelesaikan. Segala sesuatu yang dikerjakan dengan buru-buru, biasanya hasilnya kurang memuaskan. Belum lagi jika ada beberapa detail yang luput dari pengamatan. Ini akan memperburuk hasil. Kalau ini terus berulang, kinerja kita bisa dinilai buruk. Kita dianggap kurang profesional.

  • Target tidak tercapai

Ada yang lebih parah dari hasil yang kurang memuaskan karena menunda mengerjakan, yaitu target yang tidak tercapai. Bisa jadi tugas tidak selesai saat deadline yang ditentukan, atau malah belum dikerjakan sama sekali. Wah, parah, sih, ini! Bisa-bisa dicancle projectnya dan kita sendiri yang rugi.

  • Hilang peluang baik.

Andai saja kita bisa menyelesaikan tugas sesuai jadwal, kita bisa mendaparkan reward yang dijanjikan, misalnya. Atau kita bisa mengikuti lomba dan berpeluang memenangkannya. Sayangnya semua hal baik itu lenyap seketika karena kita tidak bisa memenuhi syarat, yaitu tugas yang selesai.

  • Stress.

Pernah, nggak, sih, saat belum menyelesaikan suatu tugas, rasanya itu tugas menjelma seperti hantu? Iya, seperti hantu yang menghantui pikiran kita. Bangun tidur sampai mau tidur, kepikiran terus. Inilah yang dinamakan Zeigarnik Effect. Lama-lama ini menjadi tekanan dalam diri kita dan memunculkan stress. Heu ...


 Baca juga >>> Dear, Kamu! Yang Ngakunya Blogger Tapi Jarang Update

 

Mengenal Zeigarnik Effect

Seperti yang saya mention di atas bahwa salah satu efek prokastinasi adalah Zeigarnik Effect. Ini adalah kondisi dimana kita cenderung mengingat-ingat tugas yang belum selesai dikerjakan. Ini adalah salah satu respon tubuh saat otak mengalami ketegangan. Yang ada kepikiran terus.

Sebenarnya ini adalah sesuatu yang normal. Namun kenyatannya situasi ini bikin stress. Hidup rasanya jadi tertekan. Alhasil, mood jadi berantakan. Kalau lagi ngerjain tugas yang lain, jadi bikin nggak fokus. 

Kabar baiknya, Zeigarnik Effect bila dikelola dengan baik bisa jadi justru malah membuat kita makin produktif. Lho, kok, bisa ?

Yup! Kuncinya, mulai aja dulu. Paksa diri untuk bergerak. Soal hasilnya yang belum sempurna, selama masih ada waktu sebelum deadline, berarti ada waktu juga untuk memperbaiki. Karenanya, segera kerjakan!

Tugas yang belum selesai yang selalu menghantui, gunakan ini sebagai motivasi. Ucapkan ke diri sendiri, "yuk! Bisa, yuk!"

Yakinlah Zeigarnik Effek ini akan hilang, kalau tugas sudah selesai dikerjakan.



 
Baca juga >>> Inilah 5 Alasanku Mulai Ngeblog

 

Cara Mengatasi Prokrastinasi

Perlahan tapi pasti, saya mulai memperbaiki diri. Salah satunya dengan berjanji tidak prokas lagi, apapun alasannya. Sudah cukup banyak peluang baik hilang. Ditambah lagi efeknya bikin stress gara-gara kepikiran terus tugas yang belum selesai. Anda yang juga suka prokas, yuk, kita sama -sama keluar dari bad habit ini. Coba, deh, cara berikut.

  • Temukan alasan menunda

Saya harus mencari tahu terlebih dahulu alasan kenapa saya menunda. Ada banyak alasan seseorang menunda mengerjakan tugas., seperti yang sudah saya tuliskan di atas. Kalau Anda punya alasan lain, boleh banget lho menambahkannya di kolom komentar.

  • Buat rencana dan tujuan

Ibaratnya saya sedang melakukan perjalanan, saya harus tahu arah tujuan. Membuat daftar tugas sangat membantu saya untuk tetap fokus. Buat skala prioritas. Yang urgen dan penting, segera kerjakan. Yang nggak urgen tapi penting dan nggak penting tapi urgen bisa dijadwalkan. Sedangkan yang nggak penting dan nggak urgen, lebih baik didelegasikan. Ini kulakukan agar saya bisa fokus melakukan hal yang memang perlu dilakukan.

Setelah membuat skala prioritas, jadwalkan semua kegiatan. Jangan sampai tumpang tindih antara tugas satu dengan yang lain. Saya sudah pernah merasakan betapa ruwetnya saat harus mengerjakan dua tugas besar di waktu bersamaan. Cukup! Jangan sampai terulang lagi. 

  • Beri jeda.

Jika memungkinkan, saya akan memberi jeda antara tugas yang satu dengan tugas yang lain. Ini semacam ruang untuk saya bernapas dan melepas ketegangan karena tugas sebelumnya. Ini juga saat bagiku untuk mengumpulkan energi, sebagai persiapan untuk memulai tugas berikutnya. Belum lagi jika tugas berikutnya memerlukan riset dan persiapan lebih. Tentu saya butuh waktu lebih sebelum benar-benar memulainya. Kalau pun misal kedua tugas besar itu tidak bisa dipisahkan, harus jalan bersamaan, mungkin lebih baik saya mencari partner untuk bersama menyelesaikan tugas. Ini di luar anggota team tentunya. Semacam co-worker itu mungkin, ya.

  • Lingkungan kondusif

Ini mungkin terdengar sepele tapi memberi dampak pada semangat kerja. Ruang kerja yang bersih, meja kerja yang rapi, sirkulai udara yang baik, serta pencahayaan ruangan yang cukup, tentu membuat siapapun yang ada di sana merasa nyaman. Kalau perlu, putar musik kesukaan sebagai pengiring selama kerja. Kalau lingkungan kondusif tentu akan membantu untuk fokus juga. Bisa jadi menghadap laptop dua tiga jam nggak terasa. Semangat pun terjaga.

  • Olah raga

Kalau bisa ini jangan diskip, sih. Olah raga bisa membantu kita untuk mensuplai energi. Biar dapat energi tambahan. Nggak gampang capek, pegel, otak juga fresh. Harapannya, tubuh jadi fit dan siap menyelesaikan tugas. Ini juga bisa untuk menjaga kita untuk tetap semangat.

  • Disiplin.

Kalau semua tugas sudah dijadwalkan, persiapan juga sudah matang, tapi kita tidak disiplin melakukannya, sama juga bohong. Kedisiplinan ini menjadi penting agar kita mulai dan selesai sesuai jadwal. Kalau saya pribadi biasanya mengusahakan selesai mengerjakan tugas satu atau dua hari sebelum deadline. Ini memberikanku waktu untuk mengevaluasi hasil kerja, sekaligus memperbaiki jika ada yang kurang atau terlewatkan. Jada waktu ini juga bisa kugunakan untuk memperbaiki kesalahan, selama kesalahannya minor, ya.

  • Reward setelah selesai.

Nggak dilarang, kok, saat kita memberi reward ke diri sendiri atas keberhasilan kita menyelesaikan suatu tugas. Asal jangan berlebihan, ya. Sewajarnya aja rewardnya. Biar nggak terkesan kita boros yang berlindung di balik self reward.



 
Baca juga >>> Menulis Salah Satu Cara untuk Stress Release

 

So, selalu ada kesempatan untuk kita memulai kebiasaan baru dan meninggalkan kebiasaan lama yang kurang produktif. Kapan itu? Saat ini, sekarang juga! Jangan ditunda-tunda, nanti prokas lagi jadinya, hihi.

 

~ Hana Aina ~

 

 

Baca juga, ya ...






Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih telah berbagi komentar