Pernah nggak sih, Anda enggan mengerjakan tugas meski tahu deadline semakin dekat?
Saat deadline datang, Anda baru
mengerjakan tugas dengan tergesa hingga hasilnya kurang memuaskan. Bahkan Anda
gagal menyelesaikannya hingga lewat deadline?
Hmmm ... Saya pernah dan setelahnya
... menyesal.
Prokrastinasi, alias suka menunda,
salah satu sikap negatif yang harus dihindari. Namun kenyatannya, ini banyak
dilakukan. Meski awalnya dianggap sepela, tapi jika terus menerus bisa jadi
kebiasaan buruk. Ini seperti penyakit, sih, yang diam-diam mengerogoti semangat
dan berakhir dengan hasil yang buruk. Bisa jadi kalau Anda pelajar, nilai-nilai
jeblok, dan Anda yang pekerja hal ini bisa menjadi nilai buruk dalam kinerja.
Anda bisa dianggap kurang profesional dan berdampak pada kenaikan jabatan yang
tertunda.
Penyebab Prokrastinasi
Sebenarnya saya termasuk orang yang
orginize. Saya selalu merencanakan segala seuatu. Baik itu kegiatan pribadi
hingga proyek-proyek yang berhubungan dengan pekerjaan. Sebelum tidur saya
selalu membuat to do list esok hari. Ini sangat membantuku agar terarah, fokus,
dan tahu apa yang harus dilakukan hari itu.
Untuk urusan kerjaan, Saya membuat
jadwal tugas dan proyek. Untuk hal besar, Saya akan membreakdownnya menjadi
hal-hal kecil. Hal-hal kecil ini akan menjadi semacam langkah kecil yang harus
kujalani untuk menyelesaikan hal-hal besar. Ini sangat membantuku menyelesaikan
projek satu ke proyek yang lain.
Meski saya orang orginize, tapi ada
saat dimana saya prokras. Berkaca dari pengalaman, ada beberapa yang membuatku
mendadak nggak mood hingga akhirnya memilih prokas.
- Kewalahan dalam pekerjaan.
Ada kalanya tugas ataupun proyek
datang bersamaan. Kalau saja ini adalah tugas ataupun proyek kecil, saya tidak
masalah karena terkadang saya multitasking juga. Namun jika ini adalah sesuatu
yang besar dan butuh fokus yang lebih, saya akan merasa kewalahan. Terlebih
jika saya tidak punya sumber daya yang memadahi. Seperti ketika saya harus
bekerja sendiri. Atau saat orang-orang yang menjadi timku kurang memiliki
kemampuan di bidang sedang dikerjakan.
Termasuk saat tugas yang kudapat tidak linier dengan bidangku.
Situasi ini bisa menjelma menjadi
beban kerja bagiku. Stress tiba-tiba datang hingga menyebabkan demotivasi.
Akhirnya, saya menunda mengerjakan hingga perasaan terbebani itu hilang. Tapi
sampai kapan?
- Perfeksionis dan takut gagal.
Saya terbiasa mempersiapkan segala
sesuatu. Sebelum memulai projek, saya akan branstrorming dan mencatat
langkah apa saja yang harus saya lakukan, siapa saja yang terlibat di dalamnya
lengkap dengan pos mana saja mereka bertugas, dan masih banyak hal lain yang
harus disiapkan. Ini keliharan ribet, tapi yakinlah, ribet di depan seperti ini
akan mempermudah saat eksekusi nanti. Masalahnya adalah, sebagai perfeksionis,
terkadang saya merasa ragu untuk memulai ketika persiapan belum sempurna. Kalau
persiapan belum matang Saya akan menunda mengerjakanya. Salah satu alasannya
karena saya takut gagal. Saya menyadari, ini
sesuatu yang kurang baik karena pada akhirnya saya nggak mulai mulai. Akhirnya,
prokres lagi.
- Tidak tertarik dengan pekerjaan.
Biasanya ini datang saat saya
merasa sudah pernah mengerjakan tugas yang sama atau setipe, dan bukan sekali,
tapi berkali kali. Ini membuat saya bosan. Seperti kurang tantangan. Ini malah
jadi demotivasi buatku hingga akhirnya saya prokras.
Baca juga >>> Bloggerhood - Nggak Ada Lo Nggak Ramai
Dampak Prokrastinasi
Meski terlihat sepele, tapi prokras
itu memberikan dampak yang tidak main-main di dalam hidup seseorang. Meski saya pernah beberapakali
prokras, tapi untungnya nggak sampi separah ini. Naudzubillah, deh, pokoknya.
Lalu, apa
saja akibat negatif dari sikap suka
menunda ini ...
- Kualitas kerja menurun.
Saat deadline masih jauh, nggak
dikerjakan. Saat sudah dekat deadline,
gedebukan menyelesaikan. Segala sesuatu yang dikerjakan dengan buru-buru,
biasanya hasilnya kurang memuaskan. Belum lagi jika ada beberapa detail yang luput dari
pengamatan. Ini akan memperburuk hasil. Kalau ini terus berulang, kinerja kita
bisa dinilai buruk. Kita dianggap kurang profesional.
- Target tidak tercapai
Ada yang lebih parah dari hasil yang kurang memuaskan karena menunda mengerjakan, yaitu target yang tidak tercapai. Bisa jadi tugas tidak selesai saat deadline yang ditentukan, atau malah belum dikerjakan sama sekali. Wah, parah, sih, ini! Bisa-bisa dicancle projectnya dan kita sendiri yang rugi.
- Hilang peluang baik.
Andai saja kita bisa menyelesaikan
tugas sesuai jadwal, kita bisa mendaparkan reward yang dijanjikan, misalnya.
Atau kita bisa mengikuti lomba dan berpeluang memenangkannya. Sayangnya semua
hal baik itu lenyap seketika karena kita tidak bisa memenuhi syarat, yaitu
tugas yang selesai.
- Stress.
Pernah, nggak, sih, saat belum
menyelesaikan suatu tugas, rasanya itu tugas menjelma seperti hantu? Iya,
seperti hantu yang menghantui pikiran kita. Bangun tidur sampai mau tidur,
kepikiran terus. Inilah yang dinamakan Zeigarnik Effect. Lama-lama ini menjadi
tekanan dalam diri kita dan memunculkan stress. Heu ...
Mengenal Zeigarnik Effect
Seperti yang saya mention di atas
bahwa salah satu efek prokastinasi adalah Zeigarnik Effect. Ini adalah kondisi
dimana kita cenderung mengingat-ingat tugas yang belum selesai dikerjakan. Ini
adalah salah satu respon tubuh saat otak mengalami ketegangan. Yang ada
kepikiran terus.
Sebenarnya ini adalah sesuatu yang
normal. Namun kenyatannya situasi ini bikin stress. Hidup rasanya jadi
tertekan. Alhasil, mood jadi berantakan. Kalau lagi ngerjain tugas yang lain,
jadi bikin nggak fokus.
Kabar baiknya, Zeigarnik Effect
bila dikelola dengan baik bisa jadi justru malah membuat kita makin produktif.
Lho, kok, bisa ?
Yup! Kuncinya, mulai aja dulu.
Paksa diri untuk bergerak. Soal hasilnya yang belum sempurna, selama masih ada
waktu sebelum deadline, berarti ada waktu juga untuk memperbaiki. Karenanya,
segera kerjakan!
Tugas yang belum selesai yang
selalu menghantui, gunakan ini sebagai motivasi. Ucapkan ke diri sendiri,
"yuk! Bisa, yuk!"
Yakinlah Zeigarnik Effek ini akan
hilang, kalau tugas sudah selesai dikerjakan.
Baca juga >>> Inilah 5 Alasanku Mulai Ngeblog
Cara Mengatasi Prokrastinasi
Perlahan tapi pasti, saya mulai
memperbaiki diri. Salah satunya dengan berjanji tidak prokas lagi, apapun
alasannya. Sudah cukup
banyak peluang baik hilang. Ditambah lagi efeknya bikin stress gara-gara kepikiran
terus tugas yang belum selesai. Anda yang juga suka prokas, yuk, kita sama
-sama keluar dari bad habit ini. Coba, deh, cara berikut.
- Temukan alasan menunda.
Saya harus mencari tahu terlebih
dahulu alasan kenapa saya menunda. Ada banyak alasan seseorang menunda
mengerjakan tugas., seperti yang sudah saya tuliskan di atas. Kalau Anda punya
alasan lain, boleh banget lho menambahkannya di kolom komentar.
- Buat rencana dan tujuan.
Ibaratnya saya sedang melakukan
perjalanan, saya harus tahu arah tujuan. Membuat daftar tugas sangat membantu
saya untuk tetap fokus. Buat skala prioritas. Yang urgen dan penting, segera
kerjakan. Yang nggak urgen tapi penting dan nggak penting tapi urgen bisa
dijadwalkan. Sedangkan yang nggak penting dan nggak urgen, lebih baik
didelegasikan. Ini kulakukan agar saya bisa fokus melakukan hal yang memang
perlu dilakukan.
Setelah membuat skala prioritas,
jadwalkan semua kegiatan. Jangan sampai tumpang tindih antara tugas satu dengan
yang lain. Saya sudah pernah merasakan betapa ruwetnya saat harus mengerjakan
dua tugas besar di waktu bersamaan. Cukup! Jangan sampai terulang lagi.
- Beri jeda.
Jika memungkinkan, saya akan
memberi jeda antara tugas yang satu dengan tugas yang lain. Ini semacam ruang
untuk saya bernapas dan melepas ketegangan karena tugas sebelumnya. Ini juga
saat bagiku untuk mengumpulkan energi, sebagai persiapan untuk memulai tugas
berikutnya. Belum lagi jika tugas berikutnya memerlukan riset dan persiapan
lebih. Tentu saya butuh waktu lebih sebelum benar-benar memulainya. Kalau pun
misal kedua tugas besar itu tidak bisa dipisahkan, harus jalan bersamaan,
mungkin lebih baik saya mencari partner untuk bersama menyelesaikan tugas. Ini
di luar anggota team tentunya. Semacam co-worker itu mungkin, ya.
- Lingkungan kondusif.
Ini mungkin terdengar sepele tapi
memberi dampak pada semangat kerja. Ruang kerja yang bersih, meja kerja yang
rapi, sirkulai udara yang baik, serta pencahayaan ruangan yang cukup, tentu
membuat siapapun yang ada di sana merasa nyaman. Kalau perlu, putar musik
kesukaan sebagai pengiring selama kerja. Kalau lingkungan kondusif tentu akan
membantu untuk fokus juga. Bisa jadi menghadap laptop dua tiga jam nggak
terasa. Semangat pun
terjaga.
- Olah raga.
Kalau bisa ini jangan diskip, sih.
Olah raga bisa membantu
kita untuk mensuplai energi. Biar dapat energi tambahan. Nggak gampang capek,
pegel, otak juga fresh. Harapannya, tubuh jadi fit dan siap menyelesaikan
tugas. Ini juga bisa untuk menjaga kita untuk tetap semangat.
- Disiplin.
Kalau semua tugas sudah dijadwalkan,
persiapan juga sudah matang, tapi kita tidak disiplin melakukannya, sama juga bohong.
Kedisiplinan ini menjadi penting
agar kita mulai dan selesai sesuai jadwal. Kalau saya pribadi biasanya
mengusahakan selesai
mengerjakan tugas satu atau dua hari sebelum deadline. Ini memberikanku waktu untuk mengevaluasi hasil
kerja, sekaligus memperbaiki
jika ada yang kurang atau terlewatkan. Jada waktu ini juga bisa kugunakan untuk
memperbaiki kesalahan, selama kesalahannya minor, ya.
- Reward setelah selesai.
Nggak dilarang, kok, saat kita
memberi reward ke diri sendiri atas keberhasilan kita menyelesaikan suatu
tugas. Asal jangan berlebihan, ya. Sewajarnya aja rewardnya. Biar nggak
terkesan kita boros yang berlindung di balik self reward.
Baca juga >>> Menulis Salah Satu Cara untuk Stress Release
So, selalu ada kesempatan untuk kita memulai
kebiasaan baru dan
meninggalkan kebiasaan lama yang kurang produktif. Kapan itu? Saat ini, sekarang juga! Jangan
ditunda-tunda, nanti prokas lagi jadinya, hihi.
~ Hana Aina ~
Baca juga, ya ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih telah berbagi komentar